Saturday 7 March 2015

IBF Lagiiiii,,,

Panggung Utama IBF (Islamic Book Fair) 2015


Hampir tiap tahun ga perah ketinggalan acara ini. Acara yang ditunggu-tunggu para pegiat buku baik penulis, pembaca, penerbit, toko buku dan seluruh warga Jakarta dan luar kota. Meskipun IBF ini diselenggarakan di Jakarta, banyak juga lho yang datang dari luar kota. Wah, salut sama mereka yang udah jauh-jauh datang cuma untuk IBF. Kenapa IBF begitu banyak peminatnya? Karena ini adalah salah satu alternative untuk melakukan wisata, yaitu “wisata buku”. Selain itu IBF juga merupakan pameran buku islam terbesar se-Asia Tenggara.


Niat ke IBF kali ini sebenarnya gak mau beli buku, Cuma mau hadir di acara talkshow “Be The Perfect Muslimah” bersama Ahmad Rifa’I Rifan. Tapi sepertinya mustahil kalau ke pameran buku gak beli buku. Dan memang itu yang terjadi. Meskipun dana terbatas, tak sanggup rasanya melihat buku-buku bagus itu berserakan di stan-stan yang mengelilingi Istora. Mereka seolah memanggilku untuk membawanya pulang, hehe.

Kalau anak muda jaman sekarang galau cuma gara-gara pacar, jodoh, pasangan dan apalah itu. Aku lain lagi, bisa dibilang anti mainstream…haha. Satu yang membuatku galau adalah dimana di situ tersedia begitu banyak buku dan aku bingung mau beli yang mana. Karena semuanya bagus, semuanya mauuu. Seandainya saja ada keajaiban datang berupa kejatuhan uang segepok dari langit, pasti buku-buku itu akan memenuhi ruang di kamarku. Berhubung hal itu gak mungkin, ya sudahlah ya beli aja beberapa buku yang pas di kantong,:)

Tak butuh waktu lama untuk berkeliling stan sampai menemukan buku yang aku inginkan. Aku membeli buku karya Ust. Mohammad Fauzil Adhim yang berjudul Disebabkan Oleh Cinta dan Mencapai Pernikahan Barokah. Itu memang buku lama dan pasti harganya murah. Ah, senangnyaaa (naluri wanita susah dihilangkan, sukanya yang diskon-diskon :D). Selain itu aku juga beli novelnya Kang Abik yang terbaru Api Tauhid. Ada yang lucu dibalik pembelian buku ini.

Sebelum ke IBF aku sudah mengetahui novel Kang Abik ini. banyak baca review di twitter kalau novel ini tuh bagus. Makanya aku niatkan untuk membeli novel ini di IBF. Setelah menunjungi beberapa stan yang menjual novel Api Tauhid, ternyata harga yang ditawarkan berbeda-beda. Nah, di stan pertama yang aku kunjungi rupanya harganya lebih murah. Kembalilah aku ke stan pertama, bertanya lagi harga bukunya untuk memastikan. Harga novel ini sebelum diskon adalah Rp. 70000, setelah diskon jadi Rp. 59000. Lumayan murah lah ya. akhirnya setelah memikirkan, menimbang dan membandingkan, aku memutuskan untuk membeli novel Api Tauhid

For your info, aku termasuk orang yang agak sulit menghitung uang, hehe. Dan kelemahan itu sangat merugikan dibeberapa kesempatan, termasuk IBF ini. Jadi cerinya begini, saat membeli buku Api Tauhid dengan harga RP.59000, aku membayar dengan uang 100 ribuan lalu si penjual memberikan kembalian Rp.31000, segera saja aku terima dan masuk kantong. Setelah meninggalkan stan tersebut, aku melihat-lihat stan lain, mengingat-ingat uang kembalian dan aku hitung lagi, wuuuuuaaah….ternyata kembaliannya kuraaang. Sama saja artinya aku membeli buku dengan harga normal. Tidak mungkin kembali lagi ke stan yang tadi untuk minta kembalian, hiks. Di situ sering saya merasa sedih :D

Ada rasa gak rela, tapi ya sudahlah niatkan saja sedekah. Allah menyuruhku bersedekah dengan cara ini, hehe.

The Talkshow

Urusan beli buku selesai. Tidak mau tengok kiri kanan lagi, takutnya aku akan kalap jika melihat buku-buku lain. Segera menuju tujuan utama yaitu talkshow. Sampai di ruang anggrek di mana talkshow diadakan, ternyata talkshow yang ingin aku hadiri ditunda dan digantikan dengan bincang-bincang mengenai “Mendidik anak dan keluarga dengan Al-qur’an” bersama ustad-ustad yang aku lupa siapa namanya :D. Ada 3 nara sumber, yang aku ingat hanya satu nama yaitu Ust. Hamid Zarkasyi (anak dari pendiri pondok pesantren Gontor).

Alhamdulillah bisa hadir diacara ini karena dapat menambah ilmu pastinya. Sedikit ringkasan yang bisa aku sampaikan di sini tentang bagaimana kita dapat mendidik anak dengan tuntunan yang telah dituliskan dalam Al-qur’an, salah satunya dalam surat Luqman. Silakan teman-teman buka dan pelajari isi suratnya ya. :)

Mendidik anak di jaman yang serba canggih dan modern sekarang ini memiliki tantangan tersendiri bagi orang tua. Anak kita tumbuh di era di mana semuanya serba internet. Dari kecil mereka sudah kenal internet, bahkan lebih pintar menggunakannya dibandingkan orang tuanya. Nah, di sinilah kekuatan doa sangat diperlukan. Karena orang tua jaman sekarang pun tidak semuanya bisa mengontrol segala aktivitas anak dengan maksimal. Maka doa menjadi salah satu senjata yang ampuh untuk mengatasinya.

Orang tua yang sibuk di luar dan tidak sempat memberikan perhatian yang cukup pada anak-anaknya, akan membuat anak kurang perhatian, kurang pendidikan agamanya dan menjadi kurang sopan pada orang tua. Intensitas mereka bertemu orang tua sangat minim sekali, dan begitu ada waktu luang pun orang tua kurang maksimal memanfaatkannya bersama keluarga, malah asik dengan gadget masing-masing. 

Ya, ini menjadi fenomena yang terjadi saat ini, di mana gara-gara gadget, yang dekat jadi jauh, dan yang jauh terasa dekat. Anak yang kurang perhatian akan menjadi tidak sopan pada orang tua, bicara kasar dan susah diatur. Anak-anak seperti ini lebih asik dengan gadget dan teman-teman sepergaulannya yang kita semua tahu bagaimana pergaulan anak jaman sekarang sangat tidak “sehat”.

Kurangnya didikan agama dari orang tua juga dapat membuat anak mudah terkontaminasi oleh pemikiran-pemikiran liberal. Pemikiran yang liberal sangat berbahaya terutama bagi anak-anak muda yang masih labil. Mereka tidak mendapatkan pelajaran agama secara kaffah, yang mana itu adalah tanggung jawab orang tua sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya. Pelajaran agama yang ada di sekolah yang hanya dua jam saja dalam seminggu sangatlah kurang untuk anak-anak kita. Maka peran orang tua sangatlah penting dalam menanamkan aqidah pada anak-anak di rumah.

Pemikiran liberal ini sudah masuk sampai ke pemerintahan, di mana pemerintah berupaya memisahkan agama dengan politik. Sebagai contoh, pemerintah membolehkan untuk  mengosongkan kolom agama pada Kartu Tanda Penduduk. Tak bisa dibayangkan jika kolom agama dikosongkan, semua akan jadi begitu rumit dan serba tidak jelas.

Masuk ke sesi tanya jawab. Ada yang menarik dan cukup menggelikan di sesi ini. jadi ada seorang mahasiswa UIN Jakarta yang mengajukan pertanyaan pada Ust. Hamid Zarkasyi. Pertanyaannya begini, “Ustadz, di UIN itu banyak mahasiswa yang keluaran Gontor. Tapi mengapa pemikiran mereka itu pro-liberal?”. Ustadz Hamid menjawab, “Yang membuat mereka pro-liberal adalah karena mereka masuk UIN. Jadi itu bukan salah Gontor, tapi salah mereka kenapa masuk UIN.” Spontan para hadirin semua tertawa mendengar jawaban Ustadz. Jawaban Ustadz Hamid cukup menghujam masuk ke dalam hati. 

Yang aku tahu memang UIN dikenal dengan pemikiran-pemikirannya yang liberal. Tapi itu tidak bisa dipukul rata. Masih banyak juga yang mempunyai pemikiran lurus, meskipun tidak banyak diketahui. Doakan saja semoga teman-teman kita di UIN tetap terjaga akidahnya dan terhindar dari pengaruh liberal. Aamiin.

The End

Menjelang asar, bincang-bincang “Mendidik anak dan keluarga dengan Al-qur’an” pun selesai. Aku memutuskan untuk langsung pulang. Saat menuju pintu keluar, aku melewati panggung utama IBF. Lalu terdengar Sang MC yang sedang memandu acara menyebut nama Ust. Felix Siauw. Mendengar nama itu aku langsung berhenti melangkah kemudian mengalihkan pandangan kearah MC yang berada di atas panggung. Rupanya sesaat lagi akan diadakan acara talkshow dari tabloid MediaUmat. Dan salah satu pembicaranya adalah Ust. Felix. Akhirnya aku pun tidak jadi pulang malah memutuskan untuk menyaksikan ustadz Felix barang sebentar.

Penampakan Tabloid MediaUmat
Tema yang dibahas dari headline MediaUmat terbitan terbaru ini adalah “Astagfirullah, remaja kok disuruh pacaran”. Ya, fenomena dikalangan anak muda sekarang, gak pacaran gak keren, gak pacaran gak asik, gak pacaran gak gaul, dsb. Sayang sekali mereka tidak tahu kalau pacaran itu maksiat, pacaran itu jalan menuju zina, pacaran tidak diridhoi Allah SWT.

Ust. Felix bilang kalau anak-anak muda kita ini sudah terkontaminasi oleh 3F, food, fashion dan film.

Food. Saat ini banyak sekali makanan baru yang bermunculan di mal-mal seperti junk food dan makanan-makanan lainnya yang tidak jelas kehalalannya. Produsen makanan tersebut mengambil target anak-anak muda yang memang hobinya nongkrong di mal. Dengan makan makanan tersebut, mereka akan merasa keren, gaul dan bergengsi.

Film. Dunia perfilman juga memiliki andi yang sangat besar dalam merusak moral anak-anak muda kita. Lihat saja di bioskop-bioskop begitu banyak anak remaja ABG yang rela mengantri berjam-jam hanya untuk menonton film yang sama sekali tidak berguna dan hanya menguras uang dan membuang waktu dengan sia-sia. Remaja kita disuguhi oleh film-film horror, drama percintaan, komedi yang tidak lepas dari scene-scene yang mengandung pornografi. Sinetron-sinetron yang tayang di televisi-televisi kita juga merupakan alat yang cukup ampuh untuk merusak moral anak muda di Indonesia. Silakan teman-teman sesekali menengok sinetron yang beredar di tengah-tengah kita. Bagaimana menurut kalian?

Fashion. Hal yang satu ini lebih focus kepada anak-anak remaja perermpuan, di mana mereka ingin selalu tampil modis, gaul, cantik. Hal tersebut dimanfaatkan oleh para penggiat fashion untuk memproduksi pakaian-pakaian yang sama sekali tidak sesuai dengan syari’at. Lihat saja di jalan-jalan dan tempat-tempat umum. Remaja wanita berlomba-lomba memamerkan auratnya dengan hot pants yang mereka kenakan, seolah mereka begitu bangganya dengan kecantikan dan keindahan tubuh mereka. Na’udzubillah.

3F di atas adalah pemicu terjadinya pacaran dikalangan remaja bahkan anak SD sekali pun sudah tau apa itu pacaran. Bagaimana meminimalisir itu semua? Yah, itu semua kembali kepada orang tua. Bagaimana mendidik anak di rumah, terutama agamanya. Doa tiada henti. Doa orang tua ke anak, anak ke orang tua. Semuanya harus saling mendukung dan saling mendoakan. Tidak bisa hanya anak saja yang berdoa, atau orang tua saja yang berdoa. Karena kata ustadz Hamid, yang durhaka itu bukan hanya anak pada orang tua tapi orang tua juga bisa durhaka kepada anak. oleh karena itu doa diantara keduanya harus kuat agar Allah meridhoi baik anak maupun orang tua.

Demikian sekilas tentang IBF kemarin (sekilas tapi koq panjang banget ya,,,haha). Semoga dapat diambil manfaatnya dan berguna untuk kita semua sebagai pelajaran dalam mewujudkan keluarga yang diridhoi oleh Allah SWT. Aamiin.

   







2 comments:

  1. 4 jempol buat tulisannya nia...ehehe:-D
    Ttap smngat...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, terima kasih Putra Muhammad. Belum pantas dapat 4 jempol, masih belajar dan banyak yang harus diperbaiki ^_^

      Delete