Mau
dikejar atau mengejar mimpi? Dua-duanya punya sensasi yang berbeda, unik dan
kocak. Itulah kata-kata yang bisa saya gambarkan untuk novel kisah hidup yang
memotivasi dan penuh dengan komedi, “Mengejar-ngejar Mimpi”.
Dalam
buku ini terdapat dua bagian. Bagian 1 atau buku 1 berjudul “Dikejar-kejar
Mimpi”, sedangkan buku 2 berjudul “Mengejar-ngejar Mimpi”.
Buku
1
Dikejar-Kejar
Mimpi
Sesuai
dengan judulnya, Dedi, tokoh utama dalam novel ini, dikejar-kejar oleh gadis
cantik bernama Iyen, teman satu sekolahnya di SMK Gorontalo. Dedi yang
kehidupannya miskin dan sejak kecil sudah ditinggalkan oleh orangtuanya yang
pergi entah kemana, mendapatkan perhatian lebih dari Iyen seorang gadis popular
di sekolah. Selain cantik, Iyen juga berasal dari keluarga yang berada.
Kisah
pertemuan antara Iyen dan Dedi sangat unik, yaitu terjadi pada saat mereka
menjalani kegiatan masa orientasi sekolah. Kejadian yang cukup memalukan bagi
Dedi, tapi tidak bagi Iyen. Justru sejak saat itu Iyen semakin dekat dengan Dedi.
Selain sekolah, Dedi juga bekerja sebagai supir angkot milik pamannya. Mengingat
kehidupannya yang miskin dan tidak memiliki masa depan yang jelas, Dedi sadar
diri dan berusaha untuk menjauh dari Iyen.
Buku
2
Mengejar-ngejar
Mimpi
Setelah
dikejar-kejar mimpi pada buku 1, di bagian ini giliran Dedi mengejar-ngejar
mimpi. Mimpinya sejak kecil adalah bisa bekerja di Jepang. Ia sangat antusias
untuk pergi ke Jepang karena melihat tetangganya yang juga kerja di sana dan
jika ia pulang ke kampong halaman selalu membawa alat elektronik terbaru
keluaran jepang. Selain itu Dedi begitu menyukai bidang elektronik, mesin dan
robot. Makanya ia sangat ingin pergi ke Jepang.
Bukan
hanya bekerja di Jepang yang menjadi impiannya, ia juga bermimpi untuk menjadi
seorang penulis dan ahli internet. Untuk mewujudkan impiannya itu tidaklah
mudah. Proses mewujudkan impiannya dimulai dari menjadi supir angkot, supir
pejabat anggota dewan, sales, direkrut anggota kelompok teroris, sampai masuk
ke sarang pelacuran. Meskipun halang rintang menghadang, Dedi tetap semangat
dan fokus pada tujuannya untuk menjadi penulis. Sampai akhirnya ia bertemu
dengan Asma Nadia dan terbitlah buku ini sebagai novel pertamanya. Dengan dibantu
Asma nadia dan suaminya, Isa Alamsyah, Dedi dapat menyelesaikan novel ini dalam
waktu tiga bulan.
Setiap
adegan dalam novel ini sangat menghibur, seru dan kocak. Buku ini berhasil
membuat saya tertawa, haru, senang, takjub. Novel motivasi yang dibalut dengan
kisah cinta plus komedi dari awal hingga ending, membuat saya enggan berpaling
darinya. Membaca novel ini tidak perlu mengerutkan dahi sebab gaya bahasa yang
digunakan ringan dan mudah dipahami, disertai gambar-gambar ilustrasi dari
adegan-adegan yang dimainkan si tokoh utama. Dengan adanya gambar ilustrasi dan
scene-scene yang menghibur, membuat pembaca tidak merasa bosan membacanya
hingga selesai.
Saran
saya, jangan membaca buku ini di tempat-tempat umum jika tidak ingin mendapat
tatapan aneh dari orang-orang sekitar. Cukup saya saja yang menjadi sasaran
tatapan aneh mereka, hehe.
Lucu banget, ya, bukunya? Kayaknya seru dikejar2 mimpi. :D
ReplyDeletebanget mba :D
Deletebaca deh!! ^^