KMGP
The Movie merupakan salah satu film yang paling saya tunggu-tunggu. Saya sudah
mengetahui kabar mengenai pembuatan film ini sejak lama, sekitar tahun 2011
atau 2012. Lama tak terdengar lagi kabar tentangnya, saya pun berpikir mungkin
pembuatan film ini tertunda atau bahkan dibatalkan.
Akhirnya
setelah beberapa tahun berlalu, saya mendengar kabar lagi bahwa film Ketika Mas
Gagah Pergi akan segera diwujudkan. Semangat saya pun bangkit lagi. Berita
mengenai perkembangan film ini selalu saya ikuti di berbagai akun media social miliki bunda Helvy Tiana
Rosa atau akun fanpage KMGP The
Movie.
Saya
juga pernah berkesempatan datang ke acara road
show yang diadakan oleh salah satu komunitas pendukung film ini. Melihat
langsung para pemain hasil audisi membuat saya terkagum-kagum pada talenta
mereka dan juga bangga dengan bunda Helvy Tiana Rosa yang akhirnya berhasil
menemukan anak-anak muda berbakat itu.
Mendekati
hari perdana pemutaran KMGP The movie di bioskop, saya dan teman-teman begitu excited. Tak sabar ingin melihat aksi
para pemain yang terbilang baru di dunia perfilman Indonesia, yang akan
memerankan tokoh-tokoh inspiratif dalam film yang juga sangat menginspirasi.
Alhamdulillah
saya mendapatkan kesempatan menonton film ini pada pemutaran hari pertama.
Meskipun berdomisili di Bekasi, saya sama sekali tidak keberatan untuk menonton
di bioskop yang ada di salah satu mall di Jakarta, karena memang saya ikut
nonton bareng teman-teman komunitas FLP Jakarta. Jarak bukan hambatan bagi saya
demi menonton film Ketika Mas Gagah Pergi, apalagi di hari-hari pemutaran
perdana.
Saya
tidak ingin melewatkan kesempatan menonton di hari pertama agar film
berkualitas ini dapat bertahan lama tayang di bioskop-bioskop Indonesia. Sayang
sekali jika film berbobot ini hanya tayang dalam waktu singkat saja, sehingga
tidak banyak orang yang mendapatkan energi positif dari filmnya.
Jarak
Bekasi-Jakarta saya tempuh dengan menggebu, mengejar jam tayang yang sebentar
lagi akan mulai. Karena dipastikan film ini akan selesai pada malam hari, saya
pun memutuskan untuk menginap di rumah seorang teman, di bilangan Jakarta
Barat. Dan keesokan harinya merupakan hari yang sangat melelahkan. Bagaimana
tidak? Perjalanan pulang dari Jakarta Barat ke Bekasi memakan waktu kurang
lebih enam jam yang disebabkan oleh kemacetan yang sangat parah ditambah cuaca
terik yang setia menemani selama perjalanan. Saya berpikir dengan waktu selama
itu mungkin saya bisa traveling ke salah
satu kota di Jawa Tengah. Tapi tak mengapa asal saya puas telah menonton film
Ketika Mas Gagah Pergi.
Selama
menonton film yang saya rasakan adalah kagum, bahagia, penuh tawa dan juga
hikmah. Beberapa scene yang sangat
berkesan buat saya diantaranya, adegan Yudi yang diperankan oleh Masaji
Wijayanto yang sedang melakukan aksinya berceramah di dalam bus. Yudi
menyampaikan sebuah potongan ayat yang berbunyi “fii ahsanitaqwim”, dalam sebaik-baik bentuk. Ya, Allah telah
menciptakan manusia dalam sebaik-sebaik bentuk.
Allah
menciptakan dalam bentuk yang paling sempurna, walaupun manusia itu sendiri
sering menganggapnya sebuah kekurangan. Ada yang dikaruniai tubuh gemuk, hidung
pesek atau badan yang pendek. Sesungguhnya itulah bentuk kita yang terbaik yang
Allah berikan. Kebanyakan manusia tidak puas dengan keadaan fisiknya, hingga
mereka rela melakukan apa saja untuk mengubah bentuk tubuhnya menjadi bentuk
yang mereka anggap lebih sempurna.
Ada
yang melakukan operasi plastik agar hidungnya menjadi lebih mancung, sedot
lemak, cukur alis, sulam bibir, dan lain sebagainya. Hidup kita cenderung tidak
bahagia dengan apa yang telah Allah tetapkan. Hidup hanya dipusingkan dengan
bentuk tubuh yang dianggap serba kekurangan. Sadarkah kita itu semua dilarang
oleh Allah? Salah satu dalil yang melarangnya berbunyi,
“Allah melaknat para wanita pembuat tato dan
yang meminta dibuatkan tato, para wanita yang mencukur alis mereka dan para
wanita yang meminta untuk dicukur alisnya, dan para wanita yang mengikir gigi
mereka, dengan tujuan mempercantik diri serta mengubah ciptaan Allah Ta’ala”
(HR. Muslim)
Lalu
apa yang harus kita lakukan bila bentuk fisik tidak sesuai dengan yang
diharapkan? Bersyukurlah! Ya, karena
dengan bersyukur Allah akan menambah nikmatNya. Hidup akan lebih tenang dan
bahagia. Bersyukurlah maka kita akan bahagia. Jangan terpuruk dan sibuk dengan
kondisi yang tidak sesuai harapan. Tapi sibukkanlah diri kita dengan
meningkatkan ibadah kepadaNya.
Fi ahsanitaqwim,
satu kata yang penuh makna yang dihadirkan dalam film KMGP ini cukup membuat
saya sadar akan keadaan diri sendiri yang jauh dari sempurna, baik secara fisik
maupun amal ibadah. Namun Allah telah menciptakan saya dalam sebaik-baik
bentuk, maka yang harus saya lakukan adalah bersyukur dan terus meningkatkan
amal ibadah. Karena Allah tidak melihat keadaan fisik melainkan amal ibadah
yang kita lakukan.
Satu
lagi pesan yang membekas di benak saya, yaitu kalimat yang diucapkan oleh Mas
Gagah yang diperankan oleh Hamas Syahid Izzudin, “Jika kita tidak setuju dengan
suatu kebaikan yang belum kita pahami, setidaknya cobalah untuk menghargainya”.
Di
era sekarang ini kita mudah sekali melihat berbagai komentar tidak baik atau
cibiran pada sebuah kebaikan yang terjadi pada orang lain. Apalagi jika
perubahan itu terjadi pada sisi spiritual seseorang. Orang yang hijrah menuju
sebuah kebaikan, setidaknya mereka telah berusaha untuk menaati syari’at yang
telah Allah tetapkan. Mereka hanya ingin mencapai ridho Allah, agar
kehidupannya di dunia lebih terarah dan mendapatkan akhir hidup yang bahagia.
Namun, pihak-pihak yang tidak mengerti atau tidak mau mengerti, menilai semua
itu hanya kedok, pencitraan, sok alim, sok pintar, sok menggurui.
Sikap
seperti itu sebaiknya jangan dibiarkan bersemayam dalam diri kita. Cobalah
untuk menghargai apa yang orang lain yakini. Toh, hijrahnya seseorang tidak
merugikan kita. Selama orang itu berubah ke arah yang lebih baik, hendaknya
beri dukungan, doa dan harapan agar yang bersangkutan selalu istiqomah di jalan
yang telah dipilih.
Saya
yakin banyak orang yang terbuka pikirannya setelah menonton film KMGP.
Pesan-pesan yang diselipkan begitu terasa nyata dalam kehidupan kita. Masih
banyak sekali hikmah lain yang diselipkan dalam film ini, misalnya tentang
Palestina. Walaupun scene ini
dihadirkan hanya dalam beberapa menit saja, semangat akan kepedulian pada
Palestina begitu dalam.
Film-film
seperti ini sangat diperlukan bagi masyarakat kita. Karena aktivitas membaca di
Indonesia masih sangat rendah. Lagipula aktivitas menonton film lebih digemari
daripada membaca. Jadi pesan yang tidak tersampaikan dalam buku bisa
tersampaikan melalui filmnya.
Tidak
puas dengan menonton hanya sekali, maka begitu ada kesempatan menonton untuk
yang kedua kalinya tidak saya sia-siakan. Selain itu pada kesempatan yang
pertama, saya agak terlambat beberapa menit, jadi tidak tahu adegan-adegan apa
yang saya lewatkan pada menit-menit awal. Dan akhirnya pada kesempatan kedua
saya pun dapat menontonnya secara lengkap, tak ada yang terlewatkan, hehe.
Saya
menunggu hikmah apa lagi yang akan dihadirkan dalam KMGP The Movie 2. Dan saya
harap tidak lama lagi kami, sahabat Mas Gagah dapat menyaksikan kisah inspiratif
lainnya.
Semoga film2 Islami makin berjaya dan menjadi salah satu ladang dakwah.
ReplyDeleteAamiin. Yuk dukung terus film2 Islam bermutu!
Delete