Pagi
ini cerah sekali, Shani sudah siap menjalankan aktivitasnya hari ini. Dengan
penampilan barunya yang sudah satu minggu ini dia jalankan, yaitu berhijab. Mama
melihat kemeja Shani yang tergulung di bagian lengan, lalu mengintip kaki Shani
yang belum ditutupi kaus kaki. Mama pun menegur Shani,
“Shan,
itu lengannya jangan digulung gitu dong”, “itu juga kaki, kaus kakinya mana?
Dipake dong cantik.” Protes mama.
Shani
yang ditegur begitu hanya menunjukkan wajah cemberut saja, sambil berkomentar, “Ah,
mama. Bagusan digulung mah lengannya. Lagian juga kenapa sih harus pake kaus
kaki? Yang penting kan aku udah pake jilbab, mah.”
Adakah
diantara kita yang memiliki pengalaman seperti Shani?
Masih
sering dijumpai muslimah yang belum menutup seluruh auratnya dengan baik,
terutama anak-anak remaja yang masih baru hijrah memakai hijab. Patut kita
hargai usaha mereka untuk memakai jilbab. Usia remaja adalah usia dimana mereka
senang dengan dunia fashion, apalagi saat ini marak fashion-fashion yang datang
dari luar. Nah, mereka yang memilih untuk behijab sangat layak untuk kita
apresiasi, meskipun belum sempurna.
Namun
ketidaksempurnaan itu jangan dijadikan bahan untuk mencela yang akhirnya malah membuat
mereka down dan tidak percaya diri
dengan hijabnya. Biarkan mereka dengan gayanya masing-masing, dengan pilihan
hijab yang disukainya, sampai mereka merasa nyaman dengan hijabnya.
Seiring
berjalannya waktu, kita mempunyai kewajiban untuk mengedukasi para remaja yang
belum sempurna dalam menutup aurat, terutama mereka yang ada di sekitar kita misalnya;
keluarga, teman, sahabat. Pelan-pelan kita sampaikan pakaian seperti apa yang
diinginkan oleh Allah Swt. Karena sejatinya kita berpakaian hanya sesuai dengan
apa yang Dia mau, bukan yang kita mau.
Bukan
hanya remaja yang baru hijrah saja yang belum sempurna menutup auratnya, kita
pun yang sudah memakai hijab lebih dulu masih sering lupa untuk memakai kaus
kaki. Padahal kaki itu termasuk aurat yang harus ditutupi. Kemudian lengan,
masih ada saja yang suka menggulung lengan bajunya sehingga memperlihatkan
aurat pada lengannya itu.
Saya
yakin kita semua sudah hafal sekali bagian-bagian mana saja yang termasuk aurat
wanita yang harus ditutupi. Yaitu adalah seluruh tubuh kecuali telapak tangan
dan wajah. Seperti yang terdapat pada hadist Nabi berikut ini.
“Asma’
binti Abu Bakar pernah menemui Rasulullah dengan memakai pakaian yang tipis. Maka
Rasulullah pun berpaling dan bersabda. “Wahai Asma’, sesungguhnya seorang
wanita itu jika sudah haid (baligh), tidak boleh terlihat darinya kecuali ini
dan ini. Beliau menunjuk wajahnya dan kedua telapak tangannya.” (HR. Abu Daud)
Marilah
kita belajar untuk mematuhi perintahNya dengan sempurna. Saling menasihati dan
jangan ada rasa yang satu lebih baik daripada yang lainnya. Karena tidak ada
manusia yang sempurna, tugas kita adalah terus belajar untuk menyempurnakan
iman.
No comments:
Post a Comment