Foto by liputan6.com |
Satu
hari menjelang hari kemerdekaan Republik Indonesia, Ahad 16 Agustus 2015, umat
Islam dari berbagai ormas dan komunitas seperti FPI, FUI, ODOJ, AQL, Forum
Dzikir Indonesia, Laskar Mujahidin dan lain-lain menggelar acara akbar bertajuk
Parade Tauhid. Aksi ini merupakan salah satu wujud atau gerakan nasional dalam
rangka mengajak seluruh lapisan masyarakat Islam untuk bersatu mengusung dan
menjunjung tinggi nilai-nilai ketauhidan.
Parade
tauhid yang baru pertama kali dilaksanakan ini tidak hanya dihadiri oleh warga
Jakarta saja, tapi banyak juga yang datang dari berbagai daerah, demi menjadi
bagian dari proses perubahan negeri menjadi lebih baik.
Parade
yang dihadiri oleh ratusan ribu orang dari lintas ormas maupun komunitas ini
terjadwal Ahad pagi mulai pukul 7 sampai 12 siang, dan diakhiri dengan sholat
dzuhur berjama’ah. Peserta parade melakukan long
march yang dimulai dari Senayan menuju Bundaran HI lalu kembali ke Senayan.
Sepanjang perjalanan long march peserta parade membentangkan
bendera yang bertuliskan kalimat tauhid dengan tinta hitam di atas warna dasar
bendera yang putih dengan panjang bendera 3 km. Bukan hanya bendera tauhid yang
dibentangkan, tapi juga berbagai poster yang bertuliskan pesan-pesan tauhid. Peserta
juga tak henti-hentinya menggemakan takbir sepanjang perjalanan.
Sebelum
long march dimulai, aksi ini diawali dengan pembukaan yang berupa orasi
dari tokoh-tokoh agama, diantaranya; Ustadz Fadhlan Garamatan, Ustadz bachtiar
Natsir, Ustadz Arifin Ilham, Habib Rizieq Shihab, KH. Cholil Ridwan, dsb.
Tauhid
menunjukkan bahwa Islam itu disiplin, seperti yang disampaikan oleh Ustadz
Fadhlan Garamatan yang ikut andil dalam aksi ini, “Dengan bertauhid dapat
menunjukkan bahwa Islam itu disiplin.” (Republika Online, 16/08/15).
Kedisiplinan
umat Islam dalam parade ini dapat dilihat dari himbauan panitia penyelenggara
sebelum acara digelar, yaitu peserta diharapkan untuk tetap menjaga kebersihan
selama parade berlangsung. Tak heran bila ratusan orang relawan kebersihan
dikerahkan untuk mengiringi long march sepanjang jalur CFD (Car Free
Day). Panitia juga menghimbau peserta
parade agar tetap menjaga wudhu atau membawa sebotol air agar dapat
melaksanakan sholat berjamaah.
Masyarakat umum lainnya yang tidak turut serta
dalam parade, dapat menyaksikan aksi akbar ini pada hari Ahad pagi itu yang
memang setiap akhir pekan ramai oleh mereka yang sedang berolahraga maupun
sekedar jalan-jalan pagi. Begitu juga dengan orang-orang yang berada di dalam
kendaraan seperti Transjakarta, dapat melihat langsung parade ini sepanjang
jalur CFD. Berbagai komentar yang dilontarkan dari para penumpang Transjakarta,
salah satu komentar datang dari seorang bapak yang naik bersama istri dan
anak-anaknya yang baru saja selesai jogging
di Bundaran HI, “Banyak juga ya yang hadir.” Ujarnya.
Makna
lain dari tauhid disampaikan oleh ustadz Hanny Kristianto, Sekjen Mualaf Center
Indonesia, seperti yang dilansir di media print.kompas.com sebagai berikut, “Tauhid
juga berarti amanah dalam memimpin, cinta dan takut pada Allah, takut siksa
neraka, tidak korupsi, membela kepentingan rakyat, saling menolong, rela
berkorban, mengikuti jalan yang lurus, meninggalkan ego kelompok, mau bekerja
sama untuk Islam, dll. Inilah bagian dari makna besar Islam Rahmatan lil ‘aalamiin.
Meskipun
sebelum event ini berlangsung banyak
pendapat yang pro maupun kontra dari berbagai kalangan masyarakat, sebagian besar
masyarakat yang turut hadir berpartisipasi dalam event akbar ini, menyambut baik diselenggarakannya parade tauhid
ini dan berharap dapat dilaksanakan secara rutin, ungkap salah satu peserta. Ditengah-tengah
parade berlangsung, ada sesuatu yang cukup menggetarkan hati yaitu adanya
seorang pemuda yang datang dari keluarga pendeta menyatakan diri untuk memeluk
agama Islam dan langsung bersyahadat hari itu juga di samping panggung parade
tauhid. Bowie (25) yang merasa takjub melihat umat Islam yang memenuhi jalur CFD diislamkan oleh Steven Indra Wibowo dari Mualaf Center
Indonesia, namun sebelumnya sempat terjadi diskusi seru diantara mereka.
Selain
bertujuan untuk menyatukan umat Islam, parade ini juga bertujuan untuk memberi
pencerahan kepada masyarakat yang selama ini sudah diracuni oleh
pemikiran-pemikiran yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Ustadz Bachtiar
Natsir mengungkapkan kekhawatirannya akan pemikiran umat Islam yang sudah banyak
melenceng. “Kecelakaan terbesar dalam berpikir yaitu ketika ada pihak-pihak
yang mengatakan ‘gak apa-apa kafir yang penting tidak korupsi.” Ungkapnya.
Pemikiran-pemikiran
Islam yang melenceng itu justru datang dari orang-orang yang notabene adalah
orang pintar yang memiliki berbagai gelar pendidikan tinggi. Sebab itulah
parade ini juga memiliki peran dalam menentang pemikiran-pemikiran tersebut. Harapan
dari diselenggarakannya parade tauhid ini adalah agar masyarakat lebih
meningkatkan kesadaran diri untuk selalu berpegang pada tauhid pada Allah SWT
di atas segalanya. Akhirnya parade ditutup dengan sholat dhuhur berjamaah di
Senayan.
*Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis reportase yang diadakan oleh FLP Jakarta.
Assalamu'alaikum.. Terima kasih atas partisipasinya, Nia.. Semoga kamu beruntung ya.. :)
ReplyDelete'Alaikumussalam, aamiin. Terima kasih :)
Delete