Sebelum kita membahas cara memupuk kegemaran membaca, mari kita flashback sedikit ke masa di mana kita berada di fase belajar membaca di waktu kecil. Masihkah kita ingat saat dulu pertama kali bisa membaca? Siapakah orang pertama yang mengajarkan kita membaca? Bagaimanakah reaksi orang-orang terdekat kita saat mengetahui kita sudah bisa membaca? Lalu, bagaimana perasaan kita sendiri saat pertama kali bisa membaca?
Segala sesuatu yang pertama pasti
memiliki kesan tersendiri yang mungkin tidak terlupakan dalam hidup kita.
Sebagai orang tua sudah pasti bangga dan senang mengetahui anaknya sudah bisa
mengenal huruf, sudah bisa mengeja, bahkan membaca kalimat. Sebagai guru yang
mengajarkan kita tentunya juga bangga dan ada rasa lega saat anak didiknya
berhasil membaca dengan baik. Siapa pun yang punya andil dalam membuat kita
bisa membaca, seperti paman dan tante kita, kakak, ibu atau guru privat, mereka
pasti akan bereaksi positif penuh kebanggaan.
Selain guru di sekolah yang
mengajarkan dan membimbing, orang tua kita bahkan rela menyisihkan beberapa
lembar rupiah untuk membayar guru privat atau mendaftarkan kita ke tempat les membaca dan menulis. Semua itu demi kita agar mampu membaca sebagai syarat
mendaftar ke tingkat sekolah yang lebih tinggi. Kita pun menjalaninya dengan
susah payah agar tidak mengecewakan harapan orang tua dan guru kita.
Setelah kita berhasil dan mampu
membaca, bukan hanya orang tua dan guru yang mengajarkan kita yang bangga dan
senang, diri kita sendiri pun akan merasa senang dan puas setelah lelah melewati
masa-masa sulitnya les membaca. Saking senang dan antusiasnya kita,
sampai-sampai segala macam bentuk tulisan yang kita temukan di mana pun pasti
akan kita baca. Mungkin kita melihat papan iklan di jalan, tulisan di majalah
atau surat kabar, hingga kerta-kertas bekas yang berserakan di rumah, sekolah
atau tempat kursus membaca tidak luput dari perhatian kita untuk dibaca.
Begitupun mungkin yang dirasakan oleh
anak-anak kita yang saat ini sedang berada di masa-masa belajar membaca di
sekolah maupun di tempat kursus membaca anak di mana mereka terdaftar. Bisa jadi
anak-anak kita merasakan lelah dan bosan dalam prosesnya, akan tetapi mereka
harus tetap mejalaninya demi masa depan. Anak-anak memang tidak sepenuhnya
memahami mengapa mereka harus belajar membaca. Oleh karena itu dibutuhkan
suasana belajar yang membuat mereka nyaman dan menyenangkan agar mereka
menjalaninya dengan riang dan ringan.
Mungkin tidak banyak tempat kursus
membaca anak di sekitar kita, tetapi ada satu lembaga kursus, yaitu Kumon. Selama
ini mungkin Kumon dikenal dengan kursus matematikanya. Akan tetapi, saat ini
lembaga kursus tersebut sudah menambah mata pelajaran lainnya yaitu Bahasa Indonesia Kumon. Kumon bisa menjadi salah satu alternatif les membaca anak saat
ini. Dengan program indivdu dan metode belajar yang unik membuat anak merasakan
sensasi les membaca yang berbeda.
Kembali ke judul utama artikel ini, yaitu bagaimana caranya agar kegemaran membaca terus tertanam dalam kehidupan anak kita hingga dewasa. Setelah anak kita bisa dan lancar membaca, lalu apa?
Sayangnya, setelah anak-anak sudah
lancar membaca, hal baik itu seolah sudah selesai sampai di situ. Banyak anak
yang dulunya antusias membaca tulisan apa saja yang mereka temui, antusias
membaca buku pelajaran yang terdapat cerita di dalamnya, tetapi seiring
berjalannya waktu rasa antusias itu hilang. Padahal, kemampuan membaca tidak
hanya dinilai pada seberapa lancar kita membaca, tapi juga pada seberapa jauh
pemahaman kita pada bacaan yang dibaca. Untuk melatih pemahaman tersebut tentu
saja anak-anak harus terus menumbuhkan minat bacanya terhadap berbagai jenis
bacaan.
Beberapa cara memupuk minat baca berikut
ini mungkin bisa dijalankan:
1. 👉 Menyediakan
buku bacaan di rumah
Buku bacaan
bukan hanya buku pelajaran. Buku cerita atau novel dan buku pengetahuan lainnya
yang menarik bagi anak hendaknya tersedia di rumah. Beragam buku anak beredar
di toko buku online maupun offline, pilihlah yang sesuai usia dan
kesukaan anak kita. Dan pastikan sediakan buku yang original bukan bajakan.
2. 👉 Letakkan
buku di tempat yang mudah dijangkau oleh anak
Agar anak-anak
lebih menyukai membaca, jadikan buku benda yang mudah mereka temui di rumah. Sediakan
buku di setiap ruangan yang ada di rumah, seperti di ruang tamu, kamar, meja
makan, ruang TV, dapur. Jika anak sering melihat buku di mana-mana, maka buku
menjadi satu hal yang memenuhi pandangan mereka dan akhirnya anak-anak pun
mudah meraih dan timbul keinginan untuk membacanya.
3. 👉 Bawalah
buku saat bepergian
Jika telpon
genggam selalu kita bawa ke mana-mana, mengapa tidak dengan buku? Kita bisa
menyertakan buku dalam perjalanan yang sedang kita lakukan bersama anak-anak. Buat
kesepakan dengan anak buku apa dan berapa banyak yang akan dibawa saat
bepergian.
4. 👉 Kunjungi
toko buku dan perpustakaan
Jadwalkan untuk
berkunjung ke toko buku atau perpustakaan bersama anak. Bisa jadi sepekan
sekali, dua pekan sekali atau satu bulan sekali. Pastikan dua tempat tersebut
mejadi list wajib untuk dikunjungi agar anak terbiasa dengan aktivitas
yang berhubungan dengan buku.
5. 👉 Beri
hadiah buku
Momen ulang
tahun merupakan momen spesial bagi anak. Orang tua bisa menjadikan buku sebagai
hadiah ulang tahun. Tidak mesti ulang tahun, orang tua juga bisa memberi hadiah
buku di momen-momen spesial lainnya, seperti kenaikan kelas, menang lomba atau hari
raya.
6. 👉 Jadilah
teladan bagi anak
Kebiasaan membaca
anak tidak akan tumbuh dengan baik jika tidak ada teladan dari orang tua. Anak adalah
cerminan orang tua. Anak juga merupakan peniru ulung. Anak akan melihat, meniru
dan mencontoh apa yang orang tuanya lakukan. Jika anak sering melihat orang
tuanya memegang buku, membaca buku dan membicarakan buku, itulah yang akan tertanam
dalam benak anak kita. Mereka pun akan menjadi akrab dengan buku seperti yang
mereka lihat pada orang tuanya.
Cara-cara di atas tidak lantas
menjadi satu-satunya cara untuk menanamkan kebiasaan membaca pada anak. Mungkin
masih banyak cara lain yang bisa dilakukan yang sesuai kebutuhan dan kemampuan
orang tua. Yang terpenting ialah kita memahami keutamaan membaca dan kita
tularkan kepada anak-anak. Karena membangun kebiasaan membaca buku tidak hanya
sekadar suka saja, melainkan ada nilai-nilai kebaikan di dalamnya.
Jika kebiasaan membaca sudah
tertanam dengan baik sejak kecil, anak akan tumbuh dewasa sebagai pribadi yang lebih
berwawasan, lebih bijaksana dan memiliki pandangan jauh ke depan. Membaca buku
tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri tapi juga membawa pengaruh positif
bagi banyak orang. Layaknya seorang pahlawan, ia tidak mementingkan dirinya
sendiri, tapi juga ada orang lain yang harus ia selamatkan. Membaca buku
menyelamatkan kita dari kebodohan.