Wednesday 21 October 2015

Makna Air Zam-zam

Mempelajari sirah Nabi bukan hanya sekedar mempelajari seorang dokter, professor, insinyur dan profesi-profesi lainnya. Tapi lebih dari itu. Mempelajari sirah adalah mempelajari seorang mulia yang gelarnya melebihi gelar-gelar yang ada di dunia.

Kajian sirah pada pertemuan ke-2 bersama Ust. Khalid basalamah, Jum’at, 9 Oktober 2015, menceritakan kisah Nabi Ibrahim as.

Dikisahkan pada suatu waktu Nabi Ibrahim sedang berjalan bersama istrinya, Siti Sarah, menuju Mesir. Penguasa Mesir pada saat itu adalah penguasa yang dzalim. Perilakunya yang senang kepada wanita yang cantik yang sudah menikah dan harus mendapatkannya, sangat mengkhawatirkan Nabi Ibrahim. 


Sarah adalah seorang wanita yang cantik jelita, Nabi Ibrahim khawatir jika penguasa itu tahu Sarah adalah Istrinya, penguasa dzalim itu pasti akan membawa Sarah. Nabi Ibrahim mempunyai siasat untuk menghalangi perbuatan penguasa Mesir itu terhadap Sarah. Ibrahim berpesan pada Sarah, “Jika ada yang bertanya padamu tentang hubungan kita, jawablah kita adalah saudara.”

Nabi Ibrahim tidak bermaksud berbohong. Pernyataan yang dia katakan pada Sarah adalah benar. Mereka adalah saudara seiman. Itu semua ia lakukan demi keselamatan istrinya mengingat penguasa Mesir itu sangat menyukai wanita cantik yang sudah menikah.

Datanglah beberapa pasukan kerajaan Mesir menghampiri Nabi Ibrahim, dan benar saja, mereka menanyakan siapa Sarah dan apa hubungannya. Sarah pun melakukan apa yang diperintahkan suaminya. Dia mengatakan bahwa dirinya adalah saudara Ibrahim.

Namun, penguasa dzalim itu tetap saja membawa Sarah karena melihat kecantikannya, dan bermaksud ingin melampiaskan nafsunya. Akhirnya Sarah diselamatkan oleh Allah SWT, dan bebas dari cengkraman penguasa Mesir dzalim itu.

***
Setelah bertahun-tahun menikah dengan Sarah, Nabi Ibrahim tidak juga dikaruniai seorang anak. Usia Sarah pada waktu itu sudah sangat tua dan mandul. Akhirnya Sarah meminta suaminya untuk menikah lagi. Nabi Ibrahim pun menikah dengan Siti Hajar dan dikaruniai anak yang diberi nama Ismail. Melihat Hajar yang bahagia dengan anaknya membuat sarah merasa iri dan ingin memiliki anak juga. Allah pun mengabulkan keinginannya.

Nabi Ibrahim adalah orang sangat senang menjamu tamu yang datang ke rumahnya. Siapa saja yang lewat dan mampir ke rumahnya pasti diajaknya untuk makan bersama. Suatu hari dua orang malaikat utusan Allah yang diperintahkan untuk datang ke rumah Nabi Luth, datang mengunjungi Nabi Ibrahim terlebih dahulu untuk mengabarkan berita kehamilan Sarah. Nabi Ibrahim pun menyambut mereka dengan suka cita. Nabi Ibrahim pergi ke belakang rumahnya untuk menyembelih anak sapi untuk dihidangkan kepada dua orang malaikat tersebut.

Selesai menyembelih dan mengolah daging sapi itu, Ibrahim menghidangkannya ke hadapan dua malaikat itu, lalu mempersilakan mereka untuk menikmatinya. Namun sayang sekali kedua malaikat itu tidak bisa memakan apa yang telah disediakan oleh Nabi Ibrahim (Az-Zariyat: 24-30). Selain sangat memuliakan tamu, adab menerima tamu yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim adalah jangan menanyakan apa keperluan tamu yang datang sampai ia sendiri yang menceritakan maksud dan tujuannya.

Akhirnya dua malaikat itu menyampaikan maksud kedatangan mereka. Mereka diperintahkan Allah untuk menyampaikan kabar gembira bahwa istrinya Sarah sedang mengandung. Sarah yang mendengar berita itu terkejut sekaligus bahagia. Lalu lahirlah seorang anak laki-laki dari Sarah yang diberi nama Ishaq.

***
Atas perintah Allah, Nabi Ibrahim meninggalkan Hajar dan anaknya, Ismail yang masih bayi di padang pasir yang tandus kering. Istrinya dengan ikhlas menerima keadaan itu dan hanya bergantung pada Allah saja. Ketika Ismail menangis kehausan, Hajar kebingungan untuk mencari air minum untuk anaknya. Wanita itu pun berusaha dengan keras mencari sumber air. Dia terus berlari-lari dari safa ke marwa demi mendapatkan air. Ketika dirinya berada di safa, dia seolah melihat dari kejauhan sumber air yang keluar di marwa, maka berlarilah ia menuju marwa, begitu pun sebaliknya dan itu ia lakukan sebanyak tujuh kali. Seperti yang kita kenal saat ini dengan nama sa’i yang dilakukan pada saat melaksanakan ibadah haji. Sejak saat itu hingga sekarang, Hajar akan memanen pahala dari setiap orang yang melakukan ibadah sa’i. Bisakah kita bayangkan limpahan pahala yang akan diperoleh oleh Siti Hajar? Masyaa Allah, sungguh luar biasa keistimewaan Siti Hajar yang Allah berikan.

Setelah berlari-lari sebanyak tujuh kali, Siti Hajar melihat ada semburan air dekat dari posisi dimana Ismail berada. Airnya mengalir dengan sangat deras sehingga Siti Hajar membuat bendungan sambil berucap, “Zam-zam!” yang artinya “berkumpullah! Berkumpullah!”. Sejak saat itu kita mengenalnya sebagai air zam-zam.

Beberapa sumber menyatakan air zam-zam berasal dari hentakan kaki Ismail, ada juga yang berpendapat air itu keluar dari pijakan unta Nabi Ibrahim. Namun semua pendapat itu kedudukannya lemah. Pendapat yang kuat mengenai asal air zam-zam adalah dari diutusnya malaikat Jibril oleh Allah SWT dan mengepakkan sayapnya, maka keluarlah air itu.

1 comment:

  1. Masyaa Allah.

    Allah tak akan membiarkan seorang istri yang rela ditinggalkan suaminya untuk berdakwah.

    ReplyDelete