Saturday 16 May 2015

Orphan



What crossed your mind when you see that word?

Orphan atau yatim piatu dalam Bahasa Indonesia, adalah sebutan bagi mereka yang telah ditinggal mati oleh kedua atau salah satu dari orang tuanya. 

Rasulullah adalah seorang yatim dan mencintai anak yatim. Kita dianjurkan utuk  memelihara dan menyayangi anak yatim. Jangan sesekali membuatnya bersedih hati, karena Rasul tidak suka itu. Mari kita simak bukti cinta Sang Nabi kepada anak yatim berikut ini.

Dikisahkan pada suatu hari ketika Raslulullah saw. berangkat untuk melaksanakan shalat Ied, dalam perjalanan beliau melihat seorang anak dengan pakaian kumal sedang menangis. Padahal disekeliling anak itu banyak anak-anak lain yang sedang bermain riang gembira. Rasulullah segera mendekati anak tersebut.


“Hai nak, kenapa engkau menangis?”, Tanya Rasul.

“Aku tidak punya pakaian baru seperti mereka.”, Jawab anak itu yang tidak mengetahui bahwa yang ada dihadapannya adalah Rasulullah.

“Siapa orang tuamu dan dimana mereka?”

“Ayaku telah meninggal dalam sebuah peperangan bersama Raslullah saw. Lalu ibuku menikah lagi, dan suami ibuku mengusirku.”

Rasulullah membujuk anak itu dan berkata, “Maukah engkau menjadikan aku ini Ayahmu, Aisyah sebagai ibumu, Ali menjadi pamanmu, sedangkan Hasan dan Husein menjadi saudara-saudaramu?”

Sadarlah anak itu bahwa yang sedang berbicara dengannya adalah Rasulullah saw. dia pun menjawab, “Bagaimana mungkin tidak mau ya Rasulullah?”

Selanjutnya Rasul membawa pulang anak itu. beliau memberi makan, minum dan pakaian. Anak itu pun tampak riang gembira dan membaur dengan anak-anak lainnya. “Siapa yang memberikan pakaian bagus untukmu?” Tanya teman-temannya.

“Rasulullah saw…kini beliau menjadi Ayahku.” Jawab anak itu dengan bangga.
Betapa bahagianya anak itu mendapatkan Rasulullah sebagai Ayahnya. Siapa yang tidak menginginkannya, mempunyai Ayah seorang Nabi lagi mulia?

Kebahagiaan memiliki orang tua yang lengkap tidak dapat digantikan oleh apa pun. Kita membutuhkan keduanya, Ayah dan Ibu. Ayah mengajarkan kita menjadi pribadi yang tegar dan bertanggung jawab, sedangkan Ibu mengajarkan kita tentang kasih sayang. Jika salah satunya tiada, maka yang lainnya akan memerankan dua tokoh yang berbeda dalam satu jiwa. Namun hal itu tidak cukup menggantikan peran keduanya karena Ayah dan Ibu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karna kekurangan tersebut, maka tugas mereka adalah saling melengkapi satu sama lain. 

Selain dari pada itu terdapat makna lain dari kata orphan atau yatim. Tidak hanya sebutan bagi mereka yang ditinggal mati oleh kedua orang tuanya, mereka yang masih memiliki orang tua yang lengkap juga bisa dikatakan anak yatim. Mengapa demikian? 

Di zaman yang serba dinamis seperti saat ini, sering membuat orang tua melalaikan amanah yang satu ini. Dikarenakan kesibukkan yang menguras waktu dan tenaga, seorang Ayah jadi tidak sempat menjalin keakraban dengan si buah hati. Sedangkan ibu cenderung membiarkan anak tanpa perhatian yang cukup. Sementara itu dengan berkembangnya zaman yang semakin modern, peran orang tua dirasa berkurang sebab hadirnya gadget yang serba canggih. Masing-masing anggota keluarga sibuk dengan gadget di tangan. Jadilah si anak yang kurang perhatian ini berperan sebagai anak “yatim”. 

Di era ini banyak terdapat anak yatim meskipun faktanya mereka masih memiliki orang tua yang lengkap. Anak lebih sering bersama pengasuhnya dibandingkan dengan ibunya. Anak lebih dekat dengan supir pribadi daripada ayahnya. Anak lebih akrab dengan teman-temannya daripada keluarganya. Sementara orang tua lebih perhatian pada kesibukkan, gadget, pekerjaan dan rekan-rekan kerja dibandingkan dengan anak-anaknya. Anak-anak hanya mendapatkan sisa-sisa waktu dan tenaga dari kedua orang tuanya. Padahal mereka membutuhkan kasih sayang dan perhatian yang maksimal.

Jika kamu merasakan hal itu terjadi pada dirimu, then you are an orphan.

Mari sama-sama introspeksi diri, sama-sama renungkan apakah anak-anak kita selama ini adalah anak “yatim”? Masih ada waktu untuk memperbaiki itu semua selama kita buru-buru menyadari dan memulainya dari sekarang, agar anak-anak kita tidak menjadi yatim disaat orang tuanya masih hidup.




1 comment:

  1. Wah ... mengingatkan diri dan lingkungan tentang hak anak yang sesungguhnya. karena sangat banyak sekali anak yatim di negeri ini tanpa mendapatkan perhatian yang utuh dari orang tua nya. good job (y)

    ReplyDelete