Assalamu’alaikum,
Untuk
teman-teman yang sudah menjadi Ayah dan Bunda, saya akan sedikit sharing
tentang bagaimana caranya memiliki anak-anak yang bisa menghafal Al-qur’an.
Untuk teman-teman belum jadi orang tua boleh juga koq ikutan baca, hehe. Siapa
tau punya cita-cita memiliki anak yang hafidz dan hafidzah nantinya.
Kalian
pasti tau kan betapa Allah memberikan kemuliaan bagi orang tua yang memiliki
anak penghafal Al-qur’an? Yup, betul. Allah akan memberikan mahkota dari cahaya
untuk orang tua yang memiliki anak penghafal Al-qur’an di akhirat kelak. Siapa
yang mau? Hayo ngacung! :D
Ok
ok, langsung aja ya sharingnya.
Jadi,
beberapa hari yang lalu saya mengikuti seminar tentang balita yang sudah bisa
membaca Al-qur’an bahkan menghafalnya. Seminar itu diisi oleh pembicara yang
anak-anaknya adalah hafidz dan hafidzah,
yaitu Ust. Agus Sujatmiko. Dihadiri juga oleh hafidz kembar Ismail dan Ishaq
yang sudah menjadi hafidz diusia 12 tahun, lalu ada hafidz cilik yang mengikuti
lomba hafidz Trans 7 Ramadhan lalu, dia adalah Hamidah yang berusia 5 tahun.
Menurut
pembicara, jika kita ingin anak menjadi penghafal qur’an tidak perlu dipaksa.
Karena paksaan itu hanya membuat anak tertekan dan tidak enjoy menjalaninya.
Tumbuhkan rasa ingin mempelajari Al-qur’an dari anak dengan sendirinya tanpa
kita suruh. Bagaimana caranya?
Pertama,
hiasi rumah kita dengan alunan dari bacaan ayat-ayat Al-qur’an baik melalui
radio atau mp3. Dengan terus menerus diperdengarkan ayat Al-qur’an, maka anak
akan terbiasa dan mulai mengikutinya. Lalu yang kedua, kondisikan keluarga kita
dengan selalu membiasakan semua anggota keluarga untuk membaca Al-qur’an
setelah shalat maghrib dan subuh. Karena anak adalah peniru terbaik, dia akan
meniru apa yang dilakukan oleh orang-orang disekitarnya. Maka, berilah contoh
terbaik untuk ditiru oleh anak-anak kita.
Ceritakan tentang kisah-kisah dalam Al-qur’an
yang berkaitan langsung dengan Si anak, misalnya, sebagai contoh adalah hafidz
kembar Ismail dan Ishaq. Mereka tertarik pada Al-qur’an karena pada saat
umminya membaca Al-qur’an mereka mendengar nama mereka disebut dalam Al-qur’an.
dengan antusiasnya mereka ingin tau lebih jauh tentang nama-nama mereka yang
ada di Al-qur’an.
Selain
cara-cara di atas, orang tua juga bisa menanyakan langsung ke anak apakah anak mau
menjadi seorang hafidz? Berikan saran dan jelaskan keutamaan-keutamaan mengapa
mereka harus menjadi hafidz dan hafidzah. Utarakan maksud atau harapan kita
kepada anak. Contohnya, orang tua bisa bilang, “Nak, Bunda ingin sekali kamu
menjadi penghafal Al-qur’an. penghafal qur’an itu akan menjadi keluarganya
Allah lho. Mau kan jadi keluarganya Allah?”
Untuk
anak-anak yang masih kecil biasanya mereka diajarkan membaca iqro’ dulu sebelum
mengenal Al-qur’an secara keseluruhan. Seperti yang kita tahu iqro’ itu terdiri
dari 6 jilid. Nah, jika anak belum menyelesaikan sampai iqro’ 6 tapi dia sudah
mempunyai keinginan untuk langsung membaca Al-qur’an, maka jangan dilarang
keinginannya itu. Karena tidak ada syarat harus menyelesaikan iqro’ 6 dulu baru
boleh beralih ke Al-qur’an, yang penting bimbingan orang tua yang penuh
kesabaran.
Untuk
balita yang masih cadel sekali pun bisa kita bimbing untuk mempelajari
Al-qur’an. Tapi banyak orang tua yang belum bisa mengajarkan Al-qur’an karena
anaknya masih cadel. Menurut Bundanya Hamidah, “Jangan tunggu cadel anak kita
hilang baru dikenalkan Al-qur’an. Tapi cadel dan pengenalan Al-qur’an bisa
berjalan bersamaan.”
Bagi anak yang sudah agak besar bisa mulai kita kenalkan dengan target. Ajak anak untuk membuat targetnya sendiri, misal anak ingin menghafal satu hari satu halaman atau satu hari satu ayat pun tidak mengapa yang penting konsisten. Dengan membuat target sendiri, anak akan berusaha bertanggung jawab dan memenuhi janjinya. Orang tua bisa membantu akan dengan selalu mengingatkan target yang telah dia buat.
Mencetak
anak yang hafidz dan hafidzah juga dapat dilakukan sejak dini yaitu sejak masa janin masih di dalam kandungan. Mau tau gimana caranya?
Seorang
ibu yang sedang hamil dapat membuat anaknya menjadi seorang hafidz sejak dalam
kandungan dengan cara rajin tilawah, perdengarkan ayat-ayat Alqur’an pada
janin. Lantunan ayat Al-qur'an yang diperdengarkan pada janin akan mempermudah anak mempelajari Al-qur'an, karena dia sudah tidak asing lagi dengan Al-qur'an yang sudah dia dengar sejak dalam kandungan. Jangan lupa perhatikan asupan gizi ibu hamil, terutama makanan yang halal
itu wajib hukumnya untuk memudahkan proses anak menjadi hafidz. Suasana hati
ibu hamil juga harus dijaga. Bunda Si kembar Ismail dan Ishaq mengatakan, “Apa
yang dirasakan, dilihat, dipikirkan, dimakan oleh ibu hamil, maka seperti
itulah anak yang akan lahir nanti.” Jadi seorang suami harus betul-betul
menjaga perasaan, pikiran, makanan istrinya yang sedang hamil, agar anak yang
lahir adalah anak yang memiliki kualitas baik.
Dalam
masalah akademis, anak-anak penghafal Al-qur’an adalah termasuk anak-anak yang
unggul di sekolahnya. Dengan hafalan Al-qur’an yang ada dalam dirinya, pelajaran-pelajaran
sekolah yang lain akan terasa lebih mudah. Ismail dan Ishaq adalah anak-anak
yang cerdas dan berprestasi. Mereka dapat kesempatan untuk sekolah di Malaysia,
Suriah, Mesir melalui beasiswa karena hafalannya itu. Sedangkan si kecil
Hamidah dibawah usia 5 tahun sudah bisa mengenal dan menulis huruf abjad latin
tanpa diajari oleh orang tuanya maupun sekolah PAUD. Ibunya pun merasa bingung
ketika mengetahui anaknya sudah bisa menulis huruf abjad, karena ibunya belum
mengajarkan Hamidah menulis.
Tuh
kan, betapa Allah memudahkan segala urusan hamba-hambaNya yang mencintai
Al-qur’an.
Lalu
bagaimana jika anak mulai merasa bosan dan malas untuk menghafal? Bosan adalah
hal yang wajar dialami oleh siapa pun, apalagi anak-anak yang memang dunianya
begitu dinamis. Nah, menurut pembicara jika hal itu mulai menyerang, sebaiknya
yang kita lakukan adalah ingat niat awal untuk menghafal itu apa, lalu luruskan
lagi niatnya. Sekali-kali berilah reward atau hadiah untuk mereka. tidak harus
mahal atau mewah, sesuatu yang kecil dan sederhana pun akan cukup membuat mereka
semangat lagi. Lalu ajaklah anak untuk bermain permainan yang mereka sukai.
Terakhir
dari Bunda Ismail dan Ishaq adalah buatlah doktrin atau kalimat yang
terus-menerus didengungkan di telingan mereka tentang nikmatnya menghafal
Al-qur’an, seperti kalimat ini “Mulai sekarang, seterusnya dan selamanya,
menghafal Alqur’an itu sangat mudah dan menyenangkan buat kamu.” Ucapkan
kalimat itu sesering mungkin pada anak, insyaa Allah kemudahn itu akan datang,
dan lihatlah keajaiban-keajaiban yang Allah turunkan padanya.
Kunci dari semua itu adalah do'a. Kekuatan umat Islam adalah do'a. Jangan berhenti berdo'a memohon pada Allah agar memudahkan kita dan keluarga kita untuk mencintai Al-qur'an.
Sekian
sharing tentang menjadikan anak seorang hafidz dan hafidzah. Semoga kita dapat
mencetak hafidz dan hafidzah yang senantiasa mengamalkan Al-qur’an dengan
sebaik-baiknya. Semoga cukup memacu teman-teman yang memiliki cita-cita untuk
menjadikan anaknya hafidz dan hafidzah. Aamiin.
No comments:
Post a Comment