Rencana
pergi trip berenam pun akhirnya gagal, dan kami hanya tersisa tiga orang saja. Kami memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan ke Pulau Seribu. Taksi
online sudah dipesan dan tak lama tiba di lokasi kami. Segera kami meluncur
menuju lokasi meeting point dengan travel penyelenggara.
Layaknya
driver dan penumpang, kami pun mencoba mengobrol selama dalam perjalanan.
Begitu mengetahui tujuan kami, yakni ingin menyeberang ke Pulau Seribu, driver
pun langsung mengatakan bahwa tujuan kami salah. Jika ingin menyeberang ke Pulau
Seribu biasanya orang-orang menuju Pelabuhan Kali Adem (Muara Angke). Kami
tetap bersikeras menuju Muara Kamal saja, tapi si driver malah membuat kami
merasa tidak yakin dengan tujuan kami. Selain itu kami juga memang tidak paham
jalan dan rute daerah sana. Sedangkan si driver mengaku sangat hafal dan
mengetahui daerah tujuan kami.
Baca juga kisah sebelumnya di Terancam Gagal
Baca juga kisah sebelumnya di Terancam Gagal
Kami
pun diantar ke Muara Angke. Tiba di Muara Angke kami menyadari kalau driver
hanya sok tahu dan dia sudah membawa kami menyasar ke tempat yang bukan tujuan
kami. Kami menghubungi travel penyelenggara, ternyata kapal terakhir sudah
berangkat dan kami positif tertinggal kapal. Sedangkan untuk kembali ke Muara
Kamal sudah tidak cukup waktu.
Baiklah.
Lupakan si driver yang sok tahu itu. Mungkin si driver merasa bersalah juga,
ketika kami berikan ongkos sewa, ia hanya mengambil dua puluh ribu rupiah dari
total tiga puluh tiga ribu rupiah. Kami berhenti di Muara Angke dan mencoba
menikmati hasil kesasar yang entah bagaimana mengungkapkannya. Bagi kalian yang
pernah menyambangi Muara Angke pasti tahu apa yang ada di sana dan itulah yang
kami nikmati. Hahaha
Tanpa
membuang waktu kami berkeliling Muara Angke hanya sekadar ingin tahu apa yang
ada di sana, terutama bagi saya yang baru pertama kali ke sana. sambil
“berjemur” di bawah sinar matahari yang menantang, kami pun mulai
mengabadikan beberapa gambar. Kami bertiga tertawa atau lebih tepatnya
menertawakan diri sendiri yang ternyata gagal pergi ke Pulau Seribu.
Meskipun
kami batal menjelajah tiga pulau, kami tetap happy menjalani hari itu di Muara
Angke. Atau mungkin hanya saya yang merasa begitu, entah bagaimana teman yang
lain. Tapi saya lihat walau kecewa mereka tetap asyik meneruskan perjalanan.
Inilah
yang disebut “Kita boleh berencana, tapi Allah lah yang menentukan”.
Sebaik-baik rencana yang dibuat manusia, jika Allah tidak berkehendak makan
rencana itu hanya menjadi rencana yang takkan pernah terealisasi. Sebaliknya
jika Allah sudah berkehendak, itulah yang akan terjadi pada kita meski tanpa rencana.
Takdir
kami hari ini tidak di Pulau Seribu melainkan di kota lain, yang menjadi tujuan
kami selanjutnya pada hari itu.
(bersambung)
#ODOPOKT14
Suka fotonya 💙 drivernya ga liat maps ya? Hmm.. Iya, Allah yang menentukan meski aku udah print tiket dan nyiapin dresscode terbaik 😂
ReplyDeleteliat sih, tapi ya gitu :(
DeleteLain kita cek dan rencanakan semua biar nggak sia-sia Mbak...#saran
ReplyDeleteApapun, ada yang masih bisa disyukuri :)
Iya Alhamdulillah tetep happy ^^
Delete