Kenapa
kita harus menjaga Allah? Gimana caranya kita menjaga Allah? Apa akibatnya
kalau kita tidak menjaga Allah? Koq Allah dijagain sih? Udah gak usah
tanya-tanya lagi. Baca aja sampai selesai. Ok? :)
Mungkin
teman-teman penasaran dengan jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di
atas. Saya akan sedikit berbagi ilmu dari kajian yang saya dapatkan Ahad lalu yang disampaikan oleh Ust. Najmi Bin Umar Bakkar.
Tema kajian kali ini persis seperti yang tertulis di judul tulisan ini.
Rasulullah
Saw. bersabda:
“Jagalah Allah, niscaya Allah akan
menjagamu. Jagalah Allah, niscaya Dia akan berada dihadapanmu.”
Siapa
yang tidak mau dijaga oleh Allah, dipandang oleh Allah, disayang oleh Allah?
Saya rasa kita semua amat sangat menginginkan hal itu. Namun apa yang kita inginkan
tersebut masih jauh dari bukti nyata, maksudnya, kita ingin itu semua tapi
masih sangat kurang usaha untuk meraihnya. Bila kita mengharapkan penjagaan
Allah, maka buktikanlah bahwa kita mampu dan pantas untuk itu.
Bagaimana caranya kita menjaga Allah?
Kita
menjaga Allah dengan cara menjaga perintah-perintahNya, larangan-laranganNya,
syari’at-syari’at, hukum-hukum dan hak-hak Allah.
Menjaga
perintahNya dengan melakukan apa-apa yang memang telah diperintahkan, seperti
shalat wajib, puasa, berbakti pada orang tua, membaca Al-qur’an dan
ibadah-ibadah lainnya. Menjaga laranganNya dengan menjauhi segala maksiat dan
dosa, seperti menyekutukan Allah, zina, dusta, mengkonsumsi makanan yang haram,
korupsi, membunuh dan maksiat lainnya. Menjaga syari’atNya yaitu dengan patuh
kepada syari’at yang Allah tetapkan, misalnya berhijab bagi muslimah. Begitupun
dengan hukum dan hak-hak Allah. Hak Allah yang tertinggi adalah tauhid. Jagalah
ketauhidan itu dengan usaha dan kesungguhan agar tetap berada dalam ridhoNya.
Lalu apa yang akan kita dapatkan
jika kita menjaga Allah?
Banyak
sekali kenikmatan dan karunia Allah yang didapat dengan selalu menjagaNya.
Allah telah berjanji dalam Al-qur’an dan janji Allah itu pasti.
“Hai Bani Israil, ingatlah akan
nikmat-nikmatKu yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu
kepadaKu, niscaya Aku penuhi janjiKu kepadamu. Dan hanya kepadaKu-lah kamu
harus tunduk.” (QS. Al-Baqarah: 40)
See?
Allah itu memang Maha Memenuhi janji. Apa sih janji kita sama Allah? Janji kita
adalah mengucapkan dua kalimat syahadat dan siap untuk diatur olehNya.
Lalu
apa janji Allah pada kita hamba yang lemah ini? Allah berjanji kepada hamba
yang selalu menjagaNya dengan memberikan keistiqamahan di jalan kebaikan, Allah
juga akan menjaga iman, hati, agama, keluarga, keturunan, harta kita, dan
seluruh penjagaanNya baik di alam dunia, alam kubur hingga akhirat nanti.
Untuk
mendapatkan penjagaan Allah, kita harus membuktikan dengan serius dan
sungguh-sungguh dalam beramal kebaikan. Orang-orang shalih, para ulama baik di
masa lalu hingga kini adalah orang-orang yang sungguh-sungguh. Allah akan
memberikan kebaikan, keberkahan, keistiqomahan, kenikmatan kepada orang yang
sungguh-sungguh.
Ilmu
dan keshalihan kita memang sangat jauh jika dibandingkan dengan orang-orang
shalih, para tabi’in, dan para ulama. Sebagai manusia biasa, iman kita memang
flutuatif atau naik turun, tapi jika kita terus berusaha dengan sungguh-sungguh
dalam menjaga Allah, begitu iman kita turun, Allah akan membantu agar iman kita
cepat naik lagi.
Bagaimana jka kita tidak menjaga
Allah?
Seperti
yang sudah saya sampaikan bahwa janji Allah itu pasti. Jika kita berbuat baik
akan dibalas pula dengan kebaikan, jika kita menjaga Allah, Dia pun akan
menjaga kita, bila kita mensyukuri nikmatNya, maka Dia akan menambahkan nikmat
yang lain.
Begitu
pula dengan dosa. Ibnul Qayyim berkata: “Balasan
dosa adalah dosa. Balasan dari maksiat adalah maksiat.”
Bila
kita melakukan dosa dan maksiat, Allah akan membalasnya dengan kita melakukan
dosa lagi dan lagi, maksiat lagi dan lagi. Mengapa dosa dan maksiat masih
sering terjadi? Itu semua karena Allah tidak menjaga kita. Kenapa Allah tidak
menjaga kita? Karena kita pun tidak menjaga Allah.
Allah
selalu merespon sesuai dengan apa yang kita perbuat. Jika kita menjagaNya, Dia
akan menjaga kita. Bila kita bersyukur, Dia akan menambahkan. Jika kita
memenuhi janji kepadaNya, Dia akan memenuhi janjiNya pula. Bila kita berbuat
maksiat, Dia pun akan menimpakan azab pada kita. Jadi pilihan ada pada kita,
ingin mendapatkan nikmat atau azab? ingin dijaga Allah atau dimurkai olehNya? Tentunya
kita tahu apa yang akan kita pilih. Oleh karena itu wujudkanlah pilihan kita
dengan sungguh-sungguh dalam kebaikan.
“Sesungguhnya kami telah menunjukinya jalan
yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.” (QS. Al-Insan: 3)
Allah
telah menunjukkan kita jalan lurus, tinggal yang mana yang akan kita pilih.
Allah telah menurunkan hidayah kepada semua orang. Hanya saja apakah kita ingin
mendapatkan hidayah itu atau tidak, kembali pada pilihan kita. Sejatinya
hidayah tidak akan datang kepada orang yang hanya diam menunggu, ia harus
dijemput agar hadir dalam hidup kita.
Marilah
kita menjadi pribadi yang pandai menjemput hidayahNya dengan senantiasa menjaga
Allah dalam amal kebaikan. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang Allah
ridhoi di dunia hingga akhirat nanti. Aamiin.
Saya
berharap sedikit ilmu ini cukup menjawab dari pertanyaan-pertanyaan di atas.
Semoga membawa manfaat dan dapat menambah ilmu kita semua.Aamiin.
No comments:
Post a Comment