Judul :
Crazy Rich Asians
Penulis :
Kevin Kwan
Penerbit : Gramedia, 2016
Tebal :
469 halaman
Rachel
Chu dan ibunya adalah orang Cina daratan yang bermigrasi ke New York dari sejak
Rachel kecil hingga ia dewasa. Rachel adalah seorang lulusan ekonomi yang kini
mengajar di salah satu universitas di New York, memiliki karier bagus, cerdas
dan wajah cantik membuat Nicholas Young, teman sejawatnya, jatuh cinta.
Nick
mengajak Rachel menghabiska liburan musim panas ke negeri asalnya, Singapura,
sekaligus memperkenalkan Rachel pada keluarganya. Nick adalah keturunan Cina
yang kaya raya. Seluruh keluarganya, mulai dari nenek, sepupu, paman dan
bibinya hingga kedua orangtuanya merupakan orang Cina kaya yang menguasai dunia
bisnis se-Asia. Selain keluarga, Nick juga memiliki teman-teman yang sama kaya
dan suksesnya.
Kedatangan
Nick ke Singapua sebenarnya untuk memenuhi undangan pernikahan sahabatnya sejak
kecil, Collin. Ia diminta untuk menjadi pendamping pengantin pria. Pernikahan Collin
dan Araminta akan menjadi pernikahan besar yang akan dihadiri orang-orang
penting, pejabat pemerintah, artis terkenal, dan tentu saja akan menjadi
headline di media Cina di seluruh dunia. Ini akan menjadi pernikahan termewah
yang dinantikan semua orang. Rachel tidak tahu-menahu tentang kekayaan Nick,
karena memang Nick tidak pernah menceritakan mengenai keluarganya yang kaya.
Begitu
tiba di Singapura, Rachel terperanjat dengan semua kekayaan dan fasilitas yang
tersedia. Ia tidak menyangka kekasihnya memiliki semua kekayaan ini. Rumah
neneknya yang bagaikan istana di Tyersall Park, jet-jet pribadi yang bisa
menerbangkannya ke mana pun, baju-baju karya disainer kelas dunia, hidangan
mewah, lampu-lampu kristal, lantai marmer berlapis emas, semua membuat Rachel shock.
Ia tidak siap dengan semua yang dihadapinya. Belum lagi keluarga Nick yang
tidak senang dengan kehadirannya, terutama ibu Nick yang menganggapnya sebagai
wanita yang mengejar harta kekayaan Nick.
Novel
ini mempertontonkan segala bentuk kekayaan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
Astrid yang bisa mengunjungi Prancis kapan saja dia mau hanya untuk membeli
koleksi terbaru dari perancang busana dunia favoritnnya. Nick dan temaan-temannya
yang bisa melintasi antara Macau dan Australia dengan jet pribadi hanya untuk
minum kopi. Eddie dan Fiona yang selalu tampil dengan busana-busana dari
perancang kelas dunia. Pulau-pulau pribadi tempat diadakannya pesta-pesta
mewah.
Mereka
orang-orang kaya Cina menguasai dunia bisnis se-Asia. Tidak heran memang kenyataannya
etnis Cina hampir ada di setiap negara, dan mereka tergolong sukses dengan
tingkat ekonomi menengah ke atas.
“…dalam seratus tahun, Cina akan menjadi negara paling kuat yang pernah ada di dunia.” (hlm. 303)
Dengan
ketebalan 469 halaman, novel ini cukup menarik. Pembaca, selain diajak untuk
berkhayal menjadi orang kaya, juga disuguhi dialog-dialog segar yang mengundang
senyum. Bahasa Kanton dan Bahasa Hokian ditampilkan dalam dialog-dialog
tertentu disertai dengan catatan kaki yang menjelaskan maknanya. Hal ini dapat
menambah wawasan pembaca dalam bidang bahasa.
Kevin
Kwan penulis buku ini menuliskan ceritanya dengan konsep yang unik sekaligus
agak membingungkan. Pasalnya setiap bab menceritakan tokoh-tokoh yang berbeda
dengan konfliknya masing-masing. Membaca setengah buku ini, saya belum
menemukan siapa tokoh utama dan konflik apa yang menjadi tema besarnya. Ketika membaca
setengah buku selanjutnya barulah saya bisa menangkap permasalahan yang
diangkat dan tokoh utamanya.
Beberapa
kesalahan penulisan saya temukan; kata “kalau” ditulis menjadi “kalua”, “pesan”
jadi “pesam”, “dalam” jadi “dalan”. Saya juga dibuat bingung oleh pemakaian
kata “mom”. Di novel ini tertulis kata “mom” dengan dua versi, yaitu “mom” dan “mum”.
Jadi yang manakah yang tepat untuk penggunaan kata tersebut?
Lepas
dari kekurangan-kekurangan tersebut, novel ini cukup menarik dan menghibur. Bagi
pecinta novel pasti tidak akan melewatkannya.
Judul bukunya sesuatu banget ya?
ReplyDelete