Wednesday 25 November 2015

Dikejar dan Mengejar Mimpi





Mau dikejar atau mengejar mimpi? Dua-duanya punya sensasi yang berbeda, unik dan kocak. Itulah kata-kata yang bisa saya gambarkan untuk novel kisah hidup yang memotivasi dan penuh dengan komedi, “Mengejar-ngejar Mimpi”.

Dalam buku ini terdapat dua bagian. Bagian 1 atau buku 1 berjudul “Dikejar-kejar Mimpi”, sedangkan buku 2 berjudul “Mengejar-ngejar Mimpi”. 

Buku 1 

Dikejar-Kejar Mimpi

Sesuai dengan judulnya, Dedi, tokoh utama dalam novel ini, dikejar-kejar oleh gadis cantik bernama Iyen, teman satu sekolahnya di SMK Gorontalo. Dedi yang kehidupannya miskin dan sejak kecil sudah ditinggalkan oleh orangtuanya yang pergi entah kemana, mendapatkan perhatian lebih dari Iyen seorang gadis popular di sekolah. Selain cantik, Iyen juga berasal dari keluarga yang berada.


Kisah pertemuan antara Iyen dan Dedi sangat unik, yaitu terjadi pada saat mereka menjalani kegiatan masa orientasi sekolah. Kejadian yang cukup memalukan bagi Dedi, tapi tidak bagi Iyen. Justru sejak saat itu Iyen semakin dekat dengan Dedi. Selain sekolah, Dedi juga bekerja sebagai supir angkot milik pamannya. Mengingat kehidupannya yang miskin dan tidak memiliki masa depan yang jelas, Dedi sadar diri dan berusaha untuk menjauh dari Iyen.

Buku 2

Mengejar-ngejar Mimpi

Setelah dikejar-kejar mimpi pada buku 1, di bagian ini giliran Dedi mengejar-ngejar mimpi. Mimpinya sejak kecil adalah bisa bekerja di Jepang. Ia sangat antusias untuk pergi ke Jepang karena melihat tetangganya yang juga kerja di sana dan jika ia pulang ke kampong halaman selalu membawa alat elektronik terbaru keluaran jepang. Selain itu Dedi begitu menyukai bidang elektronik, mesin dan robot. Makanya ia sangat ingin pergi ke Jepang.

Bukan hanya bekerja di Jepang yang menjadi impiannya, ia juga bermimpi untuk menjadi seorang penulis dan ahli internet. Untuk mewujudkan impiannya itu tidaklah mudah. Proses mewujudkan impiannya dimulai dari menjadi supir angkot, supir pejabat anggota dewan, sales, direkrut anggota kelompok teroris, sampai masuk ke sarang pelacuran. Meskipun halang rintang menghadang, Dedi tetap semangat dan fokus pada tujuannya untuk menjadi penulis. Sampai akhirnya ia bertemu dengan Asma Nadia dan terbitlah buku ini sebagai novel pertamanya. Dengan dibantu Asma nadia dan suaminya, Isa Alamsyah, Dedi dapat menyelesaikan novel ini dalam waktu tiga bulan.

Setiap adegan dalam novel ini sangat menghibur, seru dan kocak. Buku ini berhasil membuat saya tertawa, haru, senang, takjub. Novel motivasi yang dibalut dengan kisah cinta plus komedi dari awal hingga ending, membuat saya enggan berpaling darinya. Membaca novel ini tidak perlu mengerutkan dahi sebab gaya bahasa yang digunakan ringan dan mudah dipahami, disertai gambar-gambar ilustrasi dari adegan-adegan yang dimainkan si tokoh utama. Dengan adanya gambar ilustrasi dan scene-scene yang menghibur, membuat pembaca tidak merasa bosan membacanya hingga selesai. 

Saran saya, jangan membaca buku ini di tempat-tempat umum jika tidak ingin mendapat tatapan aneh dari orang-orang sekitar. Cukup saya saja yang menjadi sasaran tatapan aneh mereka, hehe.

2 comments: