Saturday, 21 March 2015

Pribadinya Begitu Mempesona




Suatu hari lahirlah seorang anak yang ditakdirkan untuk menjadi seorang ulama besar dihari di mana dia beranjak dewasa kelak. Dia lahir dari seorang ayah dan ibu yang begitu sholih. 

Tidak pernah terbayangkan ada seorang pemuda pengembala sapi yang sangat menjaga kehalalan rumput yang akan dimakan oleh sapinya tersebut. Dia tidak akan membiarkan sapinya memakan rumput orang lain yang tidak halal. Suaut waktu dimana dia merasa begitu lelahnya hingga tertidur. Tanpa disadari ternyata sapinya itu memakan rumput di ladang orang lain yang tentunya tidak halal karena tidak ada ijin sebelumnya.


Betapa kaget dirinya begitu mengetahui sapinya memakan rumput orang lain. Pemuda itu pun merasa gelisah dan berdosa sudah lalai menjaga sapinya. Sang pengembala sapi tidak tinggal diam melihat kejadian itu. Dia berusaha mencari tau siapa pemilik ladang yang rumputnya telah dimakan oleh sapinya itu. 

Sampailah ia di sebuah rumah sang pemilik ladang. Si pemuda bertanya, “Apakah ladang itu milik Tuan?”,
“Ya, benar.” Jawab Tuan pemilik ladang.
“Tuan, saya mohon maaf karena sapi saya telah memakan rumput yang ada di ladang milik Tuan. Saya telah lalai hingga tertidur dan tidak bisa menjaga sapi saya dengan baik. Saya mohon Tuan memaafkan dan menghalalkan rumput yang telah dimakan. Saya mohon Tuan.”

Mendengar kejujuran pemuda pengembala sapi itu, Tuan pemilik ladang begitu terpesona. Tapi bukannya memberi maaf dan menghalalkan rumputnya seperti yang diminta oleh si pemuda tadi, dia malah ingin bertemu dengan orang tua si pemuda pengembala sapi tersebut. Anak muda itu merasa khawatir jika perbuatan lalainya diketahui oleh orang tuanya, hingga dia memohon pada Tuan pemilik ladang agar tidak mengadukan hal ini pada orang tuanya. Namun sang Tuan tetap ingin menemui kedua orang tua pemuda itu.

Singkat cerita, bertemulah kedua orang tua si pengembala sapi dengan Tuan pemilik ladang. Si Tuan mengungkapkan rasa bangganya mengetahui ada pemuda yang begitu jujur. Dan itu semua adalah hasil didikan orang tuanya yang selalu menanamkan ketauhidan pada anaknya. Akhirnya Tuan pemilik ladang menyampaikan maksud untuk menikahkan anak putrinya dengan si pemuda pengembala sapi.

Sang pemilik ladang memiliki putri yang begitu sholihah, tak ada seorang pun yang pernah melihatnya karena memang dia menutup auratnya dengan sempurna. Putrinya tidak pernah pergi keluar kecuali ke ladang membantu kedua orang tuanya. Niat yang baik itu disambut dengan gembira oleh kedua orang tua pemuda pengembala sapi.

Berlangsunglah pernikahan antara pemuda jujur nan sholih dengan wanita cantik nan sholihah. Dari mereka lahirlah anak-anak yang cerdas, sholih dan membanggakan. Salah satu anaknya kelak akan menjadi seorang ulama besar yang terkenal kedalaman ilmunya.

Salah satu anak mereka akan menjadi ulama besar di Turki. Kecerdasannya sudah terlihat sejak ia masih kecil, sangat berbeda dari saudara-saudaranya. Dia begitu haus akan ilmu, diusia yang terbilang masih sangat kecil dia meminta ibunya untuk menyekolahkannya belajar di madrasah. Ibunya belum mengijinkannya karena dia masih terlalu kecil, namun sang calon ulama besar itu terus memohon pada ibunya sampai akhirnya dijinkan.

Dia begitu unggul disekolahnya mengalahkan anak-anak yang lebih tua darinya, sehingga senior-seniornya tidak menyukai akhirnya memusuhinya. Perkelahian tidak dapat dihindari antar mereka, sang calon ulama membela dirinya karena tidak mau direndahkan oleh senior-seniornya. Dia begitu berani, tak sedikit pun rasa takut menghadapi anak-anak yang lebih besar.

Calon ulama itu pun pindah belajar ke tempat lain. Dia tidak butuh waktu lama untuk belajar karena ia sanggup menuntaskan berbagai macam kitab dalam waktu singkat saja. Kemampuannya dalam menghafal sangat baik sekali. Tak ada satu huruf pun yang luput dari ingatannya. Puluhan kitab tebal sudah dilahapnya dengan sempurna. Sampai-sampai gurunya heran dan kagum padanya. Kitab yang umumnya dipelajari oleh mereka yang berusia 25 tahun, mampu dikuasainya di usia 15 tahun saja.

Perjalanannya menuntut ilmu dari satu madrasah ke madrasah lain, dari satu kota ke kota lain, hingga ke luar negeri dia jalani dengan penuh semangat tanpa lelah. Segala halang dan rintang tak menyurutkan langkahnya. Dia tumbuh menjadi pemuda yang pemberani yang memiliki keimanan yang tinggi kepada Allah SWT.

Aku yakin kau akan takjub dengan pribadinya yang begitu menjaga keimanannya pada Allah, kecerdasan yang tidak ada yang bisa menandinginya, bahkan ulama-ulama besar sekalipun. Kau akan terpesona dibuatnya, decak kagum tiada henti membaca sejarahnya yang penuh hikmah dan keteladanan.

Dalam novel Api Tauhid ini kita akan mendapatkan begitu banyak hikmah dan keteladanan dari Badiuzzaman Said Nursi, Sang ulama besar yang berasal dari Anatolia Timur. Dibalut dengan cerita perjalanan tokoh-tokoh dalam novel yang menyusuri lokasi-lokasi sejarah dimana Said Nursi belajar dan berdakwah. Kita juga akan disuguhi oleh pemandangan-pemandangan dari indahnya negara Turki. Dan ini bisa menjadi salah satu rekomendasi kalian yang ingin menjelajahi kota-kota indah di Turki.

Mulai dari Istanbul, Kayseri, Gaziantep, Sanliurfa, Konya (kota ini dijuluki sebagai kota cinta. How romatic ^^), Isparta dan terakhir Barla.

Selain kisah sejarah Badiuzzaman Said Nursi, kita juga akan disuguhi oleh kisah cinta si tokoh utama, Fahmi. Seorang mahasiswa Universitas Islam Madinah yang sedang menghabiskan masa liburnya di kampung halaman, tidak menyangka akan mendapatkan kejutan. Dia diminta oleh ayah dua orang gadis sekaligus dalam waktu bersamaan. Mereka meminta Fahmi untuk menikahi anak gadisnya. Bingunglah Fahmi dibuatnya, yang mana yang harus dia pilih. Yang satu anak seorang tokoh masyarakat di kampung itu Nur Jannah, dan satunya lagi anak seorang kiai terkenal dan cukup disegani Nuzula.

Belum lagi dua orang gadis Turki, Emel dan Aysel yang terang-terangan meminta Fahmi untuk menjadi suami mereka. Keempat gadis itu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Betapa beruntungnya Fahmi, dia tinggal menunjuk saja wanita mana yang ingin ia jadikan istri. Namun tidak semudah itu, Fahmi justru menghadapi berbagai cobaan terkait masalah itu. dia harus menghadapi berbagai siksaan lahir maupun batin sebelum akhirnya menemukan orang yang tepat yang benar-benar menjadi labuhan hatinya.

Jadi siapakah yang beruntung mendapatkan cinta Fahmi? Api Tauhid akan menjawab semuanya.

Selamat membaca, selamat mempelajari sejarah, selamat menikmati keindahan Turki. Tiga kenikmatan sekaligus akan didapatkan dalam novel ini.

No comments:

Post a Comment

Cara Memupuk Kegemaran Membaca Sejak Kecil Hingga Dewasa

  Sebelum kita membahas cara memupuk kegemaran membaca, mari kita flashback sedikit ke masa di mana kita berada di fase belajar membaca d...