Tuesday 17 March 2015

Mencetak Hafidz dan Hafidzah





Assalamu’alaikum,

Untuk teman-teman yang sudah menjadi Ayah dan Bunda, saya akan sedikit sharing tentang bagaimana caranya memiliki anak-anak yang bisa menghafal Al-qur’an. Untuk teman-teman belum jadi orang tua boleh juga koq ikutan baca, hehe. Siapa tau punya cita-cita memiliki anak yang hafidz dan hafidzah nantinya.

Kalian pasti tau kan betapa Allah memberikan kemuliaan bagi orang tua yang memiliki anak penghafal Al-qur’an? Yup, betul. Allah akan memberikan mahkota dari cahaya untuk orang tua yang memiliki anak penghafal Al-qur’an di akhirat kelak. Siapa yang mau? Hayo ngacung! :D

Ok ok, langsung aja ya sharingnya.


Jadi, beberapa hari yang lalu saya mengikuti seminar tentang balita yang sudah bisa membaca Al-qur’an bahkan menghafalnya. Seminar itu diisi oleh pembicara yang anak-anaknya adalah  hafidz dan hafidzah, yaitu Ust. Agus Sujatmiko. Dihadiri juga oleh hafidz kembar Ismail dan Ishaq yang sudah menjadi hafidz diusia 12 tahun, lalu ada hafidz cilik yang mengikuti lomba hafidz Trans 7 Ramadhan lalu, dia adalah Hamidah yang berusia 5 tahun.

Menurut pembicara, jika kita ingin anak menjadi penghafal qur’an tidak perlu dipaksa. Karena paksaan itu hanya membuat anak tertekan dan tidak enjoy menjalaninya. Tumbuhkan rasa ingin mempelajari Al-qur’an dari anak dengan sendirinya tanpa kita suruh. Bagaimana caranya?

Pertama, hiasi rumah kita dengan alunan dari bacaan ayat-ayat Al-qur’an baik melalui radio atau mp3. Dengan terus menerus diperdengarkan ayat Al-qur’an, maka anak akan terbiasa dan mulai mengikutinya. Lalu yang kedua, kondisikan keluarga kita dengan selalu membiasakan semua anggota keluarga untuk membaca Al-qur’an setelah shalat maghrib dan subuh. Karena anak adalah peniru terbaik, dia akan meniru apa yang dilakukan oleh orang-orang disekitarnya. Maka, berilah contoh terbaik untuk ditiru oleh anak-anak kita.

Ceritakan tentang kisah-kisah dalam Al-qur’an yang berkaitan langsung dengan Si anak, misalnya, sebagai contoh adalah hafidz kembar Ismail dan Ishaq. Mereka tertarik pada Al-qur’an karena pada saat umminya membaca Al-qur’an mereka mendengar nama mereka disebut dalam Al-qur’an. dengan antusiasnya mereka ingin tau lebih jauh tentang nama-nama mereka yang ada di Al-qur’an.

Selain cara-cara di atas, orang tua juga bisa menanyakan langsung ke anak apakah anak mau menjadi seorang hafidz? Berikan saran dan jelaskan keutamaan-keutamaan mengapa mereka harus menjadi hafidz dan hafidzah. Utarakan maksud atau harapan kita kepada anak. Contohnya, orang tua bisa bilang, “Nak, Bunda ingin sekali kamu menjadi penghafal Al-qur’an. penghafal qur’an itu akan menjadi keluarganya Allah lho. Mau kan jadi keluarganya Allah?”

Untuk anak-anak yang masih kecil biasanya mereka diajarkan membaca iqro’ dulu sebelum mengenal Al-qur’an secara keseluruhan. Seperti yang kita tahu iqro’ itu terdiri dari 6 jilid. Nah, jika anak belum menyelesaikan sampai iqro’ 6 tapi dia sudah mempunyai keinginan untuk langsung membaca Al-qur’an, maka jangan dilarang keinginannya itu. Karena tidak ada syarat harus menyelesaikan iqro’ 6 dulu baru boleh beralih ke Al-qur’an, yang penting bimbingan orang tua yang penuh kesabaran.

Untuk balita yang masih cadel sekali pun bisa kita bimbing untuk mempelajari Al-qur’an. Tapi banyak orang tua yang belum bisa mengajarkan Al-qur’an karena anaknya masih cadel. Menurut Bundanya Hamidah, “Jangan tunggu cadel anak kita hilang baru dikenalkan Al-qur’an. Tapi cadel dan pengenalan Al-qur’an bisa berjalan bersamaan.” 

Bagi anak yang sudah agak besar bisa mulai kita kenalkan dengan target. Ajak anak untuk membuat targetnya sendiri, misal anak ingin menghafal satu hari satu halaman atau satu hari satu ayat pun tidak mengapa yang penting konsisten. Dengan membuat target sendiri, anak akan berusaha bertanggung jawab dan memenuhi janjinya. Orang tua bisa membantu akan dengan selalu mengingatkan target yang telah dia buat. 

Mencetak anak yang hafidz dan hafidzah juga dapat dilakukan sejak dini yaitu sejak masa janin masih di dalam kandungan. Mau tau gimana caranya?

Seorang ibu yang sedang hamil dapat membuat anaknya menjadi seorang hafidz sejak dalam kandungan dengan cara rajin tilawah, perdengarkan ayat-ayat Alqur’an pada janin. Lantunan ayat Al-qur'an yang diperdengarkan pada janin akan mempermudah anak mempelajari Al-qur'an, karena dia sudah tidak asing lagi dengan Al-qur'an yang sudah dia dengar sejak dalam kandungan. Jangan lupa perhatikan asupan gizi ibu hamil, terutama makanan yang halal itu wajib hukumnya untuk memudahkan proses anak menjadi hafidz. Suasana hati ibu hamil juga harus dijaga. Bunda Si kembar Ismail dan Ishaq mengatakan, “Apa yang dirasakan, dilihat, dipikirkan, dimakan oleh ibu hamil, maka seperti itulah anak yang akan lahir nanti.” Jadi seorang suami harus betul-betul menjaga perasaan, pikiran, makanan istrinya yang sedang hamil, agar anak yang lahir adalah anak yang memiliki kualitas baik.

Dalam masalah akademis, anak-anak penghafal Al-qur’an adalah termasuk anak-anak yang unggul di sekolahnya. Dengan hafalan Al-qur’an yang ada dalam dirinya, pelajaran-pelajaran sekolah yang lain akan terasa lebih mudah. Ismail dan Ishaq adalah anak-anak yang cerdas dan berprestasi. Mereka dapat kesempatan untuk sekolah di Malaysia, Suriah, Mesir melalui beasiswa karena hafalannya itu. Sedangkan si kecil Hamidah dibawah usia 5 tahun sudah bisa mengenal dan menulis huruf abjad latin tanpa diajari oleh orang tuanya maupun sekolah PAUD. Ibunya pun merasa bingung ketika mengetahui anaknya sudah bisa menulis huruf abjad, karena ibunya belum mengajarkan Hamidah menulis.

Tuh kan, betapa Allah memudahkan segala urusan hamba-hambaNya yang mencintai Al-qur’an.

Lalu bagaimana jika anak mulai merasa bosan dan malas untuk menghafal? Bosan adalah hal yang wajar dialami oleh siapa pun, apalagi anak-anak yang memang dunianya begitu dinamis. Nah, menurut pembicara jika hal itu mulai menyerang, sebaiknya yang kita lakukan adalah ingat niat awal untuk menghafal itu apa, lalu luruskan lagi niatnya. Sekali-kali berilah reward atau hadiah untuk mereka. tidak harus mahal atau mewah, sesuatu yang kecil dan sederhana pun akan cukup membuat mereka semangat lagi. Lalu ajaklah anak untuk bermain permainan yang mereka sukai. 

Terakhir dari Bunda Ismail dan Ishaq adalah buatlah doktrin atau kalimat yang terus-menerus didengungkan di telingan mereka tentang nikmatnya menghafal Al-qur’an, seperti kalimat ini “Mulai sekarang, seterusnya dan selamanya, menghafal Alqur’an itu sangat mudah dan menyenangkan buat kamu.” Ucapkan kalimat itu sesering mungkin pada anak, insyaa Allah kemudahn itu akan datang, dan lihatlah keajaiban-keajaiban yang Allah turunkan padanya.

Kunci dari semua itu adalah do'a. Kekuatan umat Islam adalah do'a. Jangan berhenti berdo'a memohon pada Allah agar memudahkan kita dan keluarga kita untuk mencintai Al-qur'an.

Sekian sharing tentang menjadikan anak seorang hafidz dan hafidzah. Semoga kita dapat mencetak hafidz dan hafidzah yang senantiasa mengamalkan Al-qur’an dengan sebaik-baiknya. Semoga cukup memacu teman-teman yang memiliki cita-cita untuk menjadikan anaknya hafidz dan hafidzah. Aamiin.





No comments:

Post a Comment