ka-ki: Andi Makka, Nurmahmudi, Bambang Setiadi, Wendy Aritenang dan moderator Dala |
Telah
terselenggara acara bedah buku Habibie The Series dan Diskusi Publik Menggali Inspirasi dari 80 Tahun Habibie pada Ahad, 7 Agustus 2016
di Museum Mandiri, Kota Tua, Jakarta Barat. Pelaksana acara ini adalah FLP (Forum
Lingkar Pena) yang tergabung dalam Friends of Mandiri Museum. Bekerjasama dengan
The Habibie Center, Penerbit Tiga Serangkai, Museum Mandiri, Bank Mandiri dan
Lembaga Kursus Bahasa Asing Euro Management.
Acara ini diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk menggali lebih dalam sosok Habibie terutama memperkenalkannya kepada generasi muda yang patut menjadi teladan penuh inspirasi dan semangat bagi anak muda Indonesia.
Acara ini diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk menggali lebih dalam sosok Habibie terutama memperkenalkannya kepada generasi muda yang patut menjadi teladan penuh inspirasi dan semangat bagi anak muda Indonesia.
Diskusi
buku “Habibie The Series” sesi ke dua yang saya hadiri, mengangkat tema
“Kepemimpinan BJ. Habibie Dalam Pengembangan SDM Indonesia”. Sesi ini menghadirkan
para pembicara yang sangat mengetahui sisi luar dalam Pak Habibie. Mereka
adalah Andi makmur Makka, Nur Mahmudi Ismail (mantan Menteri Kehutanan dan
Walikota Depok), Wendy Aritenang (mantan Sekjen Dephub), Bambang Setiadi (Ketua
Dewan Riset Nasional).
Para
pembicara yang dekat dengan BJ. Habibie secara langsung menceritakan
tentang keseharian dan keunikan beliau yang begitu membuat mereka semakin
mengagumi sosok Habibie.
Tahukah
kamu mengapa hari kerja ditetapkan hanya lima hari dalam seminggu? Nurmahmudi
mengungkapkan bahwa Pak Habibielah yang memotori pola kerja perkotaan menjadi
lima hari, Senin sampai Jumat. Habibie lebih mengutamakan kinerja bukan
absensi.
Ada
satu peristiwa yang membuat Nurmahmudi begitu mengagumi sikap kepemimpinan BJ
Habibie, yaitu pada tahun 1998 ketika Nurmahmudi diamanahi tanggungjawab untuk
memimpin sebuah partai, Partai Keadilan yang menjadi cikal bakal Partai
Keadilan Sejahtera sekarang. Bapak Habibie dengan terbuka dan legowo mengetahui
anak buahnya memimpin partai lain, sedangkan Pak Habibie saat itu marupakan
bagian dari Partai Golongan Karya.
Lain
halnya dengan Wendy Aritenang, beliau menyayangkan mengapa setiap pergantian
pemerintahan di Indonesia, maka pembangunan jangka panjang yang telah disusun
oleh pemerintahan sebelumnya seolah terhenti dan berganti dengan kebijakan yang
lain. Hal ini sangat bertolak belakang dengan parlemen Jerman yang sempat ia
kunjungi dalam kegiatan study bandingnya. Pembangunan jangka panjang dalam
pemberdayaan teknologi dan sumber daya manusia merupakan kesepakatan yang harus
dilaksanakan di setiap pergantian parlemen. Jadi pembangunan tersebut tetap
berjalan meskipun parlemen Jerman berganti-ganti.
Bambang
Setiadi dalam diskusi kali ini menampilkan slide yang berisi
testimoni-testimoni dari Pak Habibie. Karna dari Pak Habibielah ia jadi dikenal di
dunia internasional dan mendapatkan banyak penghargaan. Penghargaan itu akibat
kerja keras, begitu kata Pak Habibie.
Sebuah
cerita menarik berkaitan dengan sifat relijius Pak Habibie, pada saat Bambang
Setiadi diminta untuk membuatkan agenda acara BJ Habibie di luar kota, bambang
tidak menyadari kalau acara dibuat hari Jumat. Maka Pak Habibie meminta untuk
dibuatkan agenda shalat Jumat di desa setempat. Hal itu membuat Bambang semakin
menyadari bahwa bekerja tidak boleh mengesampingkan ibadah. Seperti kata Pak
Habibie bekerja harus, berdoa juga harus.
Begitulah
sifat-sifat Pak Habibie yang meninggalkan kesan mendalam bagi orang-orang di
sekitarnya. Seorang pembicara berseloroh, Habibie walaupun kecil isinya otak
semua. Saking jeniusnya sosok Habibie diibaratkan yang ada ditubuhnya adalah
otak semua.
Acara
bedah buku Habibie The Series dan Diskusi Public Menggali Inspirasi dari 80
Tahun Habibie ini merupakan rangkaian acara yang digelar oleh Friends of
Mandiri Museum bersama dengan pameran foto Habibie yang telah berlangsung sejak
24 Juli hingga 21 Agustus 2016 mendatang.
He he...Subhanallah ya...! Kerja tak melupakan ibadah...!
ReplyDeleteIya. Semoga kita bisa mencontoh kerja keras dan tdk melupakan ibadah spt Habibie :)
Delete