Pelatihan
menulis dari Forum Lingkar Pena pada pertemuan pertama ini membahas tentang
"Wawasan Islam", yang disampaikan oleh Ahmad Lamuna dari Divisi Rohis FLP Jakarta. Saya mencoba untuk sedikit
berbagi atau menyampaikan kembali apa yang saya dapatkan dari materi yang
disampaikan. Semoga barakah dan manfaat. Aamiin.
Materi
dibuka dengan pertanyaan yang diajukan kepada para peserta, “Apa itu Islam?”
Sebagai
umat Islam pastinya kita memiliki definisi masing-masing tentang Islam. Begitu
pertanyaan itu muncul, mungkin sebagian dari kita bingung untuk mendefinisikan
Islam. Kita tahu dan paham mengenai hal itu, tapi terkadang sulit untuk
mengungkapkannya dalam kata-kata. Kita (khususnya saya) membutuhkan waktu untuk
berfikir sejenak dan merangkai kata-kata yang pas dalam mendifinisikan kata
“Islam” itu sendiri.
Menurut
Ahmad Lamuna, Islam itu agama yang sempurna dan universal. Sejalan dengan
pendapat beliau, Islam menurut saya adalah selain sempurna yang memang telah
Allah sampaikan kepada Nabi Kita Muhammad SAW dalam wahyu-Nya, QS: Al-Maidah
(3) yang berbunyi pada hari ini telah
Kusempurnakan agamamu untukmu, Islam juga agama yang menyeluruh. Islam
mengatur seluruh permasalahan dalam hidup kita, mulai dari politik, ekonomi,
social, lingkungan hidup, dll.
Dalam
pengertian secara umum Islam adalah Rahmatan lil’aalamiin, yang bermakna kasih
sayang Allah kepada seluruh alam yang meliputi manusia,
hewan, tumbuhan dan lingkungan hidup.
Setelah
berislam ada tanggung jawab yang harus kita tunaikan yaitu dakwah. Apa itu
dakwah?
Dakwah
adalah aktifitas mengajak manusia kepada Allah yang dilakukan melalui hikmah
dan nasihat yang baik. Atau amar ma’ruf nahi munkar, mengajak pada kebaikan dan
menjauhi keburukan.
Dakwah
bukan hanya tugas seorang ustadz, guru, ulama, atau kiai saja, tapi itu
merupakan tugas kita semua yang mengaku beragama Islam. Meskipun kita tidak
memiliki predikat sebagai seorang pengemban dakwah seperti ulama atau kiai,
kita wajib untuk berdakwah. Sampaikanlah walau satu ayat. Sampaikan apa yang
kita tau tentang Islam walaupun seayat saja.
Misalnya
kita tau shalat lima waktu itu wajib hukumnya, menutup aurat wajib bagi
muslimah, maka sampaikanlah itu kepada siapa saja yang kita kenal. Bagaimana
cara menyampaikannya? Salah satunya adalah dengan menulis.
Gunakan
kemampuan kita menulis untuk berdakwah. Dakwah melalui tulisan lebih efektif
karena tulisan kita dapat dibaca oleh semua orang dimanapun berada. Dan bila
jatah hidup kita telah habis di dunia, tulisan kita akan tetap hidup selamanya.
Sebagai
seorang penulis kita harus mempunyai visi. Visi seorang penulis adalah untuk
memperbaiki masyarakat. Seperti yang kita semua tahu kemunkaran banyak terjadi
dimana-mana, perbuatan maksiat dan dosa yang seolah sudah menjadi hal biasa di
kalangan masyarakat kita sudah begitu mengkhawatirkan. Inilah saatnya kita
mewujudkan visi kita untuk memperbaiki lingkungan masyarakat kita dengan
menulis.
Jangan
sampai kita mempersholeh diri kita sendiri dan cuek atau masa bodoh dengan
orang lain. Karena sejatinya bila kita ingin menjadi orang yang sholeh dan
mendapatkan rahmat-Nya berupa Surga, kita harus mengajak orang lain untuk juga
menjadi sholeh seperti kita dan meraih Surga-Nya bersama-sama.
Ketahuilah
bahwa siksa dan azab Allah tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim, tapi
juga menimpa orang-orang yang beriman. Seperti yang telah Allah tuliskan dalam
surat Al-anfal:25 yang berbunyi dan
peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim
saja diantara kamu. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaannya. Maka
marilah menyeru kebenaran, menyeru kebaikan, menyeru ke jalan Allah sebelum
Allah menimpakan azabnya pada kita.
Mengapa
kita wajib berdakwah?
Pertama,
sudah jelas sekali Allah menurunkan wahyu yaitu Al-qur’an untuk kita pelajari,
pahami dan amalkan, dan juga berbagai hadist Nabi SAW yang menjadi rujukan kita
untuk berdakwah. Kedua, hikmah dari ulama Imam Syafi’I yang mengatakan bahwa “Ilmu
adalah binatang buruan, sedangkan menulis adalah pengikatnya. Maka ikatlah ilmu
dengan menuliskannya.” Dan yang terakhir adalah melihat kondisi masyarakat yang semakin menurun dari segi aqidah, pendidikan, akhlaq dan wawasannya
tentang Islam, di situlah kita wajib berdakwah.
Untuk
berdakwah kita membutuhkan bekal. Bagaimana kita akan menyampaikan dan
mendakwahkan Islam kalau diri kita sendiri tidak yakin tentangnya? Bagaimana
orang lain akan melaksanakan sholat jika sholat kita masih bolong-bolong.
Bagaiman orang akan menutup aurat dengan sempurna, jika kita sendiri belum
merasakan nyamannya memakai jilbab.
Ahmad
Lamuna mengatakan bahwa dakwah itu ibarat MLM. Sebagai penggiat MLM, kita harus
merasakan atau memakai dulu produk yang kita jual, setelah itu kita dapat
mengajak orang lain untuk merasakan hal yang sama. Masih terkait system MLM,
semakin banyak orang yang kita ajak untuk memakai produk kita, semakin banyak
pula bonus-bonus yang akan kita dapatkan.
Sama
halnya dengan berdakwah. Semakin sering kita mengajak orang pada kebaikan, lalu
orang itu melaksanakan kebaikan itu, maka pahala kebaikan kita pun semakin
mengalir. Begitupun sebaliknya, jika mengajak orang pada keburukan dan orang
itu melaksanakannya, bukan pahala yang didapat melainkan dosa yang terus
mengalir.
Lalu
apa bekal kita untuk berdakwah? Iman, ilmu, amal dan akhlaq.
Kita
beriman meyakini Islam dengan sebaik-baiknya, menambah wawasan dengan ilmu
agama, mengamalkan ilmu yang telah didapat ke dalam kehidupan sehari-hari dan
akhirnya menghasilkan akhlaq yang baik di dalam lingkungan masyarakat kita.
Itulah bekal yang harus kita miliki.
Terakhir
dari Ahmad Lamuna “Jalan CINTA para penulis”
C:
Cukuplah Allah sebagai tujuan. Niat kita untuk menulis apa? Ingat! Amal itu
tergantung niatnya. Niatkan semua hanya karena Allah semata.
I:
Inspirasi datang. Jangan dibuang! Di mana dan kapan saja inspirasi
menghampirimu, jangan sia-siakan. Ikatlah inspirasi dengan menuliskannya di
ponsel, tablet, ipad atau buku catatan.
N:
Nulis, nulis, nulis. Jangan tunda-tunda lagi! Segeralah menulis. Jika kau masih
bingung apa yang harus ditulis. Maka tulis saja “Saya bingung harus menulis
apa” dan biarkan kata demi kata yang ada dalam pikiranmu mengalir.
T:
Teruslah berlatih tanpa mengenal letih. Kamu tidak akan bisa menjadi penulis
tanpa latihan. Latihan itu butuh proses yang panjang, maka sabarlah
menjalaninya.
A:
Abadikan karya pada tempatnya. Satu tulisan yang telah kau selesaikan, segera
abadikan dengan mempublikasikannya ke dalam blog pribadi, Koran, majalah, media
online atau buku.
Demikian
sharing yang dapat sampaikan untuk teman-teman semua. Semoga apa yang saya
tulis ini dapat sedikit mencerahkan pikiran kita untuk selalu semangat
berdakwah melalui tulisan.
Happy
reading. Happy writing ^^
terima kasih sdh berbagi, nia. sangat membantu mreka yg gak dpt materi. keep sharing, ya.
ReplyDeletesyukron nia... karena saya tidak hadir jadi tulisan ini sangat membantu.. Barakallah mba =)
ReplyDeleteTerima kasih Afilin dan mba Nenshi. Mari saling berbagi.
ReplyDeleteHappy writing ^^