Hujan
itu dingin, basah, banjir, becek, bocor, macet, jemuran ga kering, males, cuaca
yang mendukung untuk tidur, dll. Itulah kira-kira persepsi banyak orang tentang
hujan. Jika hujan turun, biasanya secara spontan kita akan bergumam,
“Yaah,,hujan”, “Aduh, hujan lagi. Alamat banjir nih”, “Duuh hujan, males
kerja”, “Asik hujan,,tidur lagi ah,,” dan komentar-komentar lain yang bernada
negatif.
Mengapa
kita merespon negatif pada turunnya hujan, padahal hujan itu rahmat yang Allah
turunkan untuk makhluk-Nya di bumi?
Ada waktu-waktu
yang mustajab untuk dikabulkannya doa diantaranya adalah pada saat sholat
fardhu, bermunajat disepertiga malam, antara azan dan iqomat, ketika bersujud,
saat hujan dan hari Jum’at. Waktu hujan adalah salah satu waktu mustajab untuk
memanjatkan doa. Oleh karenanya sangat baik sekali jika kita memanjatkan doa
ketika turun hujan, bukan malah mencaci dan menyalahkan hujan.
Doa
yang sering dilafalakan saat hujan adalah “Allahumma shoyyiban naafi’an”
artinya “Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat”. Kita juga dapat
menambahkan doa lain yang kita inginkan.
Rahmat
dan keberkahan datang bersama air hujan yang turun. Allah melimpahkan air hujan
dengan berbagai manfaat untuk kita hamba-hambaNya.
Allah
berfirman dalam surat Qaf ayat 9 yang artinya “Dan dari langit Kami turunkan
air yang memberi berkah, lalu Kami tumbuhkan dengan (air) itu pepohonan yang
rindang dan biji-bijian yang dapat dipanen”.
Betapa
Allah sangat menyayangi kita, Dia menurunkan hujan semata-mata demi
kelangsungan hidup makhluk-Nya. Dengan turunnya hujan, pepohonan dan
tumbuh-tumbuhan dapat tumbuh dengan subur sehingga sangat bermanfaat untuk
manusia maupun hewan. Bayangkan kalau hujan tidak turun dalam waktu yang
lama. Kita pasti akan sengsara dengan kekeringan yang melanda.
Namun
terbesit dalam benak kita, mengapa setiap hujan turun sesering itu pula terjadi
bencana banjir?
Banjir
bukanlah semata-mata disebabkan oleh hujan. Banjir tidak akan terjadi begitu
saja tanpa sebab. Yang menyebabkan banjir adalah karena ulah tangan kita
sendiri sebagai manusia yang tidak dapat melaksanakan tugas sebagai khalifah di
bumi ini dengan baik. Bencana yang terjadi apapun itu, banjir, tanah longsor,
gempa bumi, kebakaran, dll, adalah Karena kerusakan yang ditimbulkan oleh
manusia.
Teringat
kata-kata seorang ustad yang menyatakan bahwa “Sifat bumi itu merespon perilaku
penghuninya. Kalau perilaku kita baik, maka bumi akan merespon dengan baik.
Sebaliknya, jika perilaku kita buruk, bumi pun akan merespon sesuai dengan
keburukan yang telah dilakukan”.
Allah
juga sudah memperingatkan tentang hal ini dalam Al-qur’an surat Ar-Rum ayat 41.
“Telah
tampak kerusakan didarat dan dilaut disebabkan karena perbuatan dan ulah
manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar”.
Jadi
jangan menyalahkan hujan jika terjadi banjir, tapi marilah kita introspeksi
diri. Perbuatan apa yang telah kita lakukan sehingga menyebabkan terjadinya
bencana? Mulailah ubah kebiasaan buruk seperti membuang sampah di sungai yang
dapat menghambat aliran air, menebang pohon seenaknya tanpa berpikir
panjang tentang akibat yang akan menimpa dikemudian hari. Merubah kebiasaan buruk itu dapat
dilakukan dengan mudah asalkan kita memiliki tekad yang kuat dalam upaya untuk menyelamatkan bumi ini.
Segala
sesuatunya akan lebih mudah jika kita melakukannya mulai dari diri sendiri,
mulai dari yang kecil dan mulai saat ini.
Yuk
kita ubah respon kita tentang hujan! Jangan ada lagi kata-kata yang mencaci dan
menyalahkan hujan. Yang ada hanya kata-kata positif dan doa. Mulai sekarang,
kita ucapkan “Alhamdulillah, I love raining”.
O
ya, satu lagi. Hujan juga membawa rahmat berupa inspirasi. Seperti tulisan ini
yang terinspirasi oleh hujan yang turun di Sabtu pagi ini. ^_^
No comments:
Post a Comment