Thursday 4 March 2021

Kumpulan Cerita Menghibur dan Sarat Makna dari Penulis Cilik

 


Judul: Papa Idamanku

Penulis: Farah Hasanah K. Dinda Rahmadhani, dkk.

Penerbit: Indiva Media Kreasi

Tebal: 143 halaman

Harga: Rp, 39.000

Saya cukup takjub pertama kali membaca cerpen dalam buku ini. Sebelas cerpen dalam buku ini ditulis oleh penulis cilik yang masih duduk di bangku kelas 5 dan 6 SD. Mereka mampu menuliskannya dengan sangat baik dan ide cerita yang cukup menarik. Saya terpukau dengan bagaimana para penulis cilik ini meramu kata dan merangkai kalimatnya dengan begitu apik.

Sebagai pembuka cerpen di buku ini, tulisan Farah Hasanah K. dalam cerpen yang berjudul “Papa Idamanku” sukses membuat saya tersenyum kagum dengan kalimatnya.

“Anesa, ini gorden kamar Papa buka, ya. Nanti sinar matahari tidak bisa menembus kamar, karena matahari tidak bisa tersenyum tanpa melihat wajah cantik Anesa!” (hlm. 7)

Dalam cerita “Papa Idamanku” Farah menceritakan seorang gadis yang bernama Anesa yang memiilki seorang papa yang gemar berkata-kata indah layaknya puisi, kepada anaknya. Tidak hanya kepada anak-anaknya, Papa Anesa juga gemar berkata-kata indah kepada teman-teman sekolah Anesa. Hal itu membuat Anesa malu dan sedikit kesal hingga menyebut papanya lebay.

Keluarga Anesa baru saja pindah rumah dan sekolah Anesa pun harus pindah. Di sekolah yang baru ternyata Anesa bertemu dengan Netta yang gemar sekali membaca buku. Setelah mendengar cerita Netta, ada yang membuat Anesa penasaran dengan nama penullis yang ada di sampul buku yang sedang dibaca oleh Netta. Rupanya dari situlah Anesa menjadi tahu mengapa papanya suka sekali berkata-kata puitis.

Buku kumpulan cerpen ini hampir semua ditulis oleh anak perempuan, kecuali satu cerpen yang berjudul “Jadilah Kartini Sejati” yang ditulis oleh anak laki-laki yang bernama M. Zaidan Al-Ghozi. Wah, menarik ya, cerpen tentang Kartini ditulis oleh anak laki-laki. Cerpen tentang Kartini ini memberi pesan kepada kita bahwa seorang perempuan boleh bekerja dan belajar asal tidak lalai dalam perannya sebagai perempuan di dalam keluarga.

Tema dalam buku ini sangat beragam, ada tema yang terkait dengan dunia menulis, menggambar komik, rasa syukur hingga tema tentang binatang peliharaan yang sangat dekat dengan keseharian anak-anak. Dari semua kisah terlihat para penulis cilik ini betul-betul menguasai tema cerita dan berusaha dengan baik menuliskannya sehingga menjadi sebuah cerita yang asyik untuk dinikmati.

Dalam setiap kisahnya tersirat pesan-pesan kebaikan yang sangat bagus untuk diterapkan oleh anak-anak sejak dini. Seperti pada cerpen yang berjudul “Bukan Bekal Biasa” karya Naura Athaya S. di akhir cerita penulis menegaskan pentingnya rasa bersyukur. “Airin sekarang lebih bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT. Airin telah berproses, dengan melihat ke bawah, pada anak yang lebih tidak beruntung, Airin jadi tidak meremehkan lagi nikmat yang telah diberikan oleh Allah.” (hlm. 73)

Mungkin banyak orang tua yang kesulitan mencari bacaan yang baik untuk buah hati, buku ini layak menjadi pilihan untuk dibaca oleh anak-anak kita di rumah. Dengan cerita yang sederhana namun sarat makna, diharapkan kumpulan cerpen ini dapat menjadi teman santai buah hati kita selama menjalani masa belajar dari rumah. Selain itu, dapat juga menjadi motivasi bagi anak-anak untuk belajar menulis dan membuat cerita. Tentunya dengan memiliki kemampuan menulis, itu akan menjadi nilai plus bagi mereka.


Monday 22 February 2021

Sebuah Petualangan Seru Seorang Remaja Nekat

 

Judul: Petualangan Tiga Hari

Penulis : Dian Dahlia

Penerbit: Indiva Media Kreasi

Tebal: 256 halaman

Harga: Rp. 60000,-

Kamu pernah naik kapal laut?

Pengalaman Mukhlis yang nekat naik kapal dalam cerita di novel ini mengingatkan saya pada pengalaman yang cukup setia dalam memori ingatan saya.

Tidak semua orang pernah naik kapal laut. Tapi jika memiliki pengalaman itu, pasti akan sangat berkesan. Saya sendiri pernah berada di atas kapal laut yang membawa saya dan keluarga ke kampung halaman. Ya, jika ingin pulang kampung, kami harus melewati lautan luas dan itu menjadi salah satu alasan yang membuat kami sangat jarang bisa pulang kampung.