Wednesday 18 October 2017

Mengubah Kecewa Jadi Happy


Kami tidak berlarut-larut dalam kekecewaan yang dikarenakan tidak jadi menjelajahi tiga pulau. Setelah menikmati suasana dan “berjemur” di Muara Angke, kami segera mencari alternatif tujuan lain untuk mengisi hari ini. 

“Ehm, jadi kita ke mana nih?”
“Ke Mangrove aja yuk!”
“Ah, udah pernah ke sana. Gak bagus.”
“Ke mana ya?”
“Ke Bogor aja yuk! Kita cari makan siang di sana.”
“Boleh, boleh. Yuk!”

Jadilah kami bertiga menuju Bogor dengan naik KRL dari Stasiun Angke. Dalam perjalanan menuju stasiu, rencana kami sempat berubah-ubah. Ada yang tiba-tiba mengajak ke TIM di mana di sana sedang berlangsung acara Jumpa Penulis yang bikin mupeng. Kami tidak punya tiket untuk mengikuti acara Jumpa Penulis, jadi buat apa ke sana? Baiklah, akhirnya kami tetap pada tujuan awal yaitu Bogor. 


Baca juga kisah sebelumnya di GAGAL TOTAL

KRL yang kami naiki dari Stasiun Angke masih kosong, hanya kami bertiga yang ada di gerbong wanita. anggap saja ini kereta pribadi. Mumpung masih kosong, saya ambil kesempatan untuk mengambil foto buku di dalam kereta. Perjalanan Angke-Bogor masih sangat jauh, akhinrya kami memutuskan untuk beristirahat sejenak, memejamkan mata. Selama perjalanan yang sudah entah berapa stasiun kami lewati, kami pun membuka mata dan mendapati kereta yang mulai penuh, ramai. 

Alhamdulillah Bogor pun sudah di depan mata. tujuan kami di Bogor adalah sebuah kafe yang memiliki nama yang unik, lucu dan aneh menurut saya. Nama kafenya adalah “Mimicucu”. Kafe dengan menu utama susu yang disajikan di dalam botol susu yang biasa dipakai oleh bayi untuk minum susu atau biasa disebut dot. 






Kafe mini dengan dua lantai. Lantai bawah yang lebih luas, sedangkan lantai atas lebih kecil tapi lebih nyaman karena memiliki pendingin ruangan. Interior kafe cukup unik dengan meja pendek di bawah tanpa kursi. Jadi kami duduk lesehan di atas karpet dengan tekstur rumput hijau. Kami pun memesan tiga botol susu dengan rasa yang berbeda dan menu makan siang. Baiklah, setelah sarapan pagi nasi bungkus di stasiun Duri, Jakarta, sekarang kami makan siang di Bogor.


  
Dengan pengunjung yang tidak terlalu ramai, kami bisa lebih santai menikmati kafe dan mulai mengisi baterai ponsel yang sejak tadi minta di-charge. Juga tersedia tempat salat kecil di sudut ruangan. Sambil menunggu waktu salat asar, kami menikmati menu makan siang sambil chit chat dan tertawa mengingat kekonyolan yang terjadi hari itu.




Setelah diperhatikan rupanya pengunjung kafe ini kebanyakan para remaja yang berpasangan. Yah, remaja laki-laki dan perempuan yang datang berdua menikmati makan siang bersama datang silih berganti. Agak menggelikan juga buat saya. Ternyata seperti ini ya orang yang berpacaran, pergi makan di luar, ngobrol berdua saling bersandar satu sama lain. Pemandangan itu membuat saya tertawa dan mengasihani mereka. Betapa pacaran yang dilarang dalam Islam malah menjadi hal yang wajib bagi remaja yang ingin melampiaskan hawa nafsunya. Astaghfirullah.

Makan siang pun usai dan kami segera menuju pulang ke rumah masing-masing. Alhamdulillah hari ini terjadi atas rencanaNya. Rasa kecewa tidak jadi ke Pulau Seribu berganti menjadi rasa happy jalan-jalan di Bogor, kota seribu angkot.
 

#ODOPOKT15


2 comments:

  1. Asyiknya jalan jalan ke Bogor naik KRL, aku sudah pernah, tapi pas ke Bogornya cuma ke kebun Raya aja

    ReplyDelete