Tuesday 26 December 2017

ANIES SANG PENGGERAK




Judul               : Ketika Anies Baswedan Memimpin
Penulis             : Muhammad Husnil
Penerbit           : Mahaka Publishing
Terbit               : Januari 2017
Tebal               : 272 halaman

Ada satu prinsip Anies Baswedan yang sangat menarik dalam hal memilih jenis pekerjaan. Ia memiliki tiga kriteria yang menentukan apakah ia akan mengambil pekerjaan itu atau tidak. Tiga kriteria tersebut adalah; pekerjaan itu harus menumbuhkan semangat intelektualitas, bisa menunaikan kewajiban sebagai ayah dan juga suami, serta yang terakhir pekerjaan itu memiliki efek sosial. Apabila sebuah pekerjaan tidak memenuhi tiga kriteria itu, Anies tidak akan menyia-nyiakan waktunya untuk pekerjaan itu.

Sejak kecil Anies sudah terbiasa menjadi penggerak. Sewaktu masih duduk di bangku Sekolah Dasar, ia membentuk sebuah kelompok yang diberi nama “kelabang” alias “Kelompok Anak Berkembang”. Anggotanya merupakan teman-teman sekolah dan sepermainan yang berada di sekitar lingkungan tempat ia tinggal. Kegiatan kelabang diisi dengan olah raga. Anies merekrut anak-anak seusianya untuk turut dalam kelompoknya itu. 


Anies tumbuh di keluarga yang mengutamakan pendidikan. Ia terbiasa diajak kakeknya A.R Baswedan dalam setiap kegiatan, mulai dari mengajar hingga memberikan ceramah di depan banyak orang. Anies kecil belajar langsung dari kakeknya tentang kepercayaan diri hingga keahlian berkomunikasi dengan orang lain. Pembawaan kakeknya yang bicara dengan tenang, santun dan berwibawa menurun kepada cucunya itu. Setelah kakeknya meninggal dunia, Anies masih tetap dekat dengan dunia pendidikan karena kedua orangtuanya pun merupakan seorang pendidik. Anies kerap dibawa oleh ayahnya dan ibunya, Rasyid dan Aliyah, saat mengajar dan memberikan kuliah, persis seperti kakeknya dulu.

Jiwa penggerak dan menginspirasi terus tumbuh dalam diri Anies Baswedan. Saat duduk di bangku kelas satu SMA ia terpilih sebagai ketua OSIS, akan tetapi mengingat Anies masih kelas satu, akhirnya ia digantikan oleh kakak kelasnya. Anies tidak kecewa, ia tetap optimis bisa menjadi ketua OSIS. Begitu ia naik ke kelas dua, akhirnya ia berhasil menjadi ketua OSIS di sekolahnya. Saat SMA pula ia mengikuti jejak pamannya melamar dalam program pertukaran pelajar ke Amerika yang dikenal dengan program AFS (American Fields Service). Anies berhasil lolos sebagai perwakilan dari Yogya menuju Amerika untuk belajar selama satu tahun di sana.

Tidak berhenti di SMA, peluang beasiswa kembali datang kepada Anies untuk kembali belajar di Amerika melanjutkan kuliahnya. Anies membawa serta istri dan anaknya ke Amerika. Ada kisah menarik yang meninggalkan kesan sangat dalam buat saya. Kehidupan Anies di Amerika tidaklah mudah. Suatu hari ia dan keluarganya pergi ke Chicago untuk menjual mobilnya yang sudah tua. Perjalanan menuju Chicago melalui highway yang lengang, tiba-tiba mobilnya yang akan dijual itu mogok di tengah jalan yang sepi ditambah cuaca yang sangat tidak bersahabat. Saat itu awan gelap pertanda akan turun hujan. Anies kebingungan bagaimana ia bisa keluar dari situasi sulit itu. Anies bersama istri dan dua anaknya yang masih kecil saat itu. Tiba-tiba datang sebuah truk dan berhenti di tempat mobil Anies mogok. 

Setelah dicek rupanya yang ia butuhkan adalah oli. Si pengendara truk bersedia mengantarkan Anies mencari oli di toko terdekat. Itu berarti ia harus meninggalkan istri dan anak-anaknya sendirian di jalanan lengang dan akan turun badai. Namun Anies optimis ia akan tiba tepat waktu kembali ke lokasi di mana mobilnya mogok. Istri Anies pun rela suaminya pergi meninggalkan ia dan anak-anaknya. Beruntung Anies berhasil mendapatkan oli dan pengendara truk bersedia mengantarkan Anies kembali ke tempat semula. Setelah selesai urusan mobilnya, Anies mengutarakan bagaiaman caranya ia membayar kebaikan si pengendara truk. Pengendara truk itu mengatakan sesuatu yang  membuat Anies hingga kini selalu ingin membantu dan menolong orang lain.

Yang dikatakan oleh pengendara truk itu adalah “Bila suatu saat Anda melihat orang yang membutuhkan bantuan, ingat saya, lalu bantu orang itu. Anda tak perlu membayar saya. Berbuatlah kebaikan untuk orang lain.” Sejak saat itu Anies tak segan-segan membantu teman-teman sesama mahasiswa yang membutuhkan bantuannya, meskipun ia sendiri dalam keadaan sulit.

Anies merupakan aktivis di kampusnya. Sebelum ke Amerika, Anies berkuliah di UGM. Ia aktif menyuarakan aksi-aksi mahasiswa, juga sempat menjadi ketua senat. Anies dan teman-temannya kerap melakukan aksi demonstrasi menyuarakan pendapat menentang kebijakan pemerintah yang merugikan. Dengan aksi-aksinya itu tak jarang Anies mendapatkan teror dari pihak-pihak yang tidak menyukainya. Namun Anies tetap tegar dan terus bergerak.

Jiwa penggerak dan menginspirasi terus hadir dalam diri Anies hingga ia menjadi orang penting di Universitas Paramadina dan kemudian terpilih menjadi salah satu menteri dalam jajaran pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Meskipun ia menjabat hanya dua tahun, telah banyak perubahan yang dibuat dan program-program yang berhasil ia jalankan di bidang pendidikan dan kebudayaan.

Gerakan Indonesia Mengajar menjadi salah satu gerakan yang ia usung sewaktu menjadi rektor Universitas Paramadina. Gerakan itu masih berlangsung hingga sekarang. Sebuah gerakan yang mengajak anak muda Indonesia meluangkan waktunya selama satu tahun utuk mengajar di berbagai pelosok di Indonesia. Anies memiliki motto “mendidik adalah kewajiban moral tiap orang terdidik”. Tujuan dari gerakan ini adalah melunasi janji kemerdekaan, yaitu mencerdaskan anak bangsa.

Satu sifat yang dapat ditiru dari seorang Anies Baswedan yaitu, sikapnya yang selalu tenang mengahadapi berbagai persoalan, disertai tutur kata yang santun dan tenang. Sifat itu membuat dirinya menjadi kepercayaan dan panutan teman-temannya.

Membaca buku biografi dapat menjadi bahan pembelajaran bagi pembacanya. Bagaimana kisah seorang tokoh yang hidup dari nobody menjadi somebody. Tentunya banyak hikmah dan pelajaran yang bisa diraup dari sebuah buku biografi seorang tokoh yang berpengaruh.

No comments:

Post a Comment