Judul : Waspada Jejak Haram Yang
Mengintai
Penulis : Riawani Elyta & Risa Mutia
Penerbit : Bhuana Ilmu Populer, 2017
Tebal : 127 halaman
Bicara mengenai halal
haram bukan sekadar makanan dan minuman yang terbebas dari babi dan alkohol,
tapi juga harus diperhatikan cara pengolahan, cara penyembelihan hewannya,
alat-alat yang digunakan dan sumber rezeki yang diperoleh. Sebagai muslim kita
harus mengonsumsi makanan halal dan thayyib. Untuk halal dan haram, kita sudah
banyak tahu informasi mengenainya, tapi masih sedikit orang yang mengetahui apa
yang dimaksud dengan thayyib atau baik.
Tidak semua makanan
halal itu thayyib. Thayyib meliputi zat yang terkandung di dalam makanan apakah
membawa manfaat bagi kesehatan atau malah membawa penyakit. Thayyib juga
termasuk bagaimana cara mengelola dan menyajikan makanan. Halal dan thayyib
adalah kesatuan tak terpisahkan, tidak cukup halal atau sekadar baik saja (hlm.
8), keduanya harus ada dalam setiap makanan yang kita konsumsi.
Mengingat jejak haram
sedang mengintai kita setiap waktu, sebagai hamba Allah yang insyaallah selalu
berusaha menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya, kita harus lebih teliti
dan hati-hati dalam memilih makanan dan minuman. Karena Allah tidak akan
menerima doa orang-orang yang terdapat zat-zat haram dalam tubuhnya.
Nabi Muhammad SAW menceritakan tentang seorang laki-laki yang telah menempuh perjalanan jauh sehingga rambutnya kusut masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdoa, “Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.” Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan dikenyangkan dari yang haram, maka bagaimanakah Allah SWT akan memperkenankan doanya?”
Makanan yang diharamkan
dalam Islam adalah; bangkai, darah, daging babi dan binatang yang disembelih
dengan nama selain Allah. Saat ini wujud dari zat-zat haram tersebut telah
bertransformasi sedemikian rupa hingga kita terlena bahkan tidak tahu telah
mengonsumsinya. Zat-zat haram tersebut menjadi bahan campuran dalam makanan
kemasan yang selama ini dekat dengan keseharian kita. Jika tidak cermat
memilihnya, kita akan terjebak untuk mengonsumsinya.
Cara sederhana dan
mudah untuk mengetahui makanan kemasan yang kita beli halal adalah dengan
mengecek label halal yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia. Insyaallah,
dengan adanya label halal tersebut, kita terhindar dari makanan yang diragukan
kehalalannya. Campuran zat-zat haram di atas tidak hanya terdapat pada makanan
atau minuman, tapi juga sering digunakan pada kosmetik dan obat-obatan. Maka,
sekali lagi, cermat dan telitilah dalam memilih kosmetik dan obat-obatan.
Untuk lebih aman,
sebaiknya kita mengurangi mengonsumsi makanan dan minuman kemasan. Kurangi juga
membeli atau makan di restoran maupun kaki lima. Memasak makanan sendiri di
rumah lebih baik dan aman. Kita juga dapat mengganti cemilan dengan mengonsumsi
buah-buahan, selain aman dari zat haram, pastinya lebih sehat.
Kita juga dapat
mengganti asupan gizi dengan mengonsumsi madu, buah zaitun dan jintan hitam
(habbatussauda). Selain sehat, makanan tersebut juga dikonsumsi oleh
Rasulullah. Dengan demikian kita telah menjalankan salah satu sunnah dan meniru
gaya hidup sehat Nabi SAW.
Sudah menjadi kewajiban
kita sebagai muslim untuk memperhatikan halal haram makanan dan minuman yang
masuk ke dalam tubuh. Tak masalah repot sedikit saat memilah-milah makanan dan
minuman, yang penting Allah ridho dan kita terhindar dari zat-zat haram.
No comments:
Post a Comment