Sunday 23 June 2019

Menikmati Unsur Humor Dalam Sebuah Cerpen



Judul               : Pahlawan Tanpa Tanda Tangan
Penulis             : Boim Lebon, dkk
Penerbit           : Indiva Media Kreasi
Cetakan           : I, April 2019
Tebal               : 160 halaman
ISBN               : 978-602-5701-47-4

Forum Lingkar Pena (FLP) yang didirikan oleh Helvy Tiana Rosa pada tahun 1997, masih menggeliat hingga sekarang. Buktinya, Boim Lebon bersama dengan anggota FLP dari berbagai daerah baru saja meluncurkan buku kumpulan cerpen terbaru mereka. Dalam Musyawarah Nasional FLP 2017 lalu, Bang Boim –sapaan akrab Boim Lebon- menggagas sebuah ide pengumpulan tulisan atau cerpen yang mengandung unsur humor.


Boim Lebon yang mejabat sebagai produser di salah satu stasiun televisi swasta, juga merupakan seorang penulis produktif, spesialis penulis cerita-cerita bernuansa komedi. Setelah di seleksi, terpilihlah 14 cerita yang ditulis oleh anggota FLP dari Jakarta, Sumedang, Madura, Lombok, Medan, Purwakarta, Sumut, Serang dan Jawa Timur. Ke 14 cerita ini tentunya mengandung humor yang dapat membuat pembaca tersenyum-senyum saat membacanya. Ditulis dalam bahasa sehari-hari yang ringan dan mudah dicerna. Cerita yang dibuat pun dekat dengan keseharian kita. 

Dalam cerita yang berjudul “Cucur Zaman Now” yang ditulis oleh Aisya Avicenna, menceritakan seorang remaja yang bernama Ucup, mendapat tugas dari guru sekolah dalam pelajaran Kewirausahaan untuk membuat sebuah eksperimen bisnis atau peluang usaha. Ucup membuat kelompok bersama dua orang teman sekelasnya, Ben dan Gugun. Setelah berpikir lama mencari ide usaha apa yang akan mereka buat, akhirnya mereka memutuskan untuk berjualan online seperti yang sedang tren saat ini.

Produk yang dijual terbilang unik dan tradisional. Ucup dan kawan-kawan memutuskan untuk menjual kue cucur dengan dibantu oleh sang ibu sebagai chef-nya. Cucur buatan Ibu Ucup terkenal enak dan banyak diminati. Namun, cucur buatan Ucup dengan label “Zaman Now” dibuat lebih unik dengan berbagai tipe. Mulai dari cucur tipe TK, SD, SMP, SMA dan Sarjana. Tipe-tipe tersebut dibedakan berdasarkan ukuran diameternya, mulai dari cucur mini hingga jumbo.

Pesanan pun dilakukan via online di media sosial dan aplikasi chatting di Whatsapp. Lucunya, ada saja pelanggan yang menyapa Ucup dengan sebutan “sis” yang merupakan singkatan dari sister. Ucup pun telah memberitahukan pelanggan bahwa ia adalah laki-laki. Bukannya mengganti kata sapaan menjadi “bro”, yaitu singkatan dari brother, si pelanggan tetap saja memanggil Ucup dengan sebutan “sis”.

“Mungkin Mbak ini pernah punya kisah sama Siswanto, Sisno, Siswardi dan Siskamling. Hafalnya ‘sis’ mulu.” Batin Ucup mangkel (hlm. 49).

Lain lagi dengan cerita yang ditulis oleh Yuni Astuti dari FLP Serang dengan judul “Masa Orientasi Siswa”. Evi seorang siswi baru di sebuah SMA yang sedang menjalani MOS alias Masa Orientaasi Siswa. Kegiatan MOS dikenal sebagai masa perkenalan, baik perkenalan dengan guru maupun senior, juga perkenalan kepada lingkungan sekolah. Kebanyakan kegiatannya diisi oleh para senior yang memberi tugas kepada juniornya untuk membawa barang-barang yang biasanya aneh, unik dan sulit ditebak.

Pada masa MOS tersebut, Evi dan kawan-kawan ditugaskan untuk membawa papan nama. Papan nama di sini ialah sebuah karton yang bertuliskan nama masing-masing. Namun, apa yang dibawa Evi adalah papan nama yang terbuat dari papan sungguhan, yaitu sebuah triplek setebal setengah centi. Habislah ia menjadi bulan-bulanan para seniornya. Evi tidak tinggal diam. Dia merasa telah dipermalukan oleh kakak kelasnya dan ia pun membalas dendam. Saat seniornya memberi tugas kepada siswa baru untuk mengumpulkan sebuah makanan dengan petunjuk “manis, makanan para ratu”. Evi sebenarnya tahu yang dimaksud adalah sebuah coklat yang bermerk “…queen” tapi dia malah sengaja mengumpulkan coklat pasta yang bergambar kartun Boboboy.

Cerita-cerita yang cukup menghibur ini bisa menjadi teman duduk di sore hari sambil minum teh. Bersiaplah untuk menahan geli dengan segala kekonyolan karakter dan alur ceritanya. Dengan sampul yang atraktif dan menarik, buku ini layak menjadi koleksi. Meski begitu, tidak ada sebuah karya yang sempurna. Buku ini masih terdapat kekurangan di dalamnya, yaitu tidak sedikit kata-kata yang salah ketik. Namun, itu semua tidak mengurangi keasyikan membaca dan menyelesaikan buku humor ini.

“Membaca cerita lucu bisa jadi sarana untuk menghilangkan stress setelah capek sekolah atau kerja dan rutinitas lainnya. Pada akhirnya membaca cerita lucu itu menghadirkan hiburan sekaligus perenungan” (hlm. 8).
 















No comments:

Post a Comment