Thursday 25 September 2014

Suddenly Bali

Bali, siapa yang tidak kenal dengan keindahan pulau dewata yang satu ini. Semua orang pasti ingin berkunjung kesana membuktikan apa yang orang-oarang katakan tentang pulau ini. Pesonanya sudah mendunia, wisatawan dari mancanegara sangat mengenal pulau ini sebagai tempat yang tepat untuk berlibur, berjemur, berselancar, dll. 

Begitupun dengan diriku yang sangat ingin berkunjung ke pulau Bali. Kakakku sudah cukup lama tinggal di Bali, namun aku belum pernah sekalipun mengunjunginya. Ada rencana untuk pergi ke Bali tapi entah kapan. Karena aku pikir biaya untuk pergi berlibur ke Bali pasti sangat mahal. Oleh karena aku pun tidak tahu kapan bisa berkunjung kesana.



Tiba di Malang


Liburan pergantian tahun 2012 lalu, aku berencana untuk pergi berlibur ke kota Malang dimana adikku berkuliah. Aku sangat excited untuk pergi ke Malang, karena kota ini adalah salah satu kota favoritku. Malang adalah kota yang bersih dan sejuk, aku sangat menyukai suasana kota ini sejak pertama kali menginjakkan kaki di sana beberapa tahun sebelumnya.


Waktu keberangkatanku ke Malang pun tiba. Tiket kereta api sudah ditangan, packing beres, dan berangkaaatt. Aku naik kereta Mata Remaja dari stasiun Pasar Senen menuju stasiun Malang. Perjalanan ke kota Malang memakan waktu yang cukup lama yaitu kurang lebih 14 jam. Naik kereta api dengan jarak tempuh yang sangat lama memang sangat melelahkan, karena kita akan duduk selama 14 jam. Untuk mengusir kebosanan seperti biasa aku sudah menyiapkan beberapa buku untuk menemani perjalananku.


Kereta tiba di stasiun Malang sekitar pukul 7 pagi. Tidak menunggu lama adikku yang menjemput akhirnya tiba. Kami pun pergi meninggalkan stasiun menuju rumah kos adikku dimana dia tinggal. Dalam perjalanan menuju rumah kos, ada sebuah taman yang menarik perhatianku. Taman yang indah dan rindang, banyak pohon besar dan bunga-bunga cantik disekitarnya, ditengah-tengah taman terdapat kolam yang dipenuhi oleh bunga teratai yang indah. Di depan taman tersebut tedapat gedung walikota Malang. Karena kami pergi menggunakan sepeda motor, aku pun meminta adikku untuk berhenti di taman itu sebentar sekedar untuk melihat keindahannya dan menghirup udara segar kota Malang, tidak lupa pastinya mengabadikan beberapa foto di taman itu.




Suddenly Bali

    Tidak sabar rasanya untuk berjalan-jalan mengelilingi kota Malang. Tapi sebaiknya aku istirahat dulu setelah menempuh perjalanan jauh yang melelahkan. Tiba di kos adikku, langsung saja aku mandi, makan, lalu tidur. Oohh…sepertinya sudah lama sekali aku tidak menyentuh kasur, bantal dan guling yang sangat nyaman ini, dan aku pun tertidur pulas, ZzzZzzz.


    Tiba-tiba adikku memberi tau bahwa kakak kami yang di Bali menyuruh kami langsung saja berangkat ke Bali. Aku agak sedikit kaget dan mengira bahwa aku masih tertidur pulas dan bermimpi. Aku pun langsung terbangun dan memastikan apa yang adikku sampaikan itu benar. Aku tak menyangka kalau aku akan pergi ke Bali. Akhirnya langsung saja kami mengiyakan dan segera mencari tiket bus menuju Bali.


    Adikku pergi ke terminal untuk membeli tiket bus, sedangkan aku memilih tetap di kos untuk melanjutkan tidurku yang belum tuntas tadi, hehe.  Kami mendapatkan tiket bus dengan harga yang terjangkau untuk perjalanan ke Bali. Bus kami akan berangkat pukul 6 sore hari ini. Tak terbayangkan olehku yang baru saja melakukan perjalanan jauh dengan kereta api akan segera melanjutkan perjalanan lagi dengan bus. Perjalanan dari Malang ke Bali memakan waktu kurang lebih 11 jam. Walaupun lelah tapi aku senang akhirnya aku akan ke Bali. Yeay!


    Aku dan adikku tidak menyangka akan pergi ke Bali mendadak seperti ini, kami berdua begitu excited untuk berlibur ke Bali. Tapi disisi lain aku juga sedih karena tidak jadi jalan-jalan di kota Malang. Yah begitulah, manusia hanya merencakan tapi Allah yang menentukan dan memutuskan apa yang akan terjadi. Kita tinggal menjalani saja skenario yang terbaik dariNya.


    Masih ada waktu cukup lama untuk membeli oleh-oleh untuk dibawa ke Bali. Kami pun pergi keluar untuk membeli beberapa oleh-oleh khas Malang, seperti keripik buah, ada keripik salak, mangga, apel, dll. Lalu kami kembali ke kos, mengepak barang-barang yang akan kami bawa. Tiba-tiba saja hujan turun, kami  pun sedikit khawatir karena sebentar lagi kami akan berangkat ke terminal dan diluar sedang hujan. Aku menyarankan untuk naik taksi menuju terminal, lalu adikku mencari taksi ke depan jalan raya. Tapi sayang sekali dia tidak mendapatkan taksi, jalanan agak sepi dan taksi pun tak ada. Akhirnya kami menggukan ojek untuk pergi ke terminal. Hari sudah mulai sore, kami khawatir tidak sampai di terminal tepat waktu. Kami menerjang hujan dengan dua ojek, dan semakin menambah kekhawatiran kami karena jalanan macet. Sebagian pakaianku sudah besah kehujanan, aku lirik adikku juga kebasahan karena dia tidak memakai jas hujannya dengan baik.


    Alhamdulillah kami tiba di terminal hampir pukul 6. Sampai di terminal, kami langsung menuju tempat pemberhentian bus yang menuju Bali. Kami jalan terburu takut bus segera berangkat. Begitu tiba di ruang tunggu bus, kami bertanya ke petugas bus menuju Bali, beruntung bus nya belum berangkat dan ternyata masih menunggu penumpang yang belum kumpul semua. Lega rasanya karena kami tidak terlambat. Akhirnya kami naik ke dalam bus sambil menunggu penumpang yang lain. Waktu menunggu kami gunakan untuk merapikan diri karena kehujanan, kami menggunakan toilet yang ada didalam bus. Toilet yang kecil dan sempit ini membuatku sulit bergerak, hufftt.


    Setelah semua penumpang lengkap, bus pun berangkat. Betapa hari ini benar-benar melelahkan, pikirku. Perjuangan menuju Bali, lumayan seru dan menegangkan karena takut ketinggalan bus. Kami berdua tertawa dan tak percaya kalau kami akan berlibur ke Bali. Haha..


Welcome To Bali


    Sekitar pukul 5 subuh kami sudah tiba di pelabuhan Gilimanuk. Kakakku berpesan bahwa begitu tiba di Gilimanuk penumpang akan turun untuk diperiksa oleh polisi, tapi kakakku menyuruh kami untuk tidak usah turun dan tetap berada di bus. Benar saja semua penumpang turun, hanya kami berdua saja yang tetap berada di bus. Setelah penumpang semua turun, ada pak polisi yang naik ke dalam bus melihat-lihat dan memeriksa keadaan bus. Pak polisi melihat kami berdua, tapi dia tidak bicara apa-apa. Kamipun tidak menyapa pak polisi, sebenarnya dalam hati agak takut juga kalau-kalau pak polisi menginterogasi kami. Alhamdulillah hal itu tidak terjadi. Penumpang yang lain naik lagi dan bus pun meneruskan perjalanan.


    Kami meneruskan perjalanan dari pelabuhan Gilimanuk menuju terminal. Perjalanan menuju terminal lumayan jauh, memerlukan waktu sekitar 1,5-2 jam. Tapi dalam perjalanan ini kami tidak merasa bosan dan lelah karena sepanjang perjalanan kami disuguhi oleh pemandangan yang sangat indah. Kami sangat terpesona oleh keindahan alam yang tersaji dan tidak terbayangkan sebelumnya kalau kami akan melewati jalan seindah ini. Bayangkan saja pemandangan yang terbentang di kiri dan kanan jalan menampilkan pemandangan yang berbeda. Sebelah kiri kami disuguhi pemandangan pantai yang panjang nan indah, sedang sebelah kanan kami disuguhi pemandangan gunung dan sawah yang membentang hijau dan menyegarkan. Kami hampir saja tak mengedipkan mata, tak mau melewatkan momen yang indah ini. ^0^


    Tiba di terminal sekitar pukul 8 pagi. Kakakku dan keluarganya sudah tiba menjemput kami di terminal. Senang sekali bisa bertemu mereka lagi setelah pertemuan di Jogja tahun lalu. Kami langsung pulang menuju rumah kakakku dengan mobil pribadinya.


Uluwatu Panas Hari Itu


     Liburan di Bali dimulai dari mengunjungi lokasi wisata yang bernama Uluwatu. Uluwatu adalah tempat wisata yang berbentuk tebing yang tinggi dan berhadapan dengan lautan biru yang luas membentang. Baru pertama kali aku melihatnya, dan aku takjub dengan cipataan Allah yang satu ini. Perpaduan antara keindahan laut dan kegagahan tebing yang menjulang tinggi. Hari itu cuaca sangat panas, tapi tidak mengurangi keindahan uluwatu yang mempesona para wisatawan baik local maupun internasional. Banyak turis asing yang bekunjung ke sana, dan tidak lupa untuk berfoto dengan salah satu dari turis asing itu (lumayan bisa foto bareng bule, hehe).




    Disekitar uluwatu banyak monyet-monyet berkeliaran bebas tanpa ada yang menjaganya. Kakakku berpesan untuk berhati-hati dengan monyet-monyet itu, karena tidak jarang monyet-monyet itu merampas barang-barang para pengunjung kita, seperti kacamata, topi, bahkan tas kita pun bisa diambilnya. Tapi namanya binatang tetap saja mereka terlihat lucu berlari kesana-kemari, bermain dengan teman sekelompoknya. Dan banyak turis yang mengabadikan gambar monyet-monyet itu, termasuk kami.


Gara-gara Si Ujang


    Kakakku yang tinggal di Bali ada dua orang dan mereka semua sudah berkeluarga. Masing-masing dari mereka mempunyai 2 orang anak, kakakku yang pertama mempunyai dua orang anak perempuan, sedangkan kakaku yang kedua mempunyai dua orang anak laki-laki. Salah satu keponakanku yang laki-laki biasa dipanggil Ujang, padahal nama sebenarnya adalah Rifky. Entah dari mana asal usulnya, dia jadi dipanggil Ujang.


     Hari itu kami pergi piknik bersama dua orang kakakku dan keluarganya. Kami pergi piknik ke kebun raya Bedugul. Dikebun raya ini selain banyak pohon yang rindang, ada juga bukit-bukit yang luas untuk anak-anak bermain dan berlarian kesana-kemari. Langsung saja ponakan-ponakanku bermain berlari-larian di sana. Sedangkan kami orang dewasa asik berfoto-foto. Sebelum kami meninggalkan kebun raya, kami akan berfoto bersama sekali lagi di bukit itu, semua sudah siap diposisi dan dengan pose masing-masing. Tiba-tiba tanpa diduga datanglah Si Ujang yang berlari kearah kami yang mau ikut berfoto, karena saking terburu-burunya dia sampai terjatuh dan mendorongku karena ingin berpegangan, akhirnya kami semua menoleh kearah Ujang yang terjatuh dan kami focus padanya, sedangkan kakakku yang mengambil gambar sudah terlanjur menekan tombol capture pada saat Ujang terjatuh.



    Kami semua tertawa gara-gara Ujang, pose yang kami siapkan semula jadi berubah dan posisi kami menoleh padanya menjadi pose yang terekam dalam kamera. Tapi setelah dilihat hasil fotonya, ternyata fotonya bagus dan lebih menarik Karena gaya kami semua spontan dan terlihat natural gara-gara focus ke Ujang. Terima Kasih Ujang karena sudah membuat kami menghasilkan foto yang keren dan tak terlupakan :)




Berburu Oleh-oleh

    Begitu banyak tempat wisata di Bali, namun tidak semua dapat kami kunjungi karena keterbatasan waktu. Walau hanya beberapa hari di Bali kami sangat senang bisa berlibur ke tempat-tempat wisata yang sudah terkenal dimana-mana. Seperti Tanah Lot, pantai Kuta, Danau Bedugul. Tempat-tempat wisata tersebut tetap saja menjadi idola para wisatawan local maupun asing. Berada di Bali seolah-olah tidak mau pulang, di Bali setiap hari adalah liburan Karena memang suasananya suasana liburan walaupun bukan musim liburan.


    Ada satu hal yang sempat aku perhatikan selama jalan-jalan di Bali yaitu, banyak sesajen-sesajen yang diletakkan di pinggir-pinggir jalan maupun di tepi-tepi pantai.  Kadang ada juga satu atau dua orang yang duduk di pinggir jalan sambil melakukan ritual-ritual doa. Lalu aku bertanya pada kakakku untuk apa sesajen itu diletakkan dipinggir jalan. Ternyata hal itu dipercaya  sebagai penghindar dari berbagai kecelakaan yang sering terjadi di jalan.


    Puas berjalan-jalan beberapa hari ini, dan sekarang saatnya berburu oleh-oleh. Belum lengkap rasanya jika pulang kembali ke Jakarta tanpa oleh-oleh khas Bali. Lalu kakakku membawa kami ke pusat oleh-oleh yang sudah terkenal yaitu KRISNA. Di toko ini banyak sekali berbagai macam oleh-oleh khas Bali. Sampai-sampai aku bingung apa yang harus aku beli saking banyaknya. Berbagai macam produk ada di sini, seperti, kaos, tas, aksesoris, kain bali, makanan ringan khas Bali, hiasan dinding, dll. Semua dengan harga yang berbeda dan relative terjangkau. Tak terasa asik pilih-pilih barang, begitu sampai dikasir total belanjaanku habis 300 ribu. Wow! Ternyata banyak juga ya yang aku beli, okelah tak mengapa yang penting semua kebagian oleh-oleh, untuk keluarga dan teman-teman di Jakarta.



Mari Pulang, Marilah Pulang…


    Masa liburan pun telah usai, saatnya kami kembali ke kota masing-masing. Kami pulang kembali ke Malang dengan menggunakan bus sore hari dan tiba di Malang keesokan paginya. Begitu sampai di Malang, aku langsung mencari tiket kereta api menuju Jakarta. Aku akan pulang ke Jakarta hari itu juga. Tiba di Malang pagi hari dan kembali ke Jakarta pada siang harinya. Ini akan jadi hari yang melelahkan lagi untukku, baru saja turun dari bus disambung lagi dengan kereta api. “Baiklah nikmati saja perjalananmu Nia”, ungkapku dalam hati.


    Namun hasrat untuk berlibur ke Malang tidak hilang begitu saja, dan aku berjanji untuk kembali lagi mewujudkan mimpi jalan-jalan di Malang pada satu kesempatan nanti. Tunggu kedatanganku Malaaaang.


















   
   

2 comments: