Sunday 5 June 2016

Sertakan Mereka Dalam Doamu



Minggu pertama awal bulan adalah jadwal rutin untuk kajian MANIS (Majelis An Nisa) di AQL Islamic Center. Setiap bulannya majelis ini mendatangkan ustadzah atau pemateri yang hebat, inspiratif dan ahli di bidangnya. Beberapa pemateri yang pernah hadir diantaranya; Ustadzah Maemun Herawati, Ummi Hilya (hafidzah cilik RCTI), Ustadzah Erika Suryani, Lc.

Pada Sabtu, 4 Juni 2016 lalu,  kajian MANIS mendatangkan pemateri yang tidak asing bagi kita semua. Seorang artis yang telah hijrah dan mewaqafkan dirinya secara total di dunia Islam. Dengan gamis pink dan hijab panjangnya, Peggy Melati Sukma hadir dengan penuh keceriaan dan semangat untuk berbagi pada kami semua jama’ah kajian ini. 


Wanita cantik yang biasa disapa dengan sapaan Teh Peggy ini sangat aktif dalam kegiatan dakwah Islam, terutama kepeduliannya terhadap saudara-saudara kita yang masih berada dalam penjajahan. Palestina, Rohingya, Suriah, Afrika menjadi perhatian khusus dalam misi dakwahnya. Khusus Palestina, Teh Peggy membagi pengalamannya selama menangani beberapa kegiatan kemanusiaan, baik projek dari Urban Syiar miliknya maupun projek-projek kemanusiaan dari lembaga Nasional.

Teh Peggy menjalin hubungan kemitraan dengan lembaga-lembaga kemanusiaan di Palestina. Beberapa projek yang telah dijalankan diantaranya, Women Center, bertujuan untuk menjadi wadah para janda syuhada dalam berkreasi membuat kerajinan. Lalu ada juga sekolah yang dibangun untuk anak-anak di Jalur Gaza.

Dalam kesempatan kajian ini, teh Peggy memutarkan video dan menayangkan foto-foto para janda syuhada yang tak lagi mempunyai tempat tinggal karena telah hancur dibombardir oleh Zionis Israel. Anak-anak yang memakai kursi roda karena tidak lagi memiliki kaki untuk berjalan, gedung-gedung dan rumah hancur rata dengan tanah.  Semua itu membuat kami para jama’ah tak kuasa menahan air mata. Terdengar isak dari jama’ah di samping kiri kanan, belakang, bahkan teh Peggy pun tak bisa berbicara dengan lancar akibat menahan air mata.


Dalam pemaparannya ditampilkan juga peta Palestina yang hijau,tapi seiring perjalanan waktu warna hijau itu pun berubah menjadi putih dikarenakan Zionis Israel yang terus menerus merampas tanah milik Palestina. Hanya tersisa titik-titik hijau yang menandakan wilayah itu masih berdiri negara Palestina. Sementara wilayah lain hanya tersisa titik-titik hijau, Jalur Gaza masih bertahan utuh, namun bagai terpenjara akibat blokade besar-besaran ulah Zionis Israel.

Ada rasa kasihan dan prihatin pada saudara-saudara di Palestina yang masih terjajah di zaman sekarang ini yang katanya modern dan berperadaban tinggi. Tapi bagi rakyat Palestina ledakan bom, kehilangan anggota tubuh, kehilangan keluarga adalah hal yang biasa. Mereka lahir untuk syahid. Malah mereka mengatakan pada teh Peggy, 

“Kami baik-baik saja di sini. Kamu tak perlu sedih, jangan menangis. Bantulah kami dengan senjata. Bukan senjata seperti yang Israel miliki, tapi senjata yang paling ampuh adalah doa. Doakan saja kami karena itulah senjata paling ampuh yang dimiliki umat Islam”. Semakin tersayat-sayatlah hati kami, para jama’ah yang mendengarnya.

Betapa rakyat Palestina begitu kuat, tegar menghadapi ujian di dunia ini. Karena mereka tau Surga menanti bagi mereka yang membela Islam, memperjuangkan Islam dan syahid di jalanNya.

Pesan teh Peggy, sertakan selalu saudara-saudara kita di Palestina, Suriah, Rohingya dan di belahan dunia mana pun dalam doa-doa kita. Apalagi di bulan Ramadhan yang penuh kemuliaan dan mustajabnya doa-doa yang dipanjatkan.
 
 

No comments:

Post a Comment