Pemberitaan media akhir-akhir ini sangat membuat aku bingung. Entahlah yang mana yang benar, mana yang salah. Menurut apa yang aku rasa,,hehe,, sebelum Pemilihan Umum Presiden Juli lalu, semua berita yang ada biasa-biasa saja, tidak ada yang terlalu membingungkan apalagi ekstrim. Tapi kenapa setelah pilpres kemarin seolah semua media berlomba-lomba menyiarkan berita terpanas-nya. Bahkan sampai pilpres usai pun, media masih tetap saja berlomba untuk menyajikan berita terpanas tentang pilpres.
Pilpres pun berlalu, dan berita dimedia kembali dikejutkan oleh berita tentang Gaza yang dibombardir oleh tentara Zionis. Serentak hampir seluruh media menyoroti berita kesedihan yang terjadi di Gaza. Berita mengenai pilpres seolah terhalang oleh berita Gaza. Semua orang di dunia mengecam Israel, memang sudah sepantasnya Israel mendapat kecaman dari seluruh Dunia akibat dari kebiadaban yang telah dilakukannya terhadap warga Gaza di Palestina.
Ditengah-tengah berita tentang Gaza, muncul lagi berita yang cukup fenomena, yaitu adanya sekelompok orang yang mendirikan ISIS (Islamic State of Iraq and Syiria). Cukup mencengangkan membaca berita tentang ISIS ini. Dalam berita yang aku baca dan dengar, ISIS ini melakukan aksinya dengan cara-cara yang tidak sepantasnya dilakuakan oleh umat Islam, yaitu menghancurkan masjid dan membunuh orang-orang diluar Islam. Aku pun ragu apakah berita ini benar adanya. Aku sendiri tidak setuju dengan kekerasan yang dilakukan oleh ISIS, meskipun demikian sepertinya banyak juga yang mendukung ISIS. Aku juga pernah membaca berita salah satu media online, disana ditulis bahwa ISIS adalah ciptaan Negara adikuasa yaitu Amerika Serikat. Tapi disisi lain, Amerika juga memerangi ISIS. Ah, semuanya begitu membingungkan.
Berita yang muncul didalam negeri pun tidak kalah heboh. Akhir-akhir ini isu pelarangan Jilbab di Bali menjadi sorotan kita semua. Jadi ada sebuah sekolah yang melarang siswinya menggunakan jilbab ke sekolah. Tentunya hal itu sangat disayangkan, karena Indonesia adalah Negara yang mayoritas penduduknya adalah beragama Islam. Kenapa mereka yang ingin taat pada Tuhannya malah dilarang, sedangkan kemaksiatan seolah dibiarkan begitu saja. Tapi belakangan kuketahui bahwa berita itu adalah berita yang tidak terlalu menonjol di Bali, hanya isu kecil saja. Karena pada kenyataannya masyarakat di Bali baik-baik saja dan tidak ada yang terpengaruh oleh berita itu. Namun bukan berarti isu intoleran itu tidak ada. Begitu berita menurut berita yang aku baca.
Apa yang ingin aku sampaikan disini adalah, dengan danya berita yang serba tidak jelas, simpang siur dan membingungkan, bagaimana kita menyikapi berita-berita tersebut. Terus terang aku termasuk orang yang lumayan kesal dengan pemberitaan yang ada, aku juga tidak jarang mengomentari berita-berita tersebut disosial media. Aku hanya ingin mengungkapkan ketidaksetujaunku terhadap berita-berita yang ada. Nah, pastinya banyak orang yang tidak setuju dengan pemberitaan yang ada saat ini. Dan mereka pun pasti ikut mengeluarkan unek-uneknya di berbagai situs social media seperti facebook, twitter, instagram, path, bbm, whatsapp, dll. Cara mereka menyampaikan unek-uneknya pun berbeda-beda. Ada yang santai menyikapi berita itu, ada yang tidak peduli, sampai ada juga yang saking geramnya sampai mengeluarkan kata-kata yang kasar.
Bagiku sah-sah saja untuk berpendapat di social media manapun. Setiap orang berhak untuk berargumen mengeluarkan pendapatnya. Tapi yang perlu ditekankan disini adalah adab atau etika bagaimana kita mengeluarkan pendapat kita. Aku sangat tidak setuju dengan orang-orang yang melontarkan kata-kata kasar, tidak sopan, maupun menghakimi orang lain karena saking emosinya. Alangkah baiknya jika kita berkomentar dengan kata-kata yang baik lagi sopan. Kata-kata yang dapat menentramkan hati yang membacanya, kata-kata yang menginspirasi pembacanya. Walaupun kita tidak bisa membuat kata-kata seperti itu, setidaknya tulislah kata-kata yang baik dan sopan.
Aku hanya ingin menyampaikan, janganlah terpancing emosi dengan berita-berita yang belum tentu benar adanya. Silakan baca berita dari manapun untuk menambah pengetahuan kita, silakan berkomentar dan berargumen, tapi ingat itu semua harus dilakukan dengan cara santun dan beradab. Kata-kata kasarmu hanya akan merendahkan dirimu sendiri, orang yang membaca komentar-komentarmu yang kasar akan dengan mudah menilai siapa dirimu. Ya, orang akan menilai negative tentang dirimu. Walaupun apa yang kau sampaikan adalah sebuah kebenaran tapi kau menyampaikannya dengan cara arogan, aku yakin pesan itu tidak akan sampai dengan baik ke para pembacanya.
Sekali lagi, marilah jadi pembaca yang cerdas, komentator yang bermartabat. Teliti dulu berita yang datang padamu sebelum kamu sebarkan, perbaiki lagi kata-kata kita sebelum berkomentar. Jangan nodai amal ibadah kita dengan kata-kata kotor dan kasar. Hiasi wall maupun timeline kita dengan kata-kata yang baik, sopan, indah dan menginspirasi. Jika belum bisa membuat kata-kata seperti itu, setidaknya jauhi kata-kata yang tidak pantas. Jadilah agen Muslim yang baik dengan hanya berkata-kata yang baik saja. Insyaa Allah orang lain akan melihat dan meresapinya dengan baik pula, sehingga membuat mereka menyadari bahwa Islam itu Indah, Islam itu bukan teroris, Islam itu rahmatan lil ‘alamiin.
#catatanuntukdirikusendiri
No comments:
Post a Comment