Panggung Utama IBF (Islamic Book Fair) 2015 |
Hampir
tiap tahun ga perah ketinggalan acara ini. Acara yang ditunggu-tunggu para
pegiat buku baik penulis, pembaca, penerbit, toko buku dan seluruh warga
Jakarta dan luar kota. Meskipun IBF ini diselenggarakan di Jakarta, banyak juga
lho yang datang dari luar kota. Wah, salut sama mereka yang udah jauh-jauh
datang cuma untuk IBF. Kenapa IBF begitu banyak peminatnya? Karena ini adalah
salah satu alternative untuk melakukan wisata, yaitu “wisata buku”. Selain itu
IBF juga merupakan pameran buku islam terbesar se-Asia Tenggara.
Niat
ke IBF kali ini sebenarnya gak mau beli buku, Cuma mau hadir di acara talkshow
“Be The Perfect Muslimah” bersama Ahmad Rifa’I Rifan. Tapi sepertinya mustahil
kalau ke pameran buku gak beli buku. Dan memang itu yang terjadi. Meskipun dana
terbatas, tak sanggup rasanya melihat buku-buku bagus itu berserakan di
stan-stan yang mengelilingi Istora. Mereka seolah memanggilku untuk membawanya
pulang, hehe.
Kalau
anak muda jaman sekarang galau cuma gara-gara pacar, jodoh, pasangan dan apalah
itu. Aku lain lagi, bisa dibilang anti mainstream…haha. Satu yang membuatku
galau adalah dimana di situ tersedia begitu banyak buku dan aku bingung mau
beli yang mana. Karena semuanya bagus, semuanya mauuu. Seandainya saja ada
keajaiban datang berupa kejatuhan uang segepok dari langit, pasti buku-buku itu
akan memenuhi ruang di kamarku. Berhubung hal itu gak mungkin, ya sudahlah ya
beli aja beberapa buku yang pas di kantong,:)
Tak
butuh waktu lama untuk berkeliling stan sampai menemukan buku yang aku
inginkan. Aku membeli buku karya Ust. Mohammad Fauzil Adhim yang berjudul
Disebabkan Oleh Cinta dan Mencapai Pernikahan Barokah. Itu memang buku lama dan
pasti harganya murah. Ah, senangnyaaa (naluri wanita susah dihilangkan, sukanya
yang diskon-diskon :D). Selain itu aku juga beli novelnya Kang Abik yang terbaru
Api Tauhid. Ada yang lucu dibalik pembelian buku ini.
Sebelum
ke IBF aku sudah mengetahui novel Kang Abik ini. banyak baca review di twitter
kalau novel ini tuh bagus. Makanya aku niatkan untuk membeli novel ini di IBF.
Setelah menunjungi beberapa stan yang menjual novel Api Tauhid, ternyata harga
yang ditawarkan berbeda-beda. Nah, di stan pertama yang aku kunjungi rupanya
harganya lebih murah. Kembalilah aku ke stan pertama, bertanya lagi harga
bukunya untuk memastikan. Harga novel ini sebelum diskon adalah Rp. 70000,
setelah diskon jadi Rp. 59000. Lumayan murah lah ya. akhirnya setelah
memikirkan, menimbang dan membandingkan, aku memutuskan untuk membeli novel Api
Tauhid.
For
your info, aku termasuk orang yang agak sulit menghitung uang, hehe. Dan kelemahan
itu sangat merugikan dibeberapa kesempatan, termasuk IBF ini. Jadi cerinya
begini, saat membeli buku Api Tauhid dengan harga RP.59000, aku membayar dengan
uang 100 ribuan lalu si penjual memberikan kembalian Rp.31000, segera saja aku
terima dan masuk kantong. Setelah meninggalkan stan tersebut, aku melihat-lihat
stan lain, mengingat-ingat uang kembalian dan aku hitung lagi,
wuuuuuaaah….ternyata kembaliannya kuraaang. Sama saja artinya aku membeli buku
dengan harga normal. Tidak mungkin kembali lagi ke stan yang tadi untuk minta
kembalian, hiks. Di situ sering saya merasa sedih :D
Ada
rasa gak rela, tapi ya sudahlah niatkan saja sedekah. Allah menyuruhku
bersedekah dengan cara ini, hehe.
The
Talkshow
Urusan
beli buku selesai. Tidak mau tengok kiri kanan lagi, takutnya aku akan kalap
jika melihat buku-buku lain. Segera menuju tujuan utama yaitu talkshow. Sampai
di ruang anggrek di mana talkshow diadakan, ternyata talkshow yang ingin aku
hadiri ditunda dan digantikan dengan bincang-bincang mengenai “Mendidik anak
dan keluarga dengan Al-qur’an” bersama ustad-ustad yang aku lupa siapa namanya
:D. Ada 3 nara sumber, yang aku ingat hanya satu nama yaitu Ust. Hamid Zarkasyi
(anak dari pendiri pondok pesantren Gontor).
Alhamdulillah
bisa hadir diacara ini karena dapat menambah ilmu pastinya. Sedikit ringkasan
yang bisa aku sampaikan di sini tentang bagaimana kita dapat mendidik anak
dengan tuntunan yang telah dituliskan dalam Al-qur’an, salah satunya dalam
surat Luqman. Silakan teman-teman buka dan pelajari isi suratnya ya. :)
Mendidik
anak di jaman yang serba canggih dan modern sekarang ini memiliki tantangan
tersendiri bagi orang tua. Anak kita tumbuh di era di mana semuanya serba
internet. Dari kecil mereka sudah kenal internet, bahkan lebih pintar
menggunakannya dibandingkan orang tuanya. Nah, di sinilah kekuatan doa sangat
diperlukan. Karena orang tua jaman sekarang pun tidak semuanya bisa mengontrol
segala aktivitas anak dengan maksimal. Maka doa menjadi salah satu senjata yang
ampuh untuk mengatasinya.
Orang
tua yang sibuk di luar dan tidak sempat memberikan perhatian yang cukup pada
anak-anaknya, akan membuat anak kurang perhatian, kurang pendidikan agamanya
dan menjadi kurang sopan pada orang tua. Intensitas mereka bertemu orang tua
sangat minim sekali, dan begitu ada waktu luang pun orang tua kurang maksimal
memanfaatkannya bersama keluarga, malah asik dengan gadget masing-masing.
Ya,
ini menjadi fenomena yang terjadi saat ini, di mana gara-gara gadget, yang
dekat jadi jauh, dan yang jauh terasa dekat. Anak yang kurang perhatian akan
menjadi tidak sopan pada orang tua, bicara kasar dan susah diatur. Anak-anak
seperti ini lebih asik dengan gadget dan teman-teman sepergaulannya yang kita
semua tahu bagaimana pergaulan anak jaman sekarang sangat tidak “sehat”.
Kurangnya
didikan agama dari orang tua juga dapat membuat anak mudah terkontaminasi oleh pemikiran-pemikiran
liberal. Pemikiran yang liberal sangat berbahaya terutama bagi anak-anak muda
yang masih labil. Mereka tidak mendapatkan pelajaran agama secara kaffah, yang
mana itu adalah tanggung jawab orang tua sebagai madrasah pertama bagi
anak-anaknya. Pelajaran agama yang ada di sekolah yang hanya dua jam saja dalam
seminggu sangatlah kurang untuk anak-anak kita. Maka peran orang tua sangatlah
penting dalam menanamkan aqidah pada anak-anak di rumah.
Pemikiran
liberal ini sudah masuk sampai ke pemerintahan, di mana pemerintah berupaya
memisahkan agama dengan politik. Sebagai contoh, pemerintah membolehkan untuk mengosongkan kolom agama pada Kartu Tanda Penduduk. Tak bisa dibayangkan jika kolom agama dikosongkan, semua akan jadi begitu rumit dan
serba tidak jelas.
Masuk
ke sesi tanya jawab. Ada yang menarik dan cukup menggelikan di sesi ini. jadi
ada seorang mahasiswa UIN Jakarta yang mengajukan pertanyaan pada Ust. Hamid
Zarkasyi. Pertanyaannya begini, “Ustadz, di UIN itu banyak mahasiswa yang
keluaran Gontor. Tapi mengapa pemikiran mereka itu pro-liberal?”. Ustadz Hamid
menjawab, “Yang membuat mereka pro-liberal adalah karena mereka masuk UIN. Jadi
itu bukan salah Gontor, tapi salah mereka kenapa masuk UIN.” Spontan para
hadirin semua tertawa mendengar jawaban Ustadz. Jawaban Ustadz Hamid cukup
menghujam masuk ke dalam hati.
Yang
aku tahu memang UIN dikenal dengan pemikiran-pemikirannya yang liberal. Tapi itu
tidak bisa dipukul rata. Masih banyak juga yang mempunyai pemikiran lurus, meskipun
tidak banyak diketahui. Doakan saja semoga teman-teman kita di UIN tetap
terjaga akidahnya dan terhindar dari pengaruh liberal. Aamiin.
The
End
Menjelang
asar, bincang-bincang “Mendidik anak dan keluarga dengan Al-qur’an” pun
selesai. Aku memutuskan untuk langsung pulang. Saat menuju pintu keluar, aku
melewati panggung utama IBF. Lalu terdengar Sang MC yang sedang memandu acara
menyebut nama Ust. Felix Siauw. Mendengar nama itu aku langsung berhenti
melangkah kemudian mengalihkan pandangan kearah MC yang berada di atas
panggung. Rupanya sesaat lagi akan diadakan acara talkshow dari tabloid
MediaUmat. Dan salah satu pembicaranya adalah Ust. Felix. Akhirnya aku pun
tidak jadi pulang malah memutuskan untuk menyaksikan ustadz Felix barang
sebentar.
Penampakan Tabloid MediaUmat |
Tema
yang dibahas dari headline MediaUmat terbitan terbaru ini adalah “Astagfirullah,
remaja kok disuruh pacaran”. Ya, fenomena dikalangan anak muda sekarang, gak
pacaran gak keren, gak pacaran gak asik, gak pacaran gak gaul, dsb. Sayang sekali
mereka tidak tahu kalau pacaran itu maksiat, pacaran itu jalan menuju zina, pacaran
tidak diridhoi Allah SWT.
Ust.
Felix bilang kalau anak-anak muda kita ini sudah terkontaminasi oleh 3F, food,
fashion dan film.
Food.
Saat ini banyak sekali makanan baru yang bermunculan di mal-mal seperti junk
food dan makanan-makanan lainnya yang tidak jelas kehalalannya. Produsen makanan
tersebut mengambil target anak-anak muda yang memang hobinya nongkrong di mal. Dengan
makan makanan tersebut, mereka akan merasa keren, gaul dan bergengsi.
Film.
Dunia perfilman juga memiliki andi yang sangat besar dalam merusak moral
anak-anak muda kita. Lihat saja di bioskop-bioskop begitu banyak anak remaja
ABG yang rela mengantri berjam-jam hanya untuk menonton film yang sama sekali
tidak berguna dan hanya menguras uang dan membuang waktu dengan sia-sia. Remaja
kita disuguhi oleh film-film horror, drama percintaan, komedi yang tidak lepas
dari scene-scene yang mengandung pornografi. Sinetron-sinetron yang tayang di televisi-televisi
kita juga merupakan alat yang cukup ampuh untuk merusak moral anak muda di
Indonesia. Silakan teman-teman sesekali menengok sinetron yang beredar di
tengah-tengah kita. Bagaimana menurut kalian?
Fashion.
Hal yang satu ini lebih focus kepada anak-anak remaja perermpuan, di mana mereka
ingin selalu tampil modis, gaul, cantik. Hal tersebut dimanfaatkan oleh para
penggiat fashion untuk memproduksi pakaian-pakaian yang sama sekali tidak
sesuai dengan syari’at. Lihat saja di jalan-jalan dan tempat-tempat umum. Remaja
wanita berlomba-lomba memamerkan auratnya dengan hot pants yang mereka kenakan,
seolah mereka begitu bangganya dengan kecantikan dan keindahan tubuh mereka. Na’udzubillah.
3F
di atas adalah pemicu terjadinya pacaran dikalangan remaja bahkan anak SD
sekali pun sudah tau apa itu pacaran. Bagaimana meminimalisir itu semua? Yah,
itu semua kembali kepada orang tua. Bagaimana mendidik anak di rumah, terutama
agamanya. Doa tiada henti. Doa orang tua ke anak, anak ke orang tua. Semuanya
harus saling mendukung dan saling mendoakan. Tidak bisa hanya anak saja yang
berdoa, atau orang tua saja yang berdoa. Karena kata ustadz Hamid, yang durhaka
itu bukan hanya anak pada orang tua tapi orang tua juga bisa durhaka kepada
anak. oleh karena itu doa diantara keduanya harus kuat agar Allah meridhoi baik
anak maupun orang tua.
Demikian
sekilas tentang IBF kemarin (sekilas tapi koq panjang banget ya,,,haha). Semoga
dapat diambil manfaatnya dan berguna untuk kita semua sebagai pelajaran dalam
mewujudkan keluarga yang diridhoi oleh Allah SWT. Aamiin.
4 jempol buat tulisannya nia...ehehe:-D
ReplyDeleteTtap smngat...
Alhamdulillah, terima kasih Putra Muhammad. Belum pantas dapat 4 jempol, masih belajar dan banyak yang harus diperbaiki ^_^
Delete