foto by premiermagz |
“Film
serem yang gak ada hantunya” itulah pendapat saya mengenai film 3: Alif Lam
Mim. Hey, film serem gak cuma yang ada hantu-hantu gentayangan sepanjang film
diputar. Lalu kenapa film 3 ini saya kategorikan film serem? Simple. Itu hanya masalah pribadi saja. Pasalnya saya gak sanggup lihat adegan action yang penuh dengan aksi
mematahkan tulang, suara tulang patah yang bikin meringis plus semburan darah
yang muncrat kemana-mana, it made me
scream all the time, haha…no no, not all the time, only when I saw the
martial art’s part. Satu lagi yang bikin serem adalah ide ceritanya.
Membayangkan apa yang ada di film ini menjadi kenyataan di masa depan, oh, itu
sangat menyeramkan. Kagum banget sama yang bikin ide cerita ini. Thumbs up for you.
Walaupun
masuk kategori serem versi saya, film ini memiliki tingkat kelayakan yang
sangat tinggi untuk ditonton. Ini seharusnya jadi film box office. Tapi kenapa
sebentar banget ya bertengger di bioskop? Padahal pemainnya keren-keren, sebut
saja Abimana, Rio Dewanto, Agus Kuncoro, Prisia, dan lain lain yang tidak bisa
saya sebutkan satu per satu, hehe..Mungkin kamu dapat menyimpulkan jawabannya
sendiri setelah saya utarakan isi filmnya.
Jadi,
ini tuh film dengan tema yang sangat sensitif banget di masyarakat kita, yaitu
liberalisme. Digambarkan negeri kita akan menjadi negeri yang menganut paham
liberal pada tahun 2036. Hey, negeri kita bukan Indonesia seperti sekarang ini,
tapi berganti nama menjadi “Libernesia”. Wow banget ya namanya!!!
Di Libernesia, paham yang dianut adalah paham liberal yang membebaskan
sebebas-bebasnya dalam segala hal, termasuk bebas dalam menginterpretasikan
suatu agama. Akan tetapi kebebasan itu sepertinya hanya berlaku bagi mereka
yang mayoritas, sedangkan bagi minoritas jangan harap mendapatkannya. For your info, di sini diceritakan bahwa
Islam tidak lagi menjadi mayoritas, sedikit demi sedikit penganutnya mengubah
ideologi mereka. Okelah mereka Islam, tapi jangan harap menemukan mereka
melaksanakan ibadah dengan khusyuk dan aman di negeri ini. Bahkan untuk shalat
saja kamu harus sembunyi-sembunyi, jika
ketahuan, kamu akan dibully habis-habisan.
Ideologi
liberal mendefinisikan Islam sebagai agama radikal, ekstrimis, teroris yang
harus dibasmi. Negeri yang menganut kebebasan tapi justru melarang warganya memakai
atribut keagamaan seperti gamis dan sorban, bahkan mendapatkan tatapan sinis
dan yang paling parah adalah label teroris akan melekat pada diri mereka. Jadi
kebebasan macam apa yang dimaksud??! Mereka berteriak “kebebasan” ketika mereka
menjadi minoritas, begitu menjadi mayoritas, mereka menindas siapa saja yang
tidak sepaham dengannya.
Pelajaran
yang saya ambil dari film ini adalah ketika Kiai Mukhlis berkata pada Mim,
salah satu tokoh utamanya, begini kira-kira kata-kata beliau, “Islam bukan
agama pembunuh”. Padahal saat itu Mim yang dengan susah payah menghadapi musuh
dengan segala keahlian bela dirinya dapat melumpuhkan dan menaklukkan kekuatan
musuh, bahkan Mim berkesempatan menghabisi nyawa musuhnya itu. Namun karena
sang Kyai mengeluarkan kata-kata pamungkasnya, Mim pun segera menyadari dan
berlalu meninggalkan musuh yang sudah tak berdaya. Itulah indahnya Islam yang
diajarkan oleh Nabi Saw. tidak sembarang membunuh musuh yang sudah tak berdaya.
Kesan
yang mendalam lainnya yang saya tangkap ada dalam peran Lam sebagai seorang
jurnalis yang memiliki idealisme tinggi, yang selalu berusaha untuk
menyampaikan berita sesuai fakta. Kata-katanya yang terekam dalam memori saya
yaitu ketika masa kecilnya belajar di pondok pesantren dia menyatakan cita-citanya,
“Aku ingin menjadi penulis yang menulis tentang kebenaran”. Itu sesuatu yang
keren yang harus dilakukan oleh seorang penulis. Dan saya akan merekamnya dalam
memori sampai kapan pun agar saya dapat membuat tulisan tentang kebenaran someday.
Film
action sekaligus dakwah ini tidak melulu berisi adegan perkelahian, tapi ada
bumbu romance-nya juga lho. Nah,
bagian ini dimainkan oleh Alif yang jatuh cinta pada Laras alias Nayla. Kisah
cinta yang cukup rumit di antara keduanya, bahkan tidak seharusnya mereka jatuh
cinta. Perasaan cinta yang ada di antara mereka justru akan membuat misi
liberalisme yang sudah dirancang sedemikian rupa olek pihak berwenang kacau
bahkan gagal. “Virus cinta adalah virus yang mematikan”, begitu kata pemeran
Ayah Laras dalam film ini. O ya, Alif dan Laras punya mantra sakti, mau
tau? Nih, dia mantranya, “Fight and never
lose hope”. Saya rasa mantra itu sangat cocok kita adopsi untuk menjalani
hidup lebih positif dan tetap berjuang.
Bicara tentang visualisasi masa depannya, film ini lumayan ok, kerenlah. Aku sampe mikir, apa iya di masa depan nanti wujud gadget bakalan kayak gitu?
Selain
adegan fighting and romance, di film ini juga ada bagian yang menguras air
mata. Di beberapa scene film ini sukses membuat air mata saya menganak sungai
alias nangis sebenar-benarnya nangis. Saya cukup sering menonton film yang
berhasil meneteskan airmata sebelumnya, tapi film 3: Alif Lam Mim ini bukan hanya
meneteskan air mata bahkan banjir air mata. Sekarang saya tau kenapa kalau
nonton bioskop lampunya dimatikan, karena supaya kalau ada adegan sedih dan nangis gak
ada yang melihat, hahaha…
One more thing, you can also learn
English while watching this movie because it provides English subtitle. Cool,
hah? :D
Nonton
film ini selain oke banget tambah seru kalau nontonnya rame-rame alias nobar
alias nonton bareng. Eh iya, apa definisi nobar buat kamu? Oke, saya bantu
jawab. Nobar itu pergi ke bioskop bareng, beli tiket bareng, masuk teater
bareng dan duduknya di satu area yang sama. Tapi nobar versi saya dan
teman-teman pramuda beda. Nobar ala kita, perginya sendiri-sendiri, beli tiket
sendiri, masuk teater sendiri (malah ada yang telat banget :D), duduknya juga
tersebar dimana-mana, haha…tapi tetep nobar kok, karena kita masih dalam satu
taeter yang sama :D
Pasukan Nobar |
Seru nobarnya, tapi napa mesti sendiri-sendiri, mbak
ReplyDeleteAku belum nonton film ini, malah baru tahu. Kudet banget ini, hihi
hihihi...
Deleteseru banget lho filmnya. Keren deh pokoknya :)
penasaran sama film ini, beneran worth buat di tonton kah? :D
ReplyDeleteI recommend this movie 100%. Kudu mesti ditonton! Gak bakal nyesel deh. Buruan nonton sebelum turun dari bioskop! :)
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteBentar lagi dicopot kayaknya, karena medianya sepi-sepi aja. Yuk yang belum nonton, segera nonton. Recommended banget nih film :D
ReplyDeletehttp://rumahnulis.blogspot.co.id/2015/10/review-3-alif-lam-mim.html
iya, sayang banget film sebagus ini gak bertahan lama di bioskop ;(
Delete