30
menit berlalu layar laptop masih saja putih bersih. Mencoba mencari ide dari
buku-buku bacaan yang tercecer di sekitarku, sayang sang ide belum juga mau
menghampiri. Kubolak-balik lembar demi lembar dari satu buku yang kupilih, kusapu
bersih setiap kata dari berbagai brosur yang memenuhi kamar. Ide pun masih
enggan untuk mampir ke dalam pikiranku.
Kutatap
keluar jendela, rupanya langit sedang mencurahkan air keberkahan-Nya. Aku suka
sekali hujan, dia begitu menyejukkan hati. Diri ini begitu menikmati aroma
tanah yang tersiram air hujan. Temanku pernah mengatakan sesuatu yang menarik
tentang hujan. Dia bilang “Rindu adalah ketika tanah kering disiram air hujan.”
Apakah
aku sedang merindukan sesuatu atau seseorang? Ehm, memandang keluar jendela
yang sedang turun hujan dan mengingatkanku pada kata-kata seorang teman tentang
rindu, aku malah dilanda kerinduan.
Kualihakan
tatapanku kembali ke laptop, mencoba mengusir rasa rindu yang akhirnya akan
membuatku semakin emosional. Layar di laptop masih bersih seperti semula. Tak
ada setitik pun noda hitam yang menempel di atasnya, layaknya kain putih yang
baru saja dicuci bersih dengan pemutih.
Baru
saja kuletakkan tangan di atas keyboard, terdengar bunyi ponsel yang begitu
nyaring. Sejurus saja kuraih dan kulihat di layar ponsel rupanya ada pesan
masuk. Rasa penasaran menghinggapi. Siapa kiranya yang mengirim pesan ini.
Hatiku berdebar ketika mengetahui pesan yang kuterima berasal dari teman yang
nun jauh di negeri padang pasir.
Setelah
membalas pesannya aku merasa ada perasaan yang aneh menghinggap di hati.
Perasaan yang cukup menenangkan dan menyenangkan seperti tanah kering yang
tersiram air hujan. Tepat satu bulan sejak terakhir dia menghubungiku, dan
selama itu juga aku menanti pesan darinya yang tak kunjung datang.
Baiklah,
kusingkirkan dulu ponsel ini dan kembali pada laptop yang sudah semakin panas
saja karena terlalu lama ditinggalkan. “Mengapa sulit sekali mendapatkan ide
untuk menulis?”, aku berkata dalam hati. Padahal menurut para penulis senior
yang sudah menelurkan banyak buku, ide itu ada di mana-mana, ide berkeliaran di
sekitar kita. Tapi mengapa ide tidak berkeliaran disekitarku? Aku menjadi kesal
dengan diriku yang begitu sulit untuk mulai menulis.
Akhirnya kutinggalkan laptop menuju peraduan. Zzzzz
Hmm, marvelous! it's okay. Aye blm brani krisan, maklum, newbie :)
ReplyDeleteSama, aq juga newbie. Gpp coba aja nulis sekalian buat latihan.
DeleteHappy writing!
wah mba nia, menjadikan kebuntuan akan ide menulis menjadi tulisan,,, bahasanya puitis, mantap =)
ReplyDeletehihihi, saking ga punya ide jd gitu deh.
DeleteThanks mba. Happy writing! ^^
Mbak nia suka hujan?
ReplyDeleteKalo di luar sedang hujan dan Mba terpaksa keluar, pake payung atau enggak? .-.
suka hujan bukan berarti rela keluar rumah basah2an tanpa pelindung/payung kan? hehe
DeleteHappy writing ^^
luar biasa...! tetap menulis meski blm dpt ide utuh. sy blm tentu bs spt ini, lho. #curcol.
ReplyDeletelanjutkan!