Kami
tidak berlarut-larut dalam kekecewaan yang dikarenakan tidak jadi menjelajahi
tiga pulau. Setelah menikmati suasana dan “berjemur” di Muara Angke, kami
segera mencari alternatif tujuan lain untuk mengisi hari ini.
“Ehm,
jadi kita ke mana nih?”
“Ke
Mangrove aja yuk!”
“Ah,
udah pernah ke sana. Gak bagus.”
“Ke
mana ya?”
“Ke
Bogor aja yuk! Kita cari makan siang di sana.”
“Boleh,
boleh. Yuk!”
Jadilah
kami bertiga menuju Bogor dengan naik KRL dari Stasiun Angke. Dalam perjalanan
menuju stasiu, rencana kami sempat berubah-ubah. Ada yang tiba-tiba mengajak ke
TIM di mana di sana sedang berlangsung acara Jumpa Penulis yang bikin mupeng.
Kami tidak punya tiket untuk mengikuti acara Jumpa Penulis, jadi buat apa ke
sana? Baiklah, akhirnya kami tetap pada tujuan awal yaitu Bogor.
Baca juga kisah sebelumnya di GAGAL TOTAL
KRL
yang kami naiki dari Stasiun Angke masih kosong, hanya kami bertiga yang ada di
gerbong wanita. anggap saja ini kereta pribadi. Mumpung masih kosong, saya
ambil kesempatan untuk mengambil foto buku di dalam kereta. Perjalanan
Angke-Bogor masih sangat jauh, akhinrya kami memutuskan untuk beristirahat
sejenak, memejamkan mata. Selama perjalanan yang sudah entah berapa stasiun
kami lewati, kami pun membuka mata dan mendapati kereta yang mulai penuh,
ramai.
Alhamdulillah
Bogor pun sudah di depan mata. tujuan kami di Bogor adalah sebuah kafe yang
memiliki nama yang unik, lucu dan aneh menurut saya. Nama kafenya adalah “Mimicucu”.
Kafe dengan menu utama susu yang disajikan di dalam botol susu yang biasa
dipakai oleh bayi untuk minum susu atau biasa disebut dot.
Kafe
mini dengan dua lantai. Lantai bawah yang lebih luas, sedangkan lantai atas
lebih kecil tapi lebih nyaman karena memiliki pendingin ruangan. Interior kafe
cukup unik dengan meja pendek di bawah tanpa kursi. Jadi kami duduk lesehan di
atas karpet dengan tekstur rumput hijau. Kami pun memesan tiga botol susu
dengan rasa yang berbeda dan menu makan siang. Baiklah, setelah sarapan pagi
nasi bungkus di stasiun Duri, Jakarta, sekarang kami makan siang di Bogor.
Dengan
pengunjung yang tidak terlalu ramai, kami bisa lebih santai menikmati kafe dan
mulai mengisi baterai ponsel yang sejak tadi minta di-charge. Juga tersedia tempat salat kecil di sudut ruangan. Sambil
menunggu waktu salat asar, kami menikmati menu makan siang sambil chit chat dan tertawa mengingat
kekonyolan yang terjadi hari itu.
Setelah
diperhatikan rupanya pengunjung kafe ini kebanyakan para remaja yang
berpasangan. Yah, remaja laki-laki dan perempuan yang datang berdua menikmati
makan siang bersama datang silih berganti. Agak menggelikan juga buat saya.
Ternyata seperti ini ya orang yang berpacaran, pergi makan di luar, ngobrol
berdua saling bersandar satu sama lain. Pemandangan itu membuat saya tertawa
dan mengasihani mereka. Betapa pacaran yang dilarang dalam Islam malah menjadi
hal yang wajib bagi remaja yang ingin melampiaskan hawa nafsunya.
Astaghfirullah.
Makan
siang pun usai dan kami segera menuju pulang ke rumah masing-masing.
Alhamdulillah hari ini terjadi atas rencanaNya. Rasa kecewa tidak jadi ke Pulau
Seribu berganti menjadi rasa happy
jalan-jalan di Bogor, kota seribu angkot.
#ODOPOKT15
Asyiknya jalan jalan ke Bogor naik KRL, aku sudah pernah, tapi pas ke Bogornya cuma ke kebun Raya aja
ReplyDeleteiya Kebun Raya jadi andalan klo ke Bogor ^^
Delete