Kalian
setuju tidak kalau minat baca di Indonesia itu rendah?
Terlepas
dari setuju atau tidak, menurut hemat saya memang minat baca di Indonesia masih
rendah. Hal ini tidak bisa disamaratakan untuk semua orang, tapi faktanya
orang-orang disekitar saya sendiri mengaku malas atau tidak ada waktu untuk
kegiatan yang satu itu.
Kehidupan
di kota Jakarta yang begitu dinamis membuat warganya seolah berpacu oleh waktu.
Pekerjaan yang sangat menyita waktu dan tenaga menjadikan mereka seperti robot
yang pergi pagi pulang malam. Senin sampai Jumat, tidak sedikit yang bekerja
sampai Sabtu bahkan Minggu. Jadwal yang begitu padatnya mmbuat mereka
mengesampingkan kegiatan membaca.
Jangankan
mereka yang sibuk bekerja, mahasiswa dan para pelajar pun yang notabene adalah
masyarakat terdidik masih belum menjadikan membaca sebagai kebiasaan. Berbeda
dengan para pelajar di luar negeri sana yang mewajibkan siswa-siswinya membaca
belasan bahkan puluhan buku dalam waktu tertentu. Tampaknya di Indonesia tidak
ada peraturan seperti itu.
Para
pelajar kita telah dimanjakan oleh gadget, internet, televisi. Mereka lebih
asik main game, mendengarkan music, nonton TV dari pada membaca buku. Tidak ada
yang salah dengan perkembangan teknologi yang semakin maju. Tentu saja kita
menyambut positif hal itu. teknologi juga bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang
bermanfaat. Bahkan kita tetap bisa membaca berbagai informasi melalui gadget.
Tapi tidak semua bisa memanfaatkan teknologi itu untuk membaca.
Sering
saya jumpai orang-orang yang naik kendaraan umum sibuk dengan gadget-nya
masing-masing. Dan apa yang mereka lakukan dengan gadget-gadget itu? Ternyata
mereka sedang asik main game. Kemacetan di Jakarta memang membuat siapa saja
merasa bosan dan kesal. Nah, disinilah fungsi gadget yang kurang maksimal
menurut saya, yaitu untuk menghilangkan rasa bosan dengan bermain game. Padahal,
mereka dapat memanfaatkannya untuk kegiatan yang lebih bermanfaat.
Televisi
juga membuat masyarakat kita kurang berminat untuk membaca. Siaran televisi
yang ada saat ini sangat beragam dan menyihir siapa saja untuk tidak beranjak
dari depan TV. Anak-anak, remaja, hingga dewasa disuguhi oleh program-program
yang sangat jauh dari manfaat. Sayangnya mereka tidak menyadari itu.
Beberapa
waktu lalu saya berkunjung ke perpustakaan sebuah universitas yang sangat
terkenal di Depok. Saya membaca sebuah buku tentang kepenulisan, dalam buku
tersebut diulas tentang kebiasaan membaca di kota Paris. Parisian atau
masyarakat Paris memiliki budaya baca yang sangat kuat. Mengapa?
Setidaknya
ada dua alasan yang dikemukakan oleh penulisnya. Pertama, wacana masyarakat
Paris dalam sejarah peradaban berkembang tidak dari gossip atau mengisi waktu
luang untuk mengobrol, tetapi sudah lama obsesi mengenyam pengetahuan lewat
membaca lalu mewacanakannya menjadi kebiasaan. Kedua, kebiasaan membaca itu
sudah lebih dahulu mengakar dan mendarah daging sebelum ditempa gelombang
budaya dahsyat elektronik dan televisi.
Disini
saya tidak bermaksud membandingkan Negara kita dengan Negara manapun. Akan
tetapi hal tersebut diatas sekiranya cukuplah sebagai bahan motivasi kita untuk
meniru kebiasaan baik dari suatu Negara. Kurangi interaksi dengan gadget,
hindari televisi, matikan laptop, beralihlah ke buku.
Marilah
mulai membiasakan diri untuk membaca. Bacalah apa saja yang kalian sukai. Jika
kalian suka baca komik, bacalah. Jika kalian suka baca novel atau cerpen,
bacalah. Jika kalian suka baca tentang sejarah, bacalah. Insyaa Allah apapun
yang kita baca, pasti ada pelajaran atau hikmah yang didapat. Seiring berjalannya
waktu, teruslah tingkatkan jenis bacaan kita.
Namun
jangan lupa satu hal yang paling penting dan utama untuk dibaca dalam hidup
ini, adalah kitab suci Al-qur’an. Kitab yang wajib dibaca oleh umat Islam.
Saya
berharap kita dapat lebih meningkatkan kebiasaan membaca sehingga menjadi satu
budaya baik yang dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya.
Selamat
membaca ^_^
No comments:
Post a Comment