Tuesday, 4 March 2014

Kajian Ust. YM

Bencana dan Musibah, Ujian? Teguran? Atau azab?

Bismillahirrahmaanirrahiim

Ingin menyampaikan kembali apa yang saya dapatkan dari kajian bersama ustadz YM di Masjid Istqlal pada tgl 23 Pebruari 2014. Semoga saya dapat menyampaikan dengan tepat sesuai dengan yang ustadz YM sampaikan. Maafkan ya Allah jika ada kekhilafan. Semoga bermanfaat untuk teman-teman yang membacanya.

Pepatah mengatakan “Ikatlah ilmu dengan menuliskannya”. Jadi jika ingin ilmu itu melekat dalam diri kita, maka sebaiknya tulislah apa-apa ilmu yang sudah kita dapatkan.

Bulan kedua saya mengikuti pengajian rutin ustadz YM di Masjid Istiqlal. Pada kesempatan kali ini ustadz membawakan tausiyah dengan tema bencana atau musibah. Memang saat ini negeri kita Indonesia tercinta sedang dilanda berbagai macam musibah dibebepara wilayah. Banjir yang belum usai di Ibu Kota, Gunung Kelud yang meletus di Jawa Timur dan beberapa gunung berapi lainnya dibeberapa daerah yang juga sedang erupsi.

Ustadz YM membuka ceramah dengan mengajak jamaah untuk membuka surat At-Takwir dan membaca bersama-sama beserta terjemahannya. Membaca surat At-Takwir membuat saya sadar bahwa Allah sedang menurunkan azabnya pada kita. Ust. YM mengatakan bahwa “bencana dan musibah yang menimpa negeri kita ini bukan semata-mata teguran dari Allah, tapi ini adalah azab Allah yang diturunkan pada kita”.
Teman, bukalah Al-Qur’an surat At-takwir dan bacalah. Betapa musibah dan bencana dapat dengan mudah Allah turunkan kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Kita semua pasti tau bahwa kekuatan Allah sangat dahsyat tak ada yang bisa menahannya. Musibah dan bencana dapat menimpa siapa saja, baik dia orang mukmin maupun kafir.

Meletusnya Gunung Kelud bukan semata-mata kesalahan warga yang tinggal disekitarnya saja, tapi ini adalah dosa kolektif kita semua yang ada diberbagai daerah di Indonesia. Apakah kita siap menghadapi bencana yang datang tiba-tiba? Maka sahabat marilah kita taubat, perbanyak ibadah, dzikir dimana pun berada, sholawat setiap saat. Setidaknya jika bencana datang menghampiri kita dalam keadaan mengingat Allah.

Ust. YM juga berkata, setiap bencana terjadi kebanyakan yang kita tanyakan adalah “debunya sampai mana?” “banjirnya setinggi apa?” seharusnya kita ganti pertanyaan kita dengan, siapa yang tidak sholat malam semalam? siapa yang tidak sholat berjamaah di masjid? siapa yang tidak sedekah kemarin? sehingga membuat Allah murka dan menurunkan azabnya pada kita.

Lihatlah kedalam diri kita sendiri, hisablah diri kita, kemaksiatan apa yang sudah kita perbuat selama ini sehingga membuat Allah murka. Bagi yang laki-laki sudahkah kalian sholat subuh berjamaah di Masjid? Yang wanita sudahkah kalian menutup aurat dengan sempurna? Tahajud? Dhuha? Sedekah? Sudahkah kita mengamalkan itu semua?

At-takwir ayat 6: “Dan apabila lautan dipanaskan”. Terbayangkah oleh kita jika laut dipanaskan? Apa yang terjadi jika kita mencelupkan tangan kedalam panci yang berisi  air panas yang baru saja mendidih, sanggupkah kita merasakan pedihnya? Itu baru air didalam panci, tak ada artinya jika dibandingkan dengan laurtan yang dipanaskan, Masya Allah betapa pedihnya, betapa mengerikannya. Mungkin hanya orang yang tidak waras yang mau mencelupkan jarinya kedalam air yang mendidih. Begitupun dengan perbuatan dosa, ust. YM bilang kalau kita berani berbuat dosa berarti kita sedang tidak waras.

Bagi para laki-laki yang tidak melaksanakan sholat subuh berjamaah di Masjid, ingatlah perjuangan Salman Al-Farisi yang tinggal sangat jauh dari Al-Quds tetapi dia tidak pernah meninggalkan sholat malam disana. Sedangkan suhu disana sangat dingin sampai menusuk tulang. Sementara di Negara kita masjid tersebar dimana-mana (walaupun kata ust YM masjid kita sudah banyak berkurang karena penggusuran), suhu di Negara kita pun masih sanggup kita hadapi. Jadi halangan apa yang membuatmu tidak pergi sholat jamaah di Masjid?

Teman tahukan kalian berapa jumlah Muslim di Indonesia? Kalian pasti akan menjawab 80% atau 90%. Tapi sayang sekali jawaban kalian salah. Menurut penelitian salah satu Universitas di Australia Islam di Indonesia hanya 15% saja. Kaget? Ya, saja juga sempat kaget dengan pernyataan itu. Tapi jumlah ini adalah jumlah yang sebenarnya, apa ukurannya? Yaitu mereka umat Islam yang benar-benar menjalankan agamanya dengan baik. Mereka yang mengaji, mereka yang sholat berjamaah di Masjid, dan mereka yang menjalankan syari’at Allah itulah umat muslim sesungguhnya, dan hanya 15% jumlahnya di Indonesia. Pertanyaan kita selanjutnya kemana sisanya yang 80% itu? Apakah kita termasuk yang 80% atau 15%? Hanya diri sendirilah yang tau jawabannya.

Selain menyampaika tausiahnya tentang bencana dan musibah ust. YM juga menyampaikan nasihatnya tentang mimpi.
Mimpi, semua oang pasti punya mimpi yang ingin diraihnya di dunia ini. Apa sih mimpi kalian? Ingin punya rumah? Ingin punya pekerjaan bagus? Ingin dapat jodoh? Ingin jadi pengusaha? Semua itu mudah sekali untuk diraih, dengan syarat JANGAN DITOLAK. Ya itu adalah rumus meraih mimpi dari ust. YM.

Apa maksudnya?

Jangan menolak apa-apa kebaikan yang datang pada diri kita. Misal, kamu seorang lulusan tehnik computer dan masih menganggur, kemudian datang seorang teman yang menawarkan pekerjaan sebagai security, JANGAN DITOLAK. Jalani saja, ambil saja kesempatan itu. Karena kalau kamu menolaknya, kamu tidak akan mendapat apa-apa. Sedangkan kamu tidak tahu jalan mana yang akan mengantarmu menuju mimpimu.
Satu contoh lagi, jika ada orang yang datang melamarmu, JANGAN DITOLAK. Toh belum tentu jadi dengan orang itu. Tapi jika kamu menolaknya, kamu tidak akan mendapatkan apa-apa, karena kamu tidak tahu jalan mana yang akan mengantarmu menuju mimpimu. Apapun itu DO NOT IGNORE IT!

Yah walaupun terdengar agak bagaimana….gitu ya, namun ustadz bilang “Teruslah bermimpi, ikuti jalur yang Allah berikan. Karena kita tidak tahu dari titik mana Allah mengabulkan mimpi kita”.
----
Demikianlah sedikit ilmu yang saya dapat dari kajian rutin bulanan ust.YM di Masjid Istiqlal. Semoga Allah memaafkan kekhilafan yang ada dan semoga bermanfaat buat teman-teman yang membacanya. Sehingga dapat menambah keimanan kita kepada Allah SWT. Aamiin.
Pesan saya, cari, pelajari dan amalkanlah ilmu agama sebagai bekal kita menghadapNya, dengan cara datang ke kajian-kajian, membaca buku-buku agama dan berteman dengan orang-orang saleh agar kita dapat belajar darinya. Sipakan amal terbaik yang dapat kita bawa di hari akhir nanti.


2 comments:

  1. Satu contoh lagi, jika ada orang yang datang melamarmu, JANGAN DITOLAK. Toh belum tentu jadi dengan orang itu. Tapi jika kamu menolaknya, kamu tidak akan mendapatkan apa-apa, karena kamu tidak tahu jalan mana yang akan mengantarmu menuju mimpimu. Apapun itu DO NOT IGNORE IT!

    setuju bgt ama kalimat yang ini, pernah kejadian nia dan ternyata aku gak jadi ama orang itu, ketika semua nya harus berakhir pun rasanya biasa aja #eh

    ReplyDelete
  2. iya bener, aq jadi dapet pencerahan dari ust.YM mengenai hal ini. jangan menolak kesempatan yang datang padamu, apapun itu. karena belum tentu ada kesempatan kedua,,hehe

    ReplyDelete

Cara Memupuk Kegemaran Membaca Sejak Kecil Hingga Dewasa

  Sebelum kita membahas cara memupuk kegemaran membaca, mari kita flashback sedikit ke masa di mana kita berada di fase belajar membaca d...