Judul :
Seberapa Berani Anda Membela Islam?
Penulis :
Na’im Yusuf
Penerbit :
Maghfirah, Mei 2016
Tebal :
274 halaman
Seberapa
berani Anda membela Islam?
Sebelum
menjawab pertanyaan di atas, sebaiknya ketahui dulu ciri-ciri atau karakteristik
yang harus dimiliki seorang pemberani. Buku ini membahas secara detil
karakteristik seorang yang pemberani, serta contoh nyata sikap berani yang
ditunjukkan oleh Nabi Saw. dan para sahabat.
Lalu,
apa sajakah karakteristik yang harus dimiliki untuk menjadi seorang yang pemberani? Penulis
menjabarkan tiga belas karakteristik pemberani, yaitu; mencintai masjid,
menyeru ke jalan Allah, sungguh-sungguh dan tanggap, bersikap aktif dan
bertanggung jawab, bercita-cita tinggi, mulia dan terhormat, berani di atas
kebenaran, berani, berjihad dan berkorban, teguh di atas kebenaran, sabar dan
membiasakan diri, memenuhi janji dan jujur pada Allah SWT, terakhir tidak mudah
putus asa dan pesimis.
Sudah
adakah dalam diri kita ciri-ciri tersebut? Jika belum, semoga kita masih diberi
kesempatan untuk mewujudkan ciri-ciri tersebut. Namun tentunya kita tahu bahwa
manusia tidak ada yang sempurna, kecuali manusia mulia Nabi Muhammad SAW. Kita
tidak perlu menunggu hingga ke tiga belas karakter itu hadir dalam diri untuk
menjadi seorang pemberani. Tanamkan dalam diri untuk mewujudkan karakter
pemberani tersebut sambil terus mengimplementasikan sifat berani membela Islam di
setiap kesempatan.
Sifat
berani bukan hanya dominasi kaum pria saja atau
orang dewasa saja, karena wanita dan anak-anak pun tidak kalah dalam hal
keberanian membela Islam. Kisah nyata
sifat berani pada masa kenabian dapat kita salami di buku ini. Pahlawan pemberani pembela Islam datang dari
berbagai kalangan, baik pria, wanita hingga anak-anak. Keberanian mereka
membuat kita terenyuh, takjub dan mengharukan.
Dikisahkan
suatu hari Amirul Mukminin Umar bin
Khaththab berjalan melewati tiga orang
anak-anak yang tengah bermain dan bercanda bersama. Ketika mereka melihat Umar
lewat, mereka lari terbirit-birit dan tinggal seorang saja. Anak itu adalah
Abdullah bin Zubair. Umar bertanya kepadanya, “Mengapa kamu tidak ikut berlari
bersama teman-temanmu?” Anak itu menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, aku tidak
melakukan dosa. Mengapa aku harus takut kepada engkau? Jalan juga tidak sempit,
jadi aku tidak perlu meluaskan jalan
untuk engkau”. Mendengar penuturan bocah itu, Umar berkata,”Engkau seorang
pemberani seperti ayahmu (Zubair bin Awwam)”.
Sedangkan
pahlawan pemberani dari kalangan wanita dalam Islam dicontohkan oleh; Ummu
Hakim Al-Makhzumah yang tercatat dalam sejarah berhasil membunuh tujuh tentara
Romawi saat perang Yarmuk, Sumaira binti Qais yang mendorong kedua anaknya
untuk bergabung bersama Rasulullah dalam perang uhud, Ummu Imarah yang turut serta
ke medan pertempuran di perang Uhud
dengan gagah nerani layaknya kaum laki-laki.
Orang
Islam yang pemberani harus memiliki sifat aktif, aktif dalam segala bidang.
Orang Islam tidak boleh hanya jadi penonton, tetapi jadilah penggerak. Aktif
dalam menanggapi hal-hal buruk yang menimpa agama dan umat Islam. Imam Syafi’i
sangat tidak menyukai sikap berdiam diri. Orang Islam itu harus bergerak, harus
peka. Imam Syafi’i pun bersyair tentang hal ini, “Sungguh aku melihat kerusakan
bila air itu diam. Jika mengalir, maka baiklah ia, karena jika tidak, maka
tiada kebaikan” (hlm. 89).
Selain
aktif, orang Islam juga harus percaya diri, karena Islam itu gagah dan
berwibawa, seperti kata Umar. Dikisahkan Asy-Syifa binti Abdillah melihat
sebagian wanita berjalan seperti orang yang lemah, dia bertanya, “Siapa wanita-wanita
itu?” lalu dijawab, “Mereka para wanita ahli ibadah,” Umar berjalan dengan
gagah, jika berbicara didengar, orang yang terkena pukulannya pasti terluka,
padahal ia adalah orang yang ahli ibadah sejati (hlm. 114).
Maknanya
adalah bahwa umat Islam tida boleh lemah dan lesu. Ia harus selalu optimis dan semangat, baik dalam menjalankan
ibadah maupun dalam bergaul di masyarakat
dalam menghadapi problema social yang ada. Karena sejatinya umat Islam merupakan
umat terbaik seperti yang Allah sebutkan dalam QS. 3: 110.
“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia. (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah…”
Buku dengan tebal 274 halaman ini, selain berisi
tentang penjelasan ciri-ciri seorang pemberani dan kisah para sahabat, juga
dilengkapi tip-tip ringkas seputar karakter pembangun jiwa. Dewasa ini, sikap
pemberani sangat diperlukan demi menghadang serangan dan usaha menjelek-jelekan
agama Islam oleh pihak lain. Kekurangan buku ini satu, yakni pada fisik buku
yang cenderung lebih berat dari buku biasanya. Namun tentunya materi yang
ditulis di dalamnya tidak mengurangi nilai kemanfaatan dan kualitas buku ini.
Berani membela islam saat ini semakin perlu ditunjukkan oleh kaum muslimin. Godaan dunia semakin berat. Semoga kita termasuk golongan pemberani tersebut, golongan yang menjadikan kaum salafush shalih sebagai panutan dan teladan. Aamiin
ReplyDelete