Beberapa waktu yang lalu saya berkesempatan menghadiri sebuah seminar dengan tema “Sosialisasi Pembudayaan Kegemaran Membaca”. Salah satu pembicara yang hadir adalah Bapak Dodi Pribadi dari Perpustakaan Nasional. Ada pernyataan menarik yang beliau kutip dari seorang public figure, Tantowi Yahya, yaitu “Ibuku adalah perpustakaan pertamaku”. Tantowi kecil menjadikan ibunya sebagai perpustakaan tempatnya mendapatkan informasi.
Biasanya
anak kecil itu suka sekali bertanya. Apa saja yang dilihat atau didengar pasti
akan ditanyakan kepada ayah atau ibunya. Lalu, bagaimana cara orangtua menjawab
pertanyaan anak? Jika pertanyaan yang disampaikan adalah hal-hal yang umum,
orangtua akan dengan mudah menjawabnya. Tapi bagaimana jika pertanyaan yang
muncul adalah sesuatu yang tak wajar atau sulit untuk dijawab karena orangtua
tidak memiliki pengetahuan tentangnya?
Nah,
agar orangtua tidak terjebak dalam pertanyaan sulit dari anak, mulailah dengan
gemar membaca. Membaca segala jenis buku akan memperkaya wawasan, sehingga jika
suatu saat anak bertanya orangtua sudah memiliki amunisi yang baik untuk
disampaikan. Kalaupun orangtua belum memiliki pengetahuan yang anak inginkan,
orangtu dan anak bisa mencarinya bersama-sama. Jadikan kesempatan menemukan
jawaban atas pertanyaan anak ini sebagai waktu yang menyenangkan untuk melakukan
aktifitas bersama.
Dengan
begitu, anak akan senang karena orangtuanya dapat memberikan jawaban yang
memuaskan dan mulai menjadikan orangtuanya sebagai perpustakaan pertamanya.
Anak akan bangga bahwa ternyata orangtuanya memiliki wawasan yang baik,
sehingga anak akan merasakan manfaat membaca dan akan mulai menyukai kegiatan
membaca.
Bagaimana cara menularkan kegemaran
membaca pada anak?
Model
atau contoh terbaik bagi seorang anak adalah kedua orangtuanya. Anak akan
meniru apa yang ia lihat dan dengar dari orangtuanya. Oleh karna itu hendaknya
orangtua hanya berkata dan berperilaku yang baik di depan anak-anak. Salah satu
hal yang baik yang bisa ditiru oleh anak adalah kegiatan membaca. Bila seorang
anak sering melihat orangtuanya memegang buku dan membaca, anak pun akan
penasaran dengan apa yang dilakukan orangtua.
Selain
itu, berikan kemudahan pada anak untuk meraih buku. Dengan meletakkan buku di
tempat yang mudah dijangkau anak, anak tidak segan untuk mengambil dan
membukanya. Namun, kebanyakan orangtua malah menjauhkan buku dari anaknya karena
khawatir akan merusak bukunya. Hal itu bisa disiasati dengan memberikan anak
buku dengan hard cover misalnya, atau untuk anak yang masih kecil sekali,
orangtua dapat memberikan buku yang terbuat dari bahan kain yang memang
diperuntukkan untuk bayi dan balita. Tetapi untuk anak yang sudah agak besar,
biarkan ia memilih bukunya sendiri yang dapat ia jangkau dengan mudah.
Menularkan
kegemaran membaca pada anak sebenarnya dapat dilakukan sejak dalam kandungan. Bunda
Aini Kiki (pakar parenting literasi yang juga menjadi salah satu pembicara pada
seminar itu) mengatakan, “Bahkan janin memiliki kebutuhan untuk belajar, karena
janin sudah bisa mendengar sejak ruh pertama kali ditiupkan”. Jadi, ibu atau
ayah bisa berkomunikasi dengan janin yang dikandung. Rangsang janin dengan
kata-kata yang positif, perdengarkan ayat Alquran dan bacakan buku-buku yang
berkualitas.
Ir. Adiyati Fathu Roshonah, M. Pd. atau dikenal dengan Bunda Aini Kiki |
Untuk
anak balita yang sedang dalam masa aktif biasanya akan membuat seorang ibu harus
ekstra pengamatan dan ekstra kesabaran. Sayangnya masih banyak orangtua yang
tidak ingin direpotkan oleh anak rewel, jadi ketika anak menangis dan orangtua
merasa terganggu dengan suara tangisan anak, orangtua akan mengambil jalan
pintas dengan memberikan gadget atau menyalakan TV agar si anak berhenti
menangis.
Dua
benda itu- gadget dan TV- menjadi andalan orangtua agar aktifitas mereka tenang
tanpa tangisan rewel anak. Anak pun biasanya akan diam jika melihat dua benda
itu. Bunda Aini Kiki memberikan alternatif barang yang bisa diberikan kepada
anak saat ia rewel. Orangtua bisa memberikan buku atau kertas dan alat tulis.
Anak bisa mulai berkreatifitas di atas kertas meskipun hanya sebuah
coret-coretan. Contoh lain, saat ibu sedang memasak, ibu bisa memberikan
wortel, tomat atau sayuran lain kepada anak. Biarkan ia memegang apa yang
dipegang oleh ibunya. Dengan begitu anak akan terbiasa dengan sayur sejak
kecil. Teknik ini berhasil diterapkan oleh Bunda Aini Kiki kepada anak-anaknya.
Alhasil saat usia 4 tahun anaknya sudah bisa menulis dengan baik dan gemar
makan sayur.
Tentu
saja tidak semua orangtua akan berhasil menerapkan teknik yang dicontohkan
Bunda Aini Kiki ini, karena setiap anak memiliki keunikan dan ciri khas
masing-masing. Tapi apa pun tekniknya, biarkan anak mengenal buku sejak dini.
Kenalkan buku lebih sering dan hindari dulu mengenalkan anak pada gadget.
Jadikan buku benda favorit pertamanya.
"Tulisan ini diikutkan dalam Postingan Tematik (PosTem) Blogger Muslimah Indonesia"
#PostinganTematik #BloggerMuslimahIndonesia
Orang tua adalah role model utama dan pertama untuk anak.
ReplyDeleteIya mba bener banget ^^
DeleteAnak memang mudah meniru kebiasaan di sekelilingnya, termasuk kebiasaan membaca. Yuk sebagai orangtua, kita biasakan membaca agar anak-anak kita meniru dan suka membaca :)
ReplyDeleteYuuuk!!
DeleteHehe akhirnya diposting ulang ya Nia. Gapapa deh, ujian kesabaran hehe.
ReplyDeleteIya, uni. Duh, kenapa bisa kehapus ya ;(
DeleteMenularkan virus membaca pada anak harus dimulai dari orang tuanya.
ReplyDeleteRight
DeleteHiks..hiks...masih sulit untuk menjadikan buku favoritnya anak2 mba.
ReplyDeleteDicoba terus mba ^^
DeleteIni yang terus menerus kami terapkan ke anak-anak. Semoga kecintaan kami, orang tuanya, dapat menjadi contoh bagi mereka untuk ikut mencintai buku.
ReplyDeleteAamiin ^^
DeleteMenaruh buku ditempat yang mudah ditangkap itu ada plus minusnya juga. Di satu sisi dapat mengenalkan anak-anak pada buku, tapi disisi lain Suka jengkel sendiri kalau buku-buku kesayangan disobek ama anak-anak.
ReplyDeletehihi, iya ya dilema juga
DeleteButuh dampingan orang tua agar buku tidak dirusak anak-anak
DeleteIbu adalah perpustakaan pertama bagi anak.. saya suka kalimat ini
ReplyDeleteYuk jadi perpustakaan pertama bagi anak kita ^^
DeleteTips memberi buku, kertas, alat tulis sudah pernah saya praktikkan ke si kakak. Sip, memang tokcer hasilnya. Menenangkan anak tapi visioner :) alhamdulillah sampai sekarang si kakak gila membaca. Semoga nanti adiknya juga, aamiin
ReplyDeleteAlhamdulillah tokcer ya mba :D
DeleteTips kasih teladan, saya yang paling mempan. Jadi kalau saya lagi pegang buku dan serius baca..mereka pun ikuitan:)
ReplyDeleteWah, keren!
Deletebisa saya coba ini, makasih sharingnya mbak, salam kenal :)
ReplyDeleteSama2 mba, semoga berhasil ^^
Deletekadang gadget lebih menarik ya bund hehe
ReplyDeleteMenaruh buku dalam jangkauan anak. Iya ya, kadang kita malah menaruhnya tinggi-tinggi karena takut rusak. Harus diingat itu buat suatu saat kalau aku punya anak.
ReplyDeleteTadi sesaat pas baca baru kepikiran, sebenarnya kalau gadget digunakan sebagai alat baca juga akan baik sekali. Dari pada sekedar memutar video-video lagu.
Betul. Gadget memang bisa digunakan untuk membaca juga. Tapi saya sendiri lebih suka baca buku fisik bukan gadget ^^
DeleteBenar banget mbk orang tua kudu banyak membaca sehingga juga cerdas ketika menjawab pertanyaan anak
ReplyDeleteCalon ibu langsung semangat baca buku lagi, Mbak. Biar nanti bisa jadi guru pertama, perpustakaan pertama (atau apapun istilah lainnya) untuk anak-anaknya... :)
ReplyDeleteWah pingin banget jadi perpustakaan pertama bagi Afnan dan adik-adiknya kelak. Semangat belajar lagi untuk saya dan bunda-bunda yang lain :)
ReplyDeleteOrtu eike suka baca. Eike suka baca tp adik eike kaga
ReplyDeleteIya juga ya, Ibu saya dulu tuh semangat banget nyekokin saya sama adik saya buku-buku bacaan bergambar. Ternyata usahanya agar saya gemar membaca. Jadi tambah semangat buat membaca.
ReplyDeleteKalau saya, ya teladan yang paling joss buat anak-anak. Mereka selalu tertarik melihat saya membaca trus ketawa-tawa atau bertampang serius karena penasaran. Sekarang ekspresi seperti itu sering mereka tiru juga, heheheh
ReplyDeleteKeren, jika ibu bisa menjadi perpustakaan pertama untuk anak, karena memang fitrahnya ibu adalah madarasah utama bagi anak-anaknya :)
ReplyDeleteJangan ragu untuk memberikan buku kepada anak, yang penting sesuai dengan usianya yah..
ReplyDelete