Uni Fahira Idris bersama MC |
“Coba
cek dompet masing-masing! Ada ga foto Ibu di dompet Bapak-bapak dan Ibu-ibu
sekalian?” Dalam sekejap seluruh jamaah pagi itu mengecek dompetnya
masing-masing.
“Bagi
yang menyimpan foto Ibunya di dompet, silakan maju ke depan! Saya punya
hadiah.” Segera para jamaah bersemangat maju ke depan untuk mendapatkan hadiah.
“Wah,
beruntung sekali mereka yang menyimpan foto Ibunya dalam dompet”, pikirku. Sayang
sekali aku tidak menyimpan foto Ibuku di dalam dompet. Aku menaruhnya di buku
agendaku, dan tidak membawanya pada kajian ini. “Ya udah gak papa. Belum
rejeki”. Hehe.
Pembukaan
yang cukup menarik dari Fahira Idris, salah satu anggota DPR RI, pengusaha dan
aktivis, dalam kajian Majelis Ta’lim Wirausaha kemarin, tepatnya 11 Januari
2015 di Masjid Al-Azhar, Cakung, Jakarta Timur. Aku terpesona oleh cara Uni,
begitu Ia biasa disapa, mengawali presentasinya. Dalam hatiku terbesit rasa
kagum oleh mereka para pengusaha yang begitu dermawan dan selalu maksimal dalam
bersedekah. Ingin sekali mengikuti jejaknya. Terpatri dalam hati, kelak aku pun
akan melakukan hal serupa, menjadi pengusaha yang dermawan. Aamiin.
Mengapa
Uni Fahira memberikan hadiah untuk para jamah yang menyimpan foto Ibu di
dompetnya? Uni menjelaskan, bahwa Ia begitu mencintai orang tuanya, terutama
Ibu. Tanpa doa mereka, dirinya bukanlah apa-apa. Jadi Uni begitu bangga pada
orang yang masih menyimpan foto Ibu dalam dompetnya. Beliau mengatakan, betapa
doa orang tua sangat penting dalam kehidupan kita. Karena doa merekalah kita
sukses dalam karir, jodoh, rumah tangga, dan masalah apapun dalam kehidupan
ini. Maka sudah kewajiban kita untuk selalu berbuat baik pada orang tua, tidak
menyakiti perasaannya, memenuhi keinginannya, apapun itu, kecuali
mempersekutukan Allah Swt. Haram bagi kita untuk patuh pada perintah orang tua
dalam rangka bermaksiat pada Allah Swt.
Sudah
lama aku menjadi follower Uni Fahira Idris di twitter. Twit-twit beliau
kebanyakan focus pada Gerakan Anti Miras, karena memang beliau adalah pencetus
gerakan ini. Uni begitu prihatin dengan perkembangan miras di negeri ini,
terutama di Jakarta yang Gubernurnya justru ingin melegalkan miras. Selain
miras, beliau juga menaruh perhatian pada berbagai persoalan seputar pelarangan
jilbab di kantor, program-program TV yang jauh dari nilai pendidikan atau
manfaat, dan persoala-persoalan social lainnya.
Mendengar
paparan dan kisah-kisah beliau dalam memperjuangkan anti miras, membuatku cukup
merinding dan menggetarkan hati. Betapa miras itu sangat nyata mudhorotnya bagi
orang-orang yang mengkonsumsinya. Miras adalah pangkal dari segala kejahatan
yang terjadi. Uni menyebutkan hasil survey yang dilakukannya dibeberapa penjara
di Indonesia, bahwa, 80% orang yang masuk penjara, melakukan kejahatannya
diakibatkan oleh pengaruh miras. Ya, miras adalah pangkal dari segala
kemaksiatan.
Ada
10 titik dimana orang tidak boleh berjualan minuman beralkohol, diantaranya
adalah; tidak boleh berjualan miras di area perumahan, lingkungan sekolah,
sekitar tempat ibadah, warung-warung kecil, terminal, stasiun, gelanggang olah
raga, sekitar rumah sakit, mini market dan bumi perkemahan. Dengan peraturan
yang melarang penjualan miras di titik-titik tersebut, seharusnya tidak ada
lagi masyarakat yang bisa mendapatkan miras dengan mudah. Tapi apa yang
terjadi? Pada kenyataannya di sepuluh titik tersebut belum sama sekali steril
dari penjualan miras. Oleh karena itu Uni begitu fokus dalam masalah ini dan
mendesak pemerintah untuk membuat perda miras.
Di
Indonesia baru beberapa daerah saja yang memiliki perda miras. Salah satu daerah yang telah memiliki perda miras adalah Manokwari, yang dikenal dengan sebutan kota injil. Salut dengan kota ini, karena peduli dengan lingkungannya agar terhindari dari pengaruh buruk miras. Daerah selebihnya
belum memiliki perda ini, termasuk Jakarta. Perda miras sangat diperlukan untuk menghambat
penyebaran miras agar tidak tumbuh subur di masyarakat terutama generasi mudanya. Karena di Indonesia
ini pemerintah tidak tegas dalam pendistribusian miras, sehingga anak muda
belia dapat meraihnya dengan mudah. Hal ini sangat memprihatinkan. Generasi
muda adalah generasi harapan di masa depan, lalu apa yang akan terjadi dengan
masa depan kita, jika anak mudanya sudah dipengaruhi oleh miras.
Uni
merasa malu sekali ketika pada suatu kesempatan Ia melakukan investigasi dengan
cara menyuruh seorang anak berusia belasan tahun dengan kamera tersembunyi
pergi ke sebuah mini market. Anak tersebut diminta untuk membeli minuman
beralkohol di sana. Di mini market itu terdapat label bahwa minuman beralkohol
hanya dijual kepada orang yang berusia 21 ke atas. Namun yang terjadi di
lapangan, ketika seorang anak belasan tahun membeli minuman itu, si kasir tetap
saja melayani dan menjual pada bocah belasan tahun itu. Betapa pengawasan
pemerintah begitu lemah, malah terkesan tidak peduli.
Pengalaman
lain yang Uni ceritakan, ada seorang Ibu hajjah, yang berarti beliau beragama
Islam dan sudah menunaikan ibadah haji, memiliki toko yang menjual miras.
Ketika ditanya kenapa si Ibu menjual miras, padahal hal itu haram dalam Islam.
Si Ibu hajjah menjawab dengan enteng, “Saya kan tidak meminumnya. Saya hanya
menjualnya saja.”
Coba
bayangkan, seorang Ibu hajjah menjual minuman keras? Jadi apa fungsi gelar
hajjahnya itu? Aku tidak habis pikir dengan kejadian ini. Apakah Ibu hajjah itu
tidak paham? Tidak tahu? Atau tidak mau tahu?
Ketahuilah
bahwa siapapun yang terlibat dalam sebuah kemaksiatan, sekecil apapun
kontribusinya, itu tetap sebuah dosa.
Rasulullah SAW bersabda, “Allah telah melaknat khamr. Melaknat peminumnya, penuangnya, penjualnya, pembelinya, pemerasnya, yang minta untuk diperaskan, pembawanya dan yang minta untuk dibawakan kepadanya.” (HR. Dawud).
Lain
lagi kisah seorang bocah berusia 4 tahun ini. Uni Fahira mengisahkan bahwa ada
sebuah keluarga yang memiliki anak berusia kurang lebih 4 tahun. Anak ini
mempunyai kebiasaan aneh. Setiap ada tamu yang datang ke rumahnya, Si anak
selalu mengencingi tamu tersebut. Siapa pun dia, bahkan saudara atau kerabatnya
sekalipun. Sampai-sampai orang tua anak itu tidak berani mengundang orang untuk
berkunjung ke rumahnya, karena takut dikencingi oleh anaknya itu.
Melihat
keanehan pada anaknya, orang tua si anak memutuskan untuk memeriksakannya ke
dokter. Lalu mereka bertanya pada dokter, ada kelainan apa pada anaknya. Dokter
menjelaskan bahwa anak mereka baik-baik saja, sehat, tidak ada kelainan apapun.
Semakin heranlah orang tua anak itu. tidak ada kelainan apa-apa, tapi memiliki
kebiasaan aneh begitu? Kemudian orang tua anak itu berfikir untuk membawanya ke
seorang ustad, dalam rangka menanyakan perihal kebiasaan aneh sang anak. Tanpa
banyak bicara, si ustad tersebut bertanya pada Ayah anak itu.
“Apa
pekerjaan Bapak?”,
“Saya
bekerja di salah perusahaan bir,” Jawab si Ayah.
“Pak,
mungkin ini teguran atau peringatan dari Allah yang datang pada keluarga
Bapak.” Jelas Ustadz singkat.
Singkat
cerita, kedua orang tua anak itu pun pulang ke rumah lalu mulai memikirkan
perkataan sang Ustadz tadi. Akhirnya dengan pemikiran yang mendalam dan berat
hati, sang istri mencoba menguatkan dirinya dan suaminya. Sang istri pun rela
jika suaminya harus keluar dari pekerjaannya itu demi masa depan anak mereka.
Padahal posisi sang suami di kantor cukup menjanjikan, namun mereka tidak ingin
hidup mereka tidak dirihdoi oleh Allah Swt. Selang beberapa bulan sang Ayah
keluar dari pekerjaan lamanya, lambat-laun kebiasaan buruk anaknya itu mulai
menghilang. Subhanallah!
Betapa
Allah telah memberikan petunjuk yang sangat jelas pada keluarga itu. Allah
tidak meridhoi orang-orang yang mencari nafkah dengan cara haram, apalagi
bekerja di perusahaan yang jelas-jelas memproduksi barang haram seperti bir.
Uni
Fahira Idris sangat concern dalm hal yang satu ini. beliau berusaha keras untuk
memerangi miras di negeri ini. cita-cita beliau, aku percaya ini cita-cita kita
semua warga Indonesia, ingin menjadikan Indonesia yang lebih baik yaitu
Indonesia yang memiliki generasi yang sehat, kuat, bertakwa, cerdas. Dan itu
semua harus dimulai saat ini dengan menangkal segala pengaruh buruk yang akan
menimpa generasi muda yang ditimbulkan oleh miras, rokok, seks bebas, dll.
Sebab itulah Uni mengharapkan peran dari seluruh lapisan masyarakat untuk
bekerjasama dalam memberantas miras. Dengan cara melaporkan setiap pelanggaran
yang terjadi di daerah tempat tinggal masing-masing.
Laporka
jika ada dari 10 lokasi yang dilarang menjual miras tapi masih tetap
menjualnya. Uni memberikan akses nomor hapenya kepada para jamah yang ingin
melaporkan hal itu. Bukan soal miras saja, Uni juga menerima laporan jika ada
dari kaum muslimah yang dilarang menggunakan jilbab di tempatnya bekerja. Seluruh
laporan akan diterima dan ditindaklanjutinya. Uni berharap seluruh
kampung-kampung yang ada di Jakarta bahkan di Indonesia, menjadi “Kampung Anti
MIras”. Berikut nomor telpon Uni Fahira Idris yang dapat dihubungi 08170877686.
Mendengar
uraian Uni Fahira dari awal sampai akhir, begitu menggetarkan para jamaah,
bahkan aku sendiri merasa merinding mengetahui bahwa betapa negeriku tercinta
ini sudah sebegitu rusaknya dikarenakan oleh miras.
Mari
lakukan sesuatu untuk negeri ini! apa yang bisa kita perbuat sebagai warga
masyarakat?
Kita
bisa memulainya dari lingkngan terkecil yaitu keluarga. Jagalah keluarga kita,
anak-anak kita dari pergaulan yang buruk. Beri pengertian mengenai bahaya
miras. Perhatikan teman-temannya di sekolah maupun di sekitar rumah. Ciptakan
lingkungan yang baik, teman-teman yang baik untuk mereka. Kuatkan pendidikan
agamanya, aqidah dan akhlaknya agar tidak mudah dipengaruhi hal-hal negatif
dari luar.
Jangan
lupa selalu mendoakan yang terbaik untuk negeri kita tercinta. Karena doa
adalah senjata kita, umat Islam. Allah senang dengan hamba-Nya yang memohon,
meminta kepada-Nya.
bermanfaat sekali.. trims ya utk infonya, semoga qta sllu menebar manfaat utk org banyak. aamiin..
ReplyDeleteAlhamdulillah, aamiin. Terima kasih kembali. Yuk tebarkan kebaikan! :)
DeleteMiras memang merusak, apalagi miras merusak generasi bangsa.
ReplyDeleteSukses buat tulisannya mbak.
iya benar2 mengerikan pengaruh miras ini. semoga para pemimpin negeri ini segera sadar sblm, demi generasi yg akan datang.
ReplyDeleteMakasih mba. Sukses juga ya ^_^
*sebelum terlambat
ReplyDelete