“Kehangatan
iman ketika mempelajari sirah Nabi dan sahabat, dapat kita rasakan begitu
membuka lembaran-lembaran sejarah orang-orang mulia tersebut. Apalagi jika kita
hidup di zaman mereka?” ~Khalid Basalamah~
Mempelajari
sirah sahabat selalu memberikan motivasi dan inspirasi. Perjalanan hidup dan
perjuangan mereka dalam Islam sangat menarik dan patut dicontoh. Saya merangkum
beberapa fadhilah atau keutamaan sari seorang sahabat, yaitu Abu Thalhah.
Berikut
sifat-sifat mulia dari Abu Thalhah yang bisa kita pelajari dan teladani:
SABAR
Abu
Thalhah menikah dengan Ummu Sulaim dan dikaruniai seorang anak yang sangat
mereka cintai. Rasa sayang Abu Thalhah pada anaknya begitu besar, hingga suatu
hari ketika anaknya sakit Abu Thalhah merawat dan menjaganya dengan sangat
baik. Ia tak tega meninggalkan anaknya kecuali untuk pergi ke masjid menunaikan
salat berjamaah.
Suatu
hari ketika anaknya sakit, Abu Thalhah akan pergi salat ke masjid, ia berpesan
kepada istrinya, Ummu Sulaim, agar menjaga anaknya dengan baik hingga ia
kembali dari masjid. Ummu Sulaim pun merawat anaknya dengan penuh kasih sayang.
Namun, Allah berkehendak lain. Sang anak menemui ajalnya sebelum Abu Thalhah
pulang dari masjid.
Ummu
Sulaim berpesan kepada orang-orang di sekitarnya agar tidak ada yang memberitahu
Abu Thalhah bahwa anaknya telah meninggal dunia, karna Ummu Sulaim sendiri yang
akan menyampaikan dengan caranya. Sebelum Abu Thalhah pulang dari masjid, Ummu
Sulaim menyiapkan segala kebutuhan suaminya. Ia memasak makanan untuk suaminya,
mempersiapkan diri dengan penampilan yang menarik dan memakai wangi-wangian.
Begitu
Abu Thalhah sampai di rumah, ia disambut oleh istrinya dengan hangat dan penuh
cinta. Diajaknya suaminya untuk makan sampai kenyang, lalu dilanjutkan dengan
memenuhi kebutuhan syahwatnya. Begitu selesai, semua kebutuhan perut dan
syahwat suaminya terpenuhi, Ummu Sulaim mulai menyampaikan perihal kematian
anaknya.
“Wahai
suamiku, apa pendapatmu bila kita dititipkan sebuah barang, lalu orang itu
meminta kembali barang tersebut?” ujar Ummu Sulaim.
“Demi
Allah kita harus mengembalikan barang terebut pada pemiliknya,” jawab Abu
Thalhah.
“Sesungguhnya
anak adalah titipan, dan anak kita telah diambil oleh pemiliknya, Allah SWT.”
Maka
terkejutlah Abu Thalhah mendengar berita itu. bagaimana mungkin ia bisa makan
dengan kenyang hingga menikmati tubuh istrinya, padahal anaknya telah meninggal
dunia. Namun, Abu Thalhah tidak gegabah mengambil sikap. Dibawanya Ummu Sulaim
menghadap Rasulullah untuk dimintai pendapatnya apakah sikap Ummu Sulaim ini
bisa dibenarkan. Diceritakanlah kejadian yang dialaminya kepada Rasulullah,
lalu Rasul menjawab bahwa Ummu Sulaim akan mendapatkan Surga. Akhirnya Abu
Thalhah pun bersabar menerima kabar itu.
BERANI
Abu
Thalhah terkenal memiliki suara yang keras dalam kancah peperangan. Dengan
suara yang keras dan lantang, ia menjadi orang yang dipercaya untuk memberi
motivasi dan pembakar semangat para prajurit. Rasulullah menyebutkan bahwa
suara Abu Thalhah sama dengan kekuatan 1000 orang.
Di
perang Uhud, keberanian Abu Thalhah benar-benar dibuktikan ketika ia tinggal
berdua saja dengan Rasulullah menghadapi musuh. Abu Thalhah menjadi tameng bagi
Raasulullah menghadapi serangan musuh. Abu Thalhah adalah pemanah ulung, Rasulullah
mendoakan agar setiap anak panahnya mengenai musuh, dan Allah mengabulkannya. Ketika
ia menjadi tameng Rasulullah, Abu Thalhah tak henti-hentinya melayangkan anak
panah, melesat cepat tepat ke arah musuh.
Sementara
di perang Hunain, Abu Thalhah duel dengan 20 orang kafir. Kemenangan pun ia
raih dan akhirnya ia mendapatkan seluruh harta rampasan perang.
KAYA
LAGI DERMAWAN
Islam
menganjurkan kita untuk menjadi orang kaya, karena dengan kekayaan yang
dimiliki kita dapat menginfakkan harta sebanyak-banyaknya di jalan Allah. Kekayaan
dapat diraih dengan bekerja maupun membuka usaha, dengan syarat; pekerjaan
halal, menjual produk halal, system halal dan modalnya pun halal.
Pada
masa itu Abu Thalhah merupakan orang kaya dan terpandang di kalangannya. Ia memiliki
sebuah kebun kurma di Madinah. Semua orang ingin memiliki kebun itu, mengingat
itu adalah kebun kurma yang mahal lagi
bagus. Abu Thalhah sangat mencintai tanah dan kebun miliknya itu, hingga suatu
hari ia bertanya kepada Rasulullah tentang amalan apa yang paling Allah sukai.
Rasul menjawab, menginfakkan harta yang paling engkau cintai di jalanNya. Maka Abu
Thalhah pun menginfakkan kebun dan tanahnya di jalan Allah.
GEMAR
BERIBADAH
Abu
Thalhah terkenal dengan ibadahnya. Ia tak pernah sekali pun melewatkan salat
malamnya. Tidak pernah tinggalkan puasa dan berjihad di jalan Allah. Suatu hari
ketika usianya sudah tua dan lemah, Abu Thalhah sangat ingin ikut berjihad. Pada
waktu itu peperangan dilakukan di tengah lautan. Akhirnya kapal yang ia tumpangi
tenggelam dan Abu Thalhah pun meninggal dunia.
Satu
lagi kisah menarik dari kehidupan Abu Thalhah, yaitu kisah pertemuannya dengan
Ummu Sulaim.
Ummu
Sulaim merupakan seorang janda yang memiliki anak, yaitu Anas bin Malik. Suatu hari
Abu Thalhah ingin melamar Ummu Sulaim, tapi sayang Ummu Sulaim menolaknnya
karena Abu Thalhah adalah seorang kafir pada waktu itu. Abu Thalhah tidak
terima penolakan itu mengingat dirinya adalah orang kaya terpandang yang tidak
ada seorang wanita pun bisa menolaknya. Akhirnya ia pun datang lagi menghadap
Ummu Sulaim untuk kedua kalinya dengan maksud yang sama.
Tetap
saja Ummu Sulaim menolaknya, ia berkata, “Wahai Abu Thalhah sesungguhnya engkau
tidak layak untuk ditolak. Tak ada alasan apa pun bagi wanita untuk menolakmu. Tapi
aku tak bisa menerimamu karena aku adalah seorang muslimah sedangkan engkau
seorang kafir. Tapi jika kau memang bersungguh-sungguh ingin menjadi suamiku,
maka syahadatmulah yang akan menjadi maharku. Aku tak membutuhkan hartamu.”
Singkat
cerita Abu Thalhah pergi menemui Rasulullah untuk masuk Islam. Ketika melihat
kedatangann Abu Thalhah, rasul berkata, “Abu Thalhah telah datang pada kalian,
sedangkan cahaya terlihat dari kedua matanya.”
Semoga
kita dapat meraih manisnya hikmah dan keteladanan dari Abu Thalhah, dan
menerapkannya dalam kehidupan ini demi mengumpulkan bekal amal menuju akhirat
kelak.
Sumber:
kajian siroh oleh Ust. Khalid Basalamah, Januari 2017
No comments:
Post a Comment