FLP Jakarta |
Hei,
gaul bareng penulis nggak serta merta bikin kamu jadi penulis! Okelah, kalau
kamu berpedoman dengan ungkapan ini, “Jika kamu berteman dengan pandai besi,
maka akan terkena percikan apinya. Jika kamu berteman dengan penjual minyak wangi,
maka kamu akan ketularan wanginya juga”. Terus kamu yakin banget kalau berteman
dengan penulis bisa jadi penulis juga? Itu semua tidak akan terwujud, kecuali
kamu mulai menulis. Kalau hanya sekedar berteman saja tapi kamu nggak
nuli-nulis, yaaah,,,kapan jadi penulisnya??
Jadi
kalau kamu bergaul sama penulis, manfaatin deh keahliannya dia supaya kamu bisa
ketularan jago nulis. Gali sedalam-dalamnya ilmu menulis darinya dan pastinya
mulailah menulis. Wake up and write!
Gaul
bareng penulis itu bikin tingkat kekerenan kita bertambah lho!
Sesama
penulis, baik yang udah ahli maupun masih amatir, mereka biasanya saling memuji
tulisan satu sama lain. Jadi gini,
Penulis
A memuji tulisan penulis B, “Hei, tulisan kamu keren banget. Aku suka gaya
bahasa kamu yang romantis, indah dan bikin pembaca tuh berbunga-bunga ikut
merasakan keindahan rangkaian kata-kata yang kamu buat.”
Penulis
B tidak mau kalah, “Aah,,,tulisan kamu itu yang keren. Isinya berbobot, selalu
ada yang baru dari tulisan kamu, analisis dan risetnya oke banget. Dan itu
bikin pembaca jadi tambah pinter.”
Sejatinya
setiap penulis itu emang keren, nggak masalah jenis tulisannya apa, karena
mereka punya keahlian menulis yang berbeda. Ada yang ahli dalam menulis puisi,
sajak, cerpen, yang membutuhkan gaya bahasa yang indah. Ada juga yang jago
nulis artikel, jurnal, liputan, opini yang membutuhkan analisa mendalam agar
membuat tulisannya semakin berkualitas.
Kita
yang bergaul sama penulis juga kecipratan kerennya. Setidaknya kita jadi
ketularan hobi baca, lalu sedikit demi sedikit ikut mencoba merangkai kata dan
akhirnya seiring berjalannya waktu kita jadi bisa menjadi seperti mereka yang
keren-keren itu, dengan catatan harus konsisten dan fokus.
So,
jangan ada lagi tuh kalimat yang menjatuhkan diri sendiri, seperti ini;
“Ih,
dia nulis jago banget. Tulisannya bagus. Aku jadi minder, malu sama tulisan
sendiri.”
“Gila!
Tulisan dia ajib banget, TOP dah pokoknya. Gue mah apa atuh.”
“Malu
ah, posting tulisan, dibaca banyak orang. Tulisan gue gak ada apa-apanya. Cetek
banget. Nggak kayak dia, tulisannya selalu oke.”
Kalimat-kalimat
itu boleh saja dilontarkan kalau kamu orang yang pesimis, nggak mau belajar,
nggak mau usaha dan emang nggak punya niat jadi penulis. Kalau kata Zaenal
Radar T “Teruslah menulis. Jangan takut jika tulisan kita jelek. Karena dari
1000 tulisan yang jelek itu, pasti ada satu karya yang terbaik”. Nah, gimana
kita tahu tulisan kita itu bagus atau jelek kalau kita nggak mulai nulis, nggak
mau orang lain baca karena malu? Ayolah mulai menulis dan biarkan orang lain
yang menilai tulisan itu. Jangan menghakimi tulisanmu sendiri.
Ingat
ya! Setiap tulisan akan bertemu dengan jodohnya sendiri. Maksudnya, setiap
tulisan pasti akan ada yang membaca dan menemukan penikmatnya sendiri.
Semangat
nulis yaaa!!!