Sejarah?
Apa yang terlintas di benakmu saat mendengar kata itu? Membosankan. Mungkin
saja banyak yang berpikiran seperti itu, termasuk saya. Buku sejarah mungkin
menjadi salah satu jenis buku yang dihindari. Pasalnya kebanyakan buku sejarah
itu tampil dengan fisik yang tidak menarik. Mungkin saja sampul bukunya tidak
enak dipandang, jenis huruf yang kurang bersahabat dengan mata, tata letak isi
buku kurang atraktif atau mungkin bahasa yang digunakan sangat ketinggalan jaman.
Tapi
tahukah kalian, ada buku sejarah yang jauh dari hal-hal yang membosankan di
atas? Ya, saya menemukannya. Buku dengan tema sejarah yang pastinya memperluas
wawasan, ditulis dengan gaya bahasa ringan nan inspiraif, disain tata letak
yang menarik itu berjudul “Gara-Gara Indonesia” karya Agung Pribadi, seorang
menekuni bidang sejarah.
Membaca
buku GGI membuat saya semakin tahu dan kagum pada negara saya ini. Banyak fakta
menarik tentang Indonesia yang cukup membanggakan. Salah satunya yakni Indonesia
merupakan salah satu dari sedikit negara yang meraih kemerdekaan dengan
perjuangan sendiri, perang berkali-kali, bertahun-tahun hingga berabad.
Sedangkan kebanyakan negara lain yang terjajah, tidak mendapatkan
kemerdekaannya dengan perjuangan sendiri, melainkan ada yang merdeka karena
dihadiahkan oleh negara yang menjajah, banyak juga negara yang mendapatkan
kemerdekaan setelah lepas dari negara induk, ada pula yang merdeka karena
negara induk mereka terpecah.
Buku
GGI tidak hanya menampilkan sejarah Indonesia yang membanggakan, tapi juga
menyajikan kisah sejarah yang membuat kecewa. Seperti dalam fakta-fakta berikut
ini:
- 1. Indonesia merupakan sumber herba untuk berbagai tanaman kesehatan dan kosmetik. Akan tetapi hak paten atas tanaman tersebut saat ini dimiliki oleh bangsa asing.
- 2. Indonesia adalah penghasil cokelat terbesar nomor tiga di dunia, tapi negara yang dikenal sebagai penghasil cokelat berkualitas di dunia adalah Swiss atau Belgia. Sekalipun negara Eropa tersebut tidak ada perkebunan cokelat.
- 3. Indonesia adalah penghasil karet dan sawit tertinggi di dunia, tetapi harganya ditentukan bursa komoditi di Belanda yang tidak punya tanaman tersebut.
- 4. Dan masih banyak lagi.
Kesimpulannya,
sejarah mencatat sebuah negara menjadi besar bukan karna kekayaan alamnya,
melainkan bangsa yang mampu mengolah kekayaan alamlah yang menjadi bangsa
besar.
Lupakan
hal-hal yang mengecewakan di atas. Dalam buku ini juga tercatat kehebatan
Indonesia dalam sejarah silam. Indonesia adalah negara yang lebih demokratis
dibanding negara lain yang berkoar-koar tentang demokrasi. Pemuda Indonesia
dahulu adalah pemuda yang hebat-hebat. Di usia 20 hingga 30 sudah cukup matang
sehingga bisa menjadi pelopor gerakan atau organisasi penting yang menjadi
tonggak kebangkitan bangsa. Sepak bola Indonesia lebih hebat daripada Belanda,
bahkan Belanda sempat takut saat bertanding melawan Indonesia.
Belajar
sejarah atau membaca sejarah jangan membuat kita menjadi terpuruk dengan masa
lalu. Sebaliknya, mengetahui sejarah masa lalu hendaknya menjadi pemacu atau
penyemangat bagi generasi penerus untuk berbuat lebih baik, bertindak lebih
bijaksana dan tanggung jawab demi tercipta sejarah yang baik yang akan menjadi
kebanggan bagi penerus di masa datang. Jangan sekali-kali melupakan sejarah!
#ODOPOKT1
Buku yang bikin penasaran, sempat bertemu juga dengan penulisnya pas workshop bersama Asma Nadia...terima kasih ulasannya mbak..menarik..
ReplyDeleteIya menarik banget emang bukunya ^^
DeleteBuku keren..Harusnya buku seperti ini dibaca banyak anak negeri ini, biar mereka bangga dengan negerinya sendiri..:)
ReplyDeleteIya bener banget. Buku dgn tema sejarah yg disajikan dgn ringan itu jarang soalnya..
DeleteSeharusnya memang sejarah kehidupan membuat kita banyak belajar agar menjadi lebih baik lagi
ReplyDeleteMari ciptakan sejarah hidup yg baik untuk masa depan yg cemerlang ^^
Deletewah, baru liat ada buku ini.
ReplyDeletesepertinya menarik untuk dibaca :D
Iya menarik dan seru. Ayo baca!
Deletebuku lama tapi bahasannya masih relevan sampai saat ini ya, mba nia
ReplyDeleteRelevan bangeeett :D
DeleteSetuju Mbak, belajar sejarah bukan orang jadul kok, dulu ada anggapan yang seperti itu...belajar sejarah malah menjadikan kita cinta tanah air, mau tahu kan berarti sayang
ReplyDelete