Mencontek berarti curang. Dalam kamus Bahasa Indonesia curang bermakna tidak jujur, tidak adil. Bagi anak sekolah maupun mahasiswa, kegiatan mencontek sudah umum. Mereka melakukannya pada saat ulangan, ujian, sampai tugas harianpun ada saja yang mencontek.
Saya ingat dimasa sekolah dulu, pada saat dibangku menengah pertama. Ketika musim ulangan tiba, sering sekali saya perhatikan teman-teman sedang asik mencontek. Alhasil, mereka mendapatkan nilai yang bagus dari hasil mencontek itu. Di sekolah, saya lebih suka duduk dibangku paling depan, nah karena duduk dibangku paling depan, otomatis kesempatan mencontek sangat tipis. Karena guru maupun pengawas akan dengan mudah memperhatikan saya. Dan hasil ulangan sayapun buruk, karena memang saya tidak bisa mengerjakannya. Mengapa saya tidak bisa menjawab soal dengan baik? Mungkin pada saat itu persiapan saya kurang dalam menghadapi ulangan.
Namun begitu saya terima hasil ulangan saya berapun nilainya dan memang itulah yang pantas saya dapatkan. Tapi saya kecewa dengan teman-teman yang mendapat nilai bagus dari hasil mencontek. Menurut saya nilai bagus itu tak ada gunanya jika didapatkan dari hasil mencontek. Itu sama saja tidak jujur pada diri sendiri, tidak adil buat orang lain yang mungkin sudah belajar lebih keras dari mereka.
Kegiatan mencontek dikelas tidak hanya sekali saya temukan, melainkan sering sekali. Sayapun juga pernah melakukannya dengan rasa was-was takut ketahuan oleh guru pengawas. Saya merasa tidak nyaman pada saat saya mencontek, dihantui rasa was-was itu sangat mengganggu sekali. Mulai saat itu saya pun sangat menjauhi diri dari hal yang satu itu. Sekali waktu saya dapat mengerjakan ulangan dengan mudah dan selesai sebelum waktunya. Pada saat itu juga banyak teman-teman yang bertanya pada saya mengenai soal-soal yang tidak bisa mereka kerjakan. Dalam situasi seperti itu saya merasa serba salah, jika saya tidak memberitahu jawabannya, saya khawatir teman saya itu akan marah pada saya dan menganggap saya sombong. Sedangkan jika saya memberitahu jawabannya, saya sangat takut ketahuan oleh guru pengawas.
Banyak sekali metode atau cara yang dilakukan teman-teman untuk mencontek. Ada yang membuat catatan dengan tulisan yang sangat kecil, ada yang menaruh buku catatan di laci meja, ada juga yang menggunakan kode-kode pada teman-teman lain untuk menanyakan jawabannya.
Kegiatan mencontek ini tidak hanya saya alami dimasa sekolah menengah saja, melainkan di masa kuliahpun teman-teman saya banyak yang melakukan hal ini pada saat ujian. Padahal masa kuliah adalah masa dimana siswanya itu sudah cukup dewasa dan harusnya lebih tahu mana yang pantas dilakukan mana yang tidak. Mereka dengan mudah dan santai saja dalam contek-mencontek, apalagi jika diawasi oleh guru atau dosen yang kurang tegas menindak siswa-siswa yang mencontek. Ada pengawas yang cenderung membiarkan mahasiswanya mencontek. Ada pengawas yang asik dengan handphone-nya, ada juga yang serius sekali dengan Koran yang sedang dibaca, sampai-sampai lupa kalau saat itu sedang mengawas ujian dan para mahasiswa sedang asik mencontek.
Namun jika pengawas pada saat ujian itu tegas dan selalu waspada terhadap kemungkinan mencontek, para mahasiswa pun tidak bisa berkutik, mereka tidak bisa lirik kiri-kanan apalagi mencontek. Nah, pada saat mendapatkan pengawas yang ditakuti seperti itu, saya merasa senang karena bisa dipastikan teman-teman tidak berani bertanya jawaban pada saya. Dan saya pun dapat mengerjakan ujian dengan tenang.
Mencontek adalah perbuatan yang sangat buruk. Tidak jujur pada diri sendiri, tidak adil juga untuk orang lain, lebih dari pada itu, kebiasaan mencontek akan membawa pengaruh yang buruk dalam kehidupan di masa depan. Sifat buruk ini akan terbawa dalam kehidupan sehari-hari.
Mencontek adalah mental orang yang sangat lemah. Bayangkan, dengan mencontek alias berbuat curang, para pejabat dapat melakukan korupsi atau kecurangan-kecurangan lainnya dalam sebuah pemerintahan. Jika orang seperti ini banyak tersebar dalam instansi-instansi pemerintahan, kantor-kantor, sekolah-sekolah, bisa dibayangkan betapa masa depan Negara kita akan sangat buruk. Mereka akan dengan leluasa berbuat kecurangan tanpa ada rasa takut apalagi menyesal.
Pastinya kita tidak mau hal ini terjadi bukan? Oleh karena itu, marilah kita tanamkan kejujuran dan keadilan sejak dini pada anak-anak, adik-adik dan terutama pada diri kita sendiri. Jangan biarkan mereka melakukan kecurangan sekecil apapun. Tindak tegas bagi mereka yang mencontek. Bagi guru dan pengawas juga harus tegas dan waspada terhadap berbagai cara-cara curang yang mungkin dapat dilakukan oleh para siswanya.
Jika sejak dini ditanamkan sifat-sifat jujur seperti ini, insyaa Allah Negara kita akan memiliki pejabat-pejabat dan warga masyarakat yang lebih bermoral dan berakhlak mulia, sehingga bangsa kita akan menjadi bangsa yang hebat dan disegani oleh bangsa-bangsa lain.
No comments:
Post a Comment