Jumat
pagi, 2 Desember 2016, hujan turun cukup lebat di wilayah Depok. Aku teringat
agenda besar umat Islam hari ini di Jakarta, yaitu Aksi Bela Islam III. Kekhawatiran
mulai muncul, bagaimana nanti aksi berjalan jika hujan deras begini? Pikirku.
Namun,
terlintas keyakinan dalam diri bahwa hujan tidak akan menghalangi semangat
mereka demi membela Al-qur’an yang telah dinistakan. Hujan yang turun adalah
rahmat dariNya. ia adalah tentara Allah yang selalu patuh pada titahNya. Aku
berseru dalam hati, “bahkan hujan pun ingin turut serta menjadi saksi bersama
jutaan umat Islam dalam aksi super damai ini”.
Dan
benar saja, meski hujan melanda umat Islam tetap khusyuk dalam shalatnya, larut
dalam doanya, patuh pada qiyadahnya. Hujan menjadi penyegar dalam padatnya
lautan manusia, hujan memudahkan mereka untuk berwudhu di kala air sulit
dijangkau, hujan menghantarkan doa-doa umat Islam langsung ke hadapanNya. Ialah
hujan di hari Jumat yang menjadi tanda-tanda dikabulkannya doa.
Satu
hal yang ingin kuungkapkan padamu bahwa “aku cemburu”
Aku
cemburu pada mereka yang ditakdirkan Allah turut serta dalam aksi super damai
212 ini. Cemburu melihat semangat mereka, cemburu melihat pengorbanan mereka,
cemburu melihat air mata mereka yang bisa merasakan langsung dahsyatnya doa
yang dipanjatkan oleh Ustadz Arifin Ilham. Cemburu pada guncangan semangat yang
dikobarkan oleh Habib Rizieq, Cemburu pada merdunya suara alunan ayat suci yang
dibacakan oleh Ustadz Ali Jaber, cemburu pada kepedulian dan kelembutan Aa Gym
yang rela memungut sampah menodai tangan putihnya. Cemburu pada heroiknya orasi
Ustadz Bachtiar Nasir.
Aku
cemburu, cemburu pada kalian yang punya cerita seru nan mengharukan. Cemburu
pada kalian yang dapat mengabadikan momen dahsyat berkumpulnya jutaan umat
Islam Indonesia yang cinta pada rabbnya, yang sayang pada nabinya, yang
memuliakan kitab sucinya. Cemburu menyaksikan mujahid Ciamis yang rela berjalan
kaki berkilo-kilo meter jarak yang harus ditempuh menuju Jakarta.
Aku
cemburu pada paramedis yang dengan senag hati melayani umat Islam yang
membutuhkan fasilitas kesehatan. Cemburu pada para pedagang yang suka cita
menggratiskan barang dagangannya. Cemburu pada mereka yang tak sempurna raga,
tapi sempurna hatinya demi membela rabbnya, agamanya, nabinya, ulamanya.
Aku
cemburu pada pemuda yang dengan sigap membersihkan area aksi agar tak ada
secuil sampah yang tersisa. Cemburu pada para ibu dan wanita yang membagikan
makanan dan minuman secara gratis. Cemburu pada artis-artis yang membiarkan
tubuhnya kehujanan, padahal mereka memiliki tempat berteduh ternyaman, mobil
teraman yang bisa melindungi mereka dari hujan. Dan itu semua mereka tinggalkan
demi agamanya, demi rabbnya, demi nabinya, demi ulamanya. Aku
cemburu pada bapak dan ibu polisi yang selalu siap menjaga keamanan dengan
senyuman. Aku cemburu pada bapak dan ibu TNI yang siap menolong dengan kasih
sayang.
Aku
cemburu pada hujan di hari Jumat yang tidak menyapaku, tidak pula membasahi
tubuhku dengan rahmatNya.
Semoga
kecemburuan ini menjadi tanda bahwa aku berada di sini turut membela agamaku,
rabbku, nabiku dan ulamaku. Dengan begitu tak ada lagi cemburu, karena hati dan
pikiran ini tetap membersamai mereka yang berkumpul memperjuangkan keadilan di
negeri tercinta, Indonesia.
No comments:
Post a Comment