Suatu
hari lahirlah seorang anak yang ditakdirkan untuk menjadi seorang ulama besar
dihari di mana dia beranjak dewasa kelak. Dia lahir dari seorang ayah dan ibu
yang begitu sholih.
Tidak
pernah terbayangkan ada seorang pemuda pengembala sapi yang sangat menjaga
kehalalan rumput yang akan dimakan oleh sapinya tersebut. Dia tidak akan
membiarkan sapinya memakan rumput orang lain yang tidak halal. Suaut waktu
dimana dia merasa begitu lelahnya hingga tertidur. Tanpa disadari ternyata
sapinya itu memakan rumput di ladang orang lain yang tentunya tidak halal
karena tidak ada ijin sebelumnya.
Betapa
kaget dirinya begitu mengetahui sapinya memakan rumput orang lain. Pemuda itu
pun merasa gelisah dan berdosa sudah lalai menjaga sapinya. Sang pengembala
sapi tidak tinggal diam melihat kejadian itu. Dia berusaha mencari tau siapa
pemilik ladang yang rumputnya telah dimakan oleh sapinya itu.
Sampailah
ia di sebuah rumah sang pemilik ladang. Si pemuda bertanya, “Apakah ladang itu
milik Tuan?”,
“Ya,
benar.” Jawab Tuan pemilik ladang.
“Tuan,
saya mohon maaf karena sapi saya telah memakan rumput yang ada di ladang milik
Tuan. Saya telah lalai hingga tertidur dan tidak bisa menjaga sapi saya dengan
baik. Saya mohon Tuan memaafkan dan menghalalkan rumput yang telah dimakan.
Saya mohon Tuan.”
Mendengar
kejujuran pemuda pengembala sapi itu, Tuan pemilik ladang begitu terpesona.
Tapi bukannya memberi maaf dan menghalalkan rumputnya seperti yang diminta oleh
si pemuda tadi, dia malah ingin bertemu dengan orang tua si pemuda pengembala
sapi tersebut. Anak muda itu merasa khawatir jika perbuatan lalainya diketahui
oleh orang tuanya, hingga dia memohon pada Tuan pemilik ladang agar tidak
mengadukan hal ini pada orang tuanya. Namun sang Tuan tetap ingin menemui kedua
orang tua pemuda itu.
Singkat
cerita, bertemulah kedua orang tua si pengembala sapi dengan Tuan pemilik
ladang. Si Tuan mengungkapkan rasa bangganya mengetahui ada pemuda yang begitu
jujur. Dan itu semua adalah hasil didikan orang tuanya yang selalu menanamkan
ketauhidan pada anaknya. Akhirnya Tuan pemilik ladang menyampaikan maksud untuk
menikahkan anak putrinya dengan si pemuda pengembala sapi.
Sang
pemilik ladang memiliki putri yang begitu sholihah, tak ada seorang pun yang
pernah melihatnya karena memang dia menutup auratnya dengan sempurna. Putrinya
tidak pernah pergi keluar kecuali ke ladang membantu kedua orang tuanya. Niat
yang baik itu disambut dengan gembira oleh kedua orang tua pemuda pengembala
sapi.
Berlangsunglah
pernikahan antara pemuda jujur nan sholih dengan wanita cantik nan sholihah.
Dari mereka lahirlah anak-anak yang cerdas, sholih dan membanggakan. Salah satu
anaknya kelak akan menjadi seorang ulama besar yang terkenal kedalaman ilmunya.
Salah
satu anak mereka akan menjadi ulama besar di Turki. Kecerdasannya sudah
terlihat sejak ia masih kecil, sangat berbeda dari saudara-saudaranya. Dia
begitu haus akan ilmu, diusia yang terbilang masih sangat kecil dia meminta
ibunya untuk menyekolahkannya belajar di madrasah. Ibunya belum mengijinkannya
karena dia masih terlalu kecil, namun sang calon ulama besar itu terus memohon
pada ibunya sampai akhirnya dijinkan.
Dia
begitu unggul disekolahnya mengalahkan anak-anak yang lebih tua darinya,
sehingga senior-seniornya tidak menyukai akhirnya memusuhinya. Perkelahian
tidak dapat dihindari antar mereka, sang calon ulama membela dirinya karena
tidak mau direndahkan oleh senior-seniornya. Dia begitu berani, tak sedikit pun
rasa takut menghadapi anak-anak yang lebih besar.
Calon
ulama itu pun pindah belajar ke tempat lain. Dia tidak butuh waktu lama untuk
belajar karena ia sanggup menuntaskan berbagai macam kitab dalam waktu singkat
saja. Kemampuannya dalam menghafal sangat baik sekali. Tak ada satu huruf pun
yang luput dari ingatannya. Puluhan kitab tebal sudah dilahapnya dengan
sempurna. Sampai-sampai gurunya heran dan kagum padanya. Kitab yang umumnya
dipelajari oleh mereka yang berusia 25 tahun, mampu dikuasainya di usia 15
tahun saja.
Perjalanannya
menuntut ilmu dari satu madrasah ke madrasah lain, dari satu kota ke kota lain,
hingga ke luar negeri dia jalani dengan penuh semangat tanpa lelah. Segala halang
dan rintang tak menyurutkan langkahnya. Dia tumbuh menjadi pemuda yang
pemberani yang memiliki keimanan yang tinggi kepada Allah SWT.
Aku
yakin kau akan takjub dengan pribadinya yang begitu menjaga keimanannya pada
Allah, kecerdasan yang tidak ada yang bisa menandinginya, bahkan ulama-ulama
besar sekalipun. Kau akan terpesona dibuatnya, decak kagum tiada henti membaca
sejarahnya yang penuh hikmah dan keteladanan.
Dalam
novel Api Tauhid ini kita akan mendapatkan begitu banyak hikmah dan keteladanan
dari Badiuzzaman Said Nursi, Sang ulama besar yang berasal dari Anatolia Timur.
Dibalut dengan cerita perjalanan tokoh-tokoh dalam novel yang menyusuri
lokasi-lokasi sejarah dimana Said Nursi belajar dan berdakwah. Kita juga akan
disuguhi oleh pemandangan-pemandangan dari indahnya negara Turki. Dan ini bisa
menjadi salah satu rekomendasi kalian yang ingin menjelajahi kota-kota indah di
Turki.
Mulai dari Istanbul, Kayseri, Gaziantep, Sanliurfa, Konya (kota ini dijuluki sebagai kota cinta. How romatic ^^), Isparta dan terakhir Barla.
Selain
kisah sejarah Badiuzzaman Said Nursi, kita juga akan disuguhi oleh kisah cinta
si tokoh utama, Fahmi. Seorang mahasiswa Universitas Islam Madinah yang sedang
menghabiskan masa liburnya di kampung halaman, tidak menyangka akan mendapatkan
kejutan. Dia diminta oleh ayah dua orang gadis sekaligus dalam waktu bersamaan.
Mereka meminta Fahmi untuk menikahi anak gadisnya. Bingunglah Fahmi dibuatnya,
yang mana yang harus dia pilih. Yang satu anak seorang tokoh masyarakat di
kampung itu Nur Jannah, dan satunya lagi anak seorang kiai terkenal dan cukup
disegani Nuzula.
Belum
lagi dua orang gadis Turki, Emel dan Aysel yang terang-terangan meminta Fahmi
untuk menjadi suami mereka. Keempat gadis itu memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Betapa beruntungnya Fahmi, dia tinggal menunjuk saja wanita mana
yang ingin ia jadikan istri. Namun tidak semudah itu, Fahmi justru menghadapi
berbagai cobaan terkait masalah itu. dia harus menghadapi berbagai siksaan
lahir maupun batin sebelum akhirnya menemukan orang yang tepat yang benar-benar
menjadi labuhan hatinya.
Jadi
siapakah yang beruntung mendapatkan cinta Fahmi? Api Tauhid akan menjawab
semuanya.
Selamat
membaca, selamat mempelajari sejarah, selamat menikmati keindahan Turki. Tiga
kenikmatan sekaligus akan didapatkan dalam novel ini.
No comments:
Post a Comment