Wednesday 19 August 2015

Makna Tauhid Yang Seharusnya

Foto by liputan6.com
Satu hari menjelang hari kemerdekaan Republik Indonesia, Ahad 16 Agustus 2015, umat Islam dari berbagai ormas dan komunitas seperti FPI, FUI, ODOJ, AQL, Forum Dzikir Indonesia, Laskar Mujahidin dan lain-lain menggelar acara akbar bertajuk Parade Tauhid. Aksi ini merupakan salah satu wujud atau gerakan nasional dalam rangka mengajak seluruh lapisan masyarakat Islam untuk bersatu mengusung dan menjunjung tinggi nilai-nilai ketauhidan.


Parade tauhid yang baru pertama kali dilaksanakan ini tidak hanya dihadiri oleh warga Jakarta saja, tapi banyak juga yang datang dari berbagai daerah, demi menjadi bagian dari proses perubahan negeri menjadi lebih baik.

Parade yang dihadiri oleh ratusan ribu orang dari lintas ormas maupun komunitas ini terjadwal Ahad pagi mulai pukul 7 sampai 12 siang, dan diakhiri dengan sholat dzuhur berjama’ah. Peserta parade melakukan long march yang dimulai dari Senayan menuju Bundaran HI lalu kembali ke Senayan. Sepanjang perjalanan long march peserta parade membentangkan bendera yang bertuliskan kalimat tauhid dengan tinta hitam di atas warna dasar bendera yang putih dengan panjang bendera 3 km. Bukan hanya bendera tauhid yang dibentangkan, tapi juga berbagai poster yang bertuliskan pesan-pesan tauhid. Peserta juga tak henti-hentinya menggemakan takbir sepanjang perjalanan.

Sebelum long march dimulai, aksi ini diawali dengan pembukaan yang berupa orasi dari tokoh-tokoh agama, diantaranya; Ustadz Fadhlan Garamatan, Ustadz bachtiar Natsir, Ustadz Arifin Ilham, Habib Rizieq Shihab, KH. Cholil Ridwan, dsb.

Tauhid menunjukkan bahwa Islam itu disiplin, seperti yang disampaikan oleh Ustadz Fadhlan Garamatan yang ikut andil dalam aksi ini, “Dengan bertauhid dapat menunjukkan bahwa Islam itu disiplin.” (Republika Online, 16/08/15).

Kedisiplinan umat Islam dalam parade ini dapat dilihat dari himbauan panitia penyelenggara sebelum acara digelar, yaitu peserta diharapkan untuk tetap menjaga kebersihan selama parade berlangsung. Tak heran bila ratusan orang relawan kebersihan dikerahkan untuk mengiringi long march sepanjang jalur CFD (Car Free Day). Panitia juga menghimbau peserta parade agar tetap menjaga wudhu atau membawa sebotol air agar dapat melaksanakan sholat berjamaah. 

Masyarakat umum lainnya yang tidak turut serta dalam parade, dapat menyaksikan aksi akbar ini pada hari Ahad pagi itu yang memang setiap akhir pekan ramai oleh mereka yang sedang berolahraga maupun sekedar jalan-jalan pagi. Begitu juga dengan orang-orang yang berada di dalam kendaraan seperti Transjakarta, dapat melihat langsung parade ini sepanjang jalur CFD. Berbagai komentar yang dilontarkan dari para penumpang Transjakarta, salah satu komentar datang dari seorang bapak yang naik bersama istri dan anak-anaknya yang baru saja selesai jogging di Bundaran HI, “Banyak juga ya yang hadir.” Ujarnya.

Makna lain dari tauhid disampaikan oleh ustadz Hanny Kristianto, Sekjen Mualaf Center Indonesia, seperti yang dilansir di media print.kompas.com sebagai berikut, “Tauhid juga berarti amanah dalam memimpin, cinta dan takut pada Allah, takut siksa neraka, tidak korupsi, membela kepentingan rakyat, saling menolong, rela berkorban, mengikuti jalan yang lurus, meninggalkan ego kelompok, mau bekerja sama untuk Islam, dll. Inilah bagian dari makna besar Islam Rahmatan lil ‘aalamiin.

Meskipun sebelum event ini berlangsung banyak pendapat yang pro maupun kontra dari berbagai kalangan masyarakat, sebagian besar masyarakat yang turut hadir berpartisipasi dalam event akbar ini, menyambut baik diselenggarakannya parade tauhid ini dan berharap dapat dilaksanakan secara rutin, ungkap salah satu peserta. Ditengah-tengah parade berlangsung, ada sesuatu yang cukup menggetarkan hati yaitu adanya seorang pemuda yang datang dari keluarga pendeta menyatakan diri untuk memeluk agama Islam dan langsung bersyahadat hari itu juga di samping panggung parade tauhid. Bowie (25) yang merasa takjub melihat umat Islam yang memenuhi jalur CFD diislamkan oleh Steven Indra Wibowo dari Mualaf Center Indonesia, namun sebelumnya sempat terjadi diskusi seru diantara mereka.

Selain bertujuan untuk menyatukan umat Islam, parade ini juga bertujuan untuk memberi pencerahan kepada masyarakat yang selama ini sudah diracuni oleh pemikiran-pemikiran yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Ustadz Bachtiar Natsir mengungkapkan kekhawatirannya akan pemikiran umat Islam yang sudah banyak melenceng. “Kecelakaan terbesar dalam berpikir yaitu ketika ada pihak-pihak yang mengatakan ‘gak apa-apa kafir yang penting tidak korupsi.” Ungkapnya.


Pemikiran-pemikiran Islam yang melenceng itu justru datang dari orang-orang yang notabene adalah orang pintar yang memiliki berbagai gelar pendidikan tinggi. Sebab itulah parade ini juga memiliki peran dalam menentang pemikiran-pemikiran tersebut. Harapan dari diselenggarakannya parade tauhid ini adalah agar masyarakat lebih meningkatkan kesadaran diri untuk selalu berpegang pada tauhid pada Allah SWT di atas segalanya. Akhirnya parade ditutup dengan sholat dhuhur berjamaah di Senayan. 

*Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis reportase yang diadakan oleh FLP Jakarta. 

2 comments:

  1. Assalamu'alaikum.. Terima kasih atas partisipasinya, Nia.. Semoga kamu beruntung ya.. :)

    ReplyDelete