Friday 25 March 2016

Bagaimana Caranya Jadi Orang Baik

Beberapa hari yang lalu saya sempat menuliskan status di akun facebook “Gimana caranya jadi orang baik?” 

Seorang teman berkomentar kira-kira begini, “Selalu berusaha memberikan yang terbaik, karena hidup bukan hanya perkara menerima, tapi bagaimana kita memberikan yang terbaik”. Buat saya jawaban itu masih belum jelas dan saya belum paham bentuk real-nya seperti apa.

Motivasi membuat status itu karena memang saya belum termasuk dalam kategori orang baik. Mungkin saya masih mementingkan diri sendiri, mungkin juga saya bukan orang yang peka dengan lingkungan sosial atau mungkin saya juga masih sedikit sekali bersedekah. Menurut saya tiga ciri tersebut dimiliki oleh orang-orang baik.


Sepertinya tak perlu menunggu lama untuk sebuah jawaban dari status saya di atas, karena saya telah mendapatkan jawaban itu dalam buku "Yoyoh Yusroh: Mutiara Yang Telah Tiada". Dari buku ini saya mengetahui seperti apa wujud orang baik itu. Membaca buku ini, hanya kagum, kagum dan kagum yang dapat saya rasakan. Hanya kata-kata takjub yang terucap dan mengena di hati.
 
Saya terlambat mengetahui sosok ustadzah Yoyoh Yusroh ini. Kebaikannya begitu nyata dirasakan oleh berbagai kalangan di sekitarnya. Tidak hanya dirasakan oleh mereka yang dekat, tapi juga oleh mereka yang jauh bahkan di kalangan internasional. Wanita yang menjadi pembela jilbab saat pelarangan pemakaiannya di kampus maupun sekolah, wanita yang dikaruniai tiga belas anak hebat yang dekat dengan Al-qur’an, wanita yang concern membela kaum perempuan dan anak-anak, wanita yang perjuangannya membela pembebasan Palestina tidak kenal putus.

Wujud kebaikannya nyata dalam dakwah di lingkungan keluarga dan ummat. Bayangkan, dengan 13 orang anak yang beliau miliki, tidak luput setitik perhatian pun dari kasih sayang dan bimbingannya. Satu hal yang menjadi prioritas dalam mendidik anak-anaknya adalah bagaimana ia membuat mereka dekat dengan Al-qur’an. Sudah sejauh mana hafalan mereka? Sudah berapa juz yang dibaca hari ini? Itulah beberapa pertanyaan wajib yang akan ditanyakan ketika Sang ustadzah yang sangat sibuk ini mengunjungi putra putrinya yang berada di pesantren. 

Jabatannya sebagai anggota parlemen bukan alasan menjadikan dirinya lebih tinggi dari siapa pun. Bahkan pada khadimat yang membantu keperluan sehari-harinya di rumah kebaikannya tidak berkurang sedikitpun. Sifatnya yang pemaaf dan penyabar ini membuat khadimat betah dan bangga mempunyai majikan seperti sosok ustadzah Yoyoh. Dikisahkan dalam buku ini, pernah suatu ketika khadimat yang baru bekerja di rumahnya itu mencuri sejumlah uang. Ustadzah Yoyoh tidak serta merta memarahi atau memecatnya. Beliau dengan sabar berdiskusi dan membimbingnya hingga kejadian tersebut tidak pernah terulang.

Buku ini membawaku menyelami sosok wanita sempurna. Sempurna tidak dilihat dari segi fisik saja, tapi sempurnanya hati yang lebih utama. Di samping kebaikan-kebaikan beliau yang menginspirasi, perjuangan dakwahnya pun tidak kalah hebat. Dengan tingkat kesibukan yang cukup tinggi, dakwah dan pendidikan anak tidak terabaikan. Sekali pun kondisinya kurang sehat, dakwah tetaplah menjadi yang utama. Beruntung beliau dikaruniai suami dan anak-anak yang selalu mendukung segala aktivitasnya, baik di parlemen maupun kegiatan sosial.

Ustadzah Yoyoh Yusroh merupakan salah satu mutiara yang memancarkan kilau-kilau kebaikan untuk orang banyak. Mutiara itu kini telah tiada, tapi kilaunya tak akan pernah redup. Masih banyak kisah-kisah kebaikan beliau yang diceritakan dalam buku ini yang membuat kita malu jika tidak menjadi manusia yang berguna.

Menjadi sosok baik dan mengikuti jejak ustadzah Yoyoh sangat tidak mudah bagi saya, tapi setidaknya saya mendapatkan gambaran bagaimana caranya menjadi orang baik. Untuk menjadi orang butuh keberanian. Yah, berani! Apakah kita (saya khususnya) memiliki keberanian itu?

6 comments:

  1. Masyaa Allaaah...
    Inspiratif ya, Mba Hanie.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, insyaa Allah klo baca bukunya bisa dpt inspirasi yg lebih bnyak lagi..

      Delete
  2. ustadzah Yoyoh Yusroh ispiratif bgt ya mbakk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bener,,
      Semoga kita bisa mengikuti jejaknya. Aamiin

      Delete
  3. merinding, jadi teringat saat beliau wafat :(

    ReplyDelete