What crossed your mind when you see
that word?
Orphan
atau yatim piatu dalam Bahasa Indonesia, adalah sebutan bagi mereka yang telah
ditinggal mati oleh kedua atau salah satu dari orang tuanya.
Rasulullah
adalah seorang yatim dan mencintai anak yatim. Kita dianjurkan utuk memelihara dan menyayangi anak yatim. Jangan
sesekali membuatnya bersedih hati, karena Rasul tidak suka itu. Mari kita simak
bukti cinta Sang Nabi kepada anak yatim berikut ini.
Dikisahkan
pada suatu hari ketika Raslulullah saw. berangkat untuk melaksanakan shalat
Ied, dalam perjalanan beliau melihat seorang anak dengan pakaian kumal sedang
menangis. Padahal disekeliling anak itu banyak anak-anak lain yang sedang bermain
riang gembira. Rasulullah segera mendekati anak tersebut.
“Hai
nak, kenapa engkau menangis?”, Tanya Rasul.
“Aku
tidak punya pakaian baru seperti mereka.”, Jawab anak itu yang tidak mengetahui
bahwa yang ada dihadapannya adalah Rasulullah.
“Siapa
orang tuamu dan dimana mereka?”
“Ayaku
telah meninggal dalam sebuah peperangan bersama Raslullah saw. Lalu ibuku
menikah lagi, dan suami ibuku mengusirku.”
Rasulullah
membujuk anak itu dan berkata, “Maukah engkau menjadikan aku ini Ayahmu, Aisyah
sebagai ibumu, Ali menjadi pamanmu, sedangkan Hasan dan Husein menjadi saudara-saudaramu?”
Sadarlah
anak itu bahwa yang sedang berbicara dengannya adalah Rasulullah saw. dia pun
menjawab, “Bagaimana mungkin tidak mau ya Rasulullah?”
Selanjutnya
Rasul membawa pulang anak itu. beliau memberi makan, minum dan pakaian. Anak
itu pun tampak riang gembira dan membaur dengan anak-anak lainnya. “Siapa yang
memberikan pakaian bagus untukmu?” Tanya teman-temannya.
“Rasulullah
saw…kini beliau menjadi Ayahku.” Jawab anak itu dengan bangga.
Betapa
bahagianya anak itu mendapatkan Rasulullah sebagai Ayahnya. Siapa yang tidak
menginginkannya, mempunyai Ayah seorang Nabi lagi mulia?
Kebahagiaan
memiliki orang tua yang lengkap tidak dapat digantikan oleh apa pun. Kita
membutuhkan keduanya, Ayah dan Ibu. Ayah mengajarkan kita menjadi pribadi yang
tegar dan bertanggung jawab, sedangkan Ibu mengajarkan kita tentang kasih
sayang. Jika salah satunya tiada, maka yang lainnya akan memerankan dua tokoh yang
berbeda dalam satu jiwa. Namun hal itu tidak cukup menggantikan peran keduanya
karena Ayah dan Ibu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karna
kekurangan tersebut, maka tugas mereka adalah saling melengkapi satu sama lain.
Selain
dari pada itu terdapat makna lain dari kata orphan
atau yatim. Tidak hanya sebutan bagi mereka yang ditinggal mati oleh kedua
orang tuanya, mereka yang masih memiliki orang tua yang lengkap juga bisa
dikatakan anak yatim. Mengapa demikian?
Di
zaman yang serba dinamis seperti saat ini, sering membuat orang tua melalaikan
amanah yang satu ini. Dikarenakan kesibukkan yang menguras waktu dan tenaga, seorang
Ayah jadi tidak sempat menjalin keakraban dengan si buah hati. Sedangkan ibu
cenderung membiarkan anak tanpa perhatian yang cukup. Sementara itu dengan
berkembangnya zaman yang semakin modern, peran orang tua dirasa berkurang sebab
hadirnya gadget yang serba canggih. Masing-masing anggota keluarga sibuk dengan
gadget di tangan. Jadilah si anak yang kurang perhatian ini berperan sebagai
anak “yatim”.
Di
era ini banyak terdapat anak yatim meskipun faktanya mereka masih memiliki
orang tua yang lengkap. Anak lebih sering bersama pengasuhnya dibandingkan
dengan ibunya. Anak lebih dekat dengan supir pribadi daripada ayahnya. Anak
lebih akrab dengan teman-temannya daripada keluarganya. Sementara orang tua
lebih perhatian pada kesibukkan, gadget, pekerjaan dan rekan-rekan kerja
dibandingkan dengan anak-anaknya. Anak-anak hanya mendapatkan sisa-sisa waktu
dan tenaga dari kedua orang tuanya. Padahal mereka membutuhkan kasih sayang dan
perhatian yang maksimal.
Jika
kamu merasakan hal itu terjadi pada dirimu, then
you are an orphan.
Mari
sama-sama introspeksi diri, sama-sama renungkan apakah anak-anak kita selama
ini adalah anak “yatim”? Masih ada waktu untuk memperbaiki itu semua selama
kita buru-buru menyadari dan memulainya dari sekarang, agar anak-anak kita
tidak menjadi yatim disaat orang tuanya masih hidup.
Wah ... mengingatkan diri dan lingkungan tentang hak anak yang sesungguhnya. karena sangat banyak sekali anak yatim di negeri ini tanpa mendapatkan perhatian yang utuh dari orang tua nya. good job (y)
ReplyDelete