Friday 23 January 2015

Membangun Peradaban Emas: Maksimalkan SDM dan SDA dengan IMTAK dan IPTEK




Kajian kali ini tanggal 20 Januari 2015 di Masjid Sunda Kelapa bertajuk “Membangun Peradaban Emas” yang diisi oleh beberapa pembicara yang menurut saya super keren. Mereka adalah Ustadz Bachtiar Nasir, Imam Syamsi Ali, Ippho Santosa, Muhammad Assad dan terakhir Ustadz Yusuf Mansur. Pasti pada kenal dong sama orang-orang keren ini? ;) 

Baru kali ini saya ikut kajian yang jadwalnya malam hari. biasanya kalau kajian malam begini saya tidak akan hadir karena khawatir pulang kemalaman dan tidak ada angkot. Walaupun sih katanya Jakarta itu angkot 24 jam, faktanya tidak begitu.  Tidak semua angkutan umum beroperasi 24 jam. Alhamdulillah ada ojek pribadi yang baik hati yang mau mengantarkan kemana pun saya pergi, dia adalah adik saya sendiri, sekalian aja diajak ikut kajian, hehe.


Saya akan sedikit berbagi mengenai isi kajian yang ada dalam catatan singkat yang saya rangkum. Semoga bermanfaat untuk kita semua, terutama diri ini yang masih harus terus belajar.

Bagaimana caranya membangun peradaban emas?

Muhammad Assad sebagai pembicara pertama yang tampil pada malam itu, mengatakan bahwa peradaban emas akan terwujud jika SDM-nya berkualitas. Kualitas yang dimaksud adalah IMTAK dan IPTEK. Sebuah Negara dengan IMTAK tanpa IPTEK tidak akan maju, begitu pun sebaliknya. Keduanya harus sejalan, beriringan dan setara. Lihatlah sejarah masa kejayaan Islam dimana masa itu adalah masa peradaban emas. Begitu banyak tokoh muslim yang berpengaruh sangat besar dalam bidang ilmu pengetahuan. 

Sebut saja Ibnu Sina ahli kedokteran muslim yang memiliki gelar bapak kedokteran dunia. Beliau seorang ahli kedokteran yang hafal qur’an diusia 10 tahun. Kemudian ada juga Al-Khawarizm seorang muslim yang ahli dalam bidang matematika, astronomi, astrologi dan geografi berasal dari Baghdad. Meraka adalah sedikit contoh dari tokoh-tokoh pada masa peradaban emas di masa kejayaan Islam, dimana IMTAK dan IPTEK-nya berjalan dengan maksimal. Masih banyak tokoh-tokoh muslim pada masa kejayaan Islam lainnya yang berpengaruh besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan sampai sekarang.

Amerika, Jepang, dan Negara-negara Eropa diakui sebagai Negara maju. Mengapa mereka dikatakan Negara maju?

Dari segi SDA, Negara-negara tersebut bisa dibilang tidak cukup kaya dari Indonesia dan Negara-negara kaya lainnya. Namun mereka memanfaatkan SDM dengan sangat baik. Mereka sangat menghargai SDM dan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Mereka dapat memanfaatkan SDM dengan maksimal sehingga membuat Negaranya menjadi maju.

Meskipun begitu, Negara-negara maju tersebut tidak bisa dikatakan memiliki peradaban emas karena mereka hanya mengandalkan IPTEK, sedangkan IMTAK-nya kurang.

Selain Negara-negara maju di atas, ada juga Negara-negara yang kaya. Sebut saja Negara-negara Timur Tengah seperti, Qatar, Dubai, Arab Saudi, dll. Mereka semua adalah Negara kaya yang kekayaannya sangat luar biasa. Muhammad Assad yang menyelesaikan studi S2-nya di Qatar, menceritakan bahwa gaji orang miskin di sana sekitar 150jt/bulan. Wow! Amazing banget kan? Segitu itu miskin lho, bagaimana dengan orang kayanya ya? Tak bisa dibayangkan.

Tapi walaupun mereka kaya, tidak pernah ada yang meng-claim kalau mereka adalah Negara maju. Kenapa? Menurut Assad, itu disebabkan mereka hanya mengandalkan SDA, sedangkan SDM-nya kurang diberdayakan. Negara-negara Timur Tengah dikaruniai SDA yang cukup berlimpah dan dapat memaksimalkan kekayaan yang dimiliki. Meski begitu mereka juga tidak bisa dikatakan memiliki peradaban emas. Karena IPTEK sangat dibutuhkan untuk menjadikan sebuah Negara bisa dikatakan maju.

Itulah perbedaan negara maju dan negara kaya. Negara maju memberdayakan SDM dengan sangat baik meskipun SDA-nya terbatas. Sedangkan negara kaya, mengolah SDA yang begitu berlimpah dengan maksimal, namun SDM-nya kurang dimaksimalkan.

Ada 3 poin dalam meraih kehidupan sukses dalam mewujudkan peradaban emas yang disampaikan oleh Muhammad Assad, yaitu:

1.  Positive, kita dituntut untuk selalu berprasangka baik atau husnuzhon pada Allah SWT. yakin bahwa Allah akan mengabulkan segala sesuatu yang kita minta apapun itu. 
2.   Persistence, yaitu istiqomah, selalu bangkit dari kegagalan, karena Allah mencintai proses yang kita lakukan, bukan hasilnya. Walaupun hasilnya belum sesuai dengan yang diharapkan, seyogyanya kita tetap melakukan proses dengan sebaik-baiknya sesuai aturan-Nya.
3.  Pray. Berdoa, melibatkan Allah disetiap aktifitas yang kita lakukan. Mintalah yang terbaik hanya kepada Allah SWT.


Dengan menjalani tiga konsep itu, insyaa Allah kita akan sukses tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat kelak. 

Marilah kita maksimalkan potensi diri yang ada. Tingkatkan terus ibadah, lebih baik lagi dalam bermuamalah, belajar tiada henti, karena menuntut ilmu itu wajib dan tidak ada batasnya. Siapkan generasi muda kita nantinya menjadi generasi yang beriman dan bertakwa serta berilmu pengetahuan luas, sehingga dapat membawa negeri kita tercinta ini menjadi lebih baik dalam IMTAK dan IPTEK.







2 comments:

  1. mari jadikan kehidupan di dunia ini sebagai tempat memperbanyak amal ibadah untuk bekal di kehidupan akhirat kelak ... menuntut ilmu ibadah, bersabar atas kesulitan yg dialami ibadah, berbagi dan bersedekah juga ibadah ... niatkanlah segala aktifitas keseharian kita sebagai ibadah kepada Allah swt .. amin

    ReplyDelete
  2. Iya benar sekali Mr. Hadi, tingkatkan ibadah dengan sebaik-baiknya dan selalu berusaha untuk memberikan manfaat bagi orang lain dan lingkungan.

    ReplyDelete