Monday, 6 January 2014

Sedikit Ungkapan Sayangku Untukmu (Saudariku)


Sedikit Ungkapan Perasaanku Untukmu 





Teruntuk saudariku yang sangat aku sayangi.
     Maafkan aku yang tak sempurna ini, maaafkan jika seolah aku tidak peduli padamu. Padahal sesungguhnya aku begitu sayang padamu dan sangat mengkhawatirkanmu. Aku adalah seorang yang tidak bisa mengungkapkan perasaan sayang walaupun kepada keluarga sendiri. Sulit sekali rasanya mengungkapkan rasa sayang melalui kata-kata, hanya dapat menyimpannya dalam hati saja. Aku bukanlah seorang yang pandai merangkai kata-kata, bukan pula seorang yang sempurna untuk menjadi seorang saudari.
     Maafkan sikapku selama ini yang tidak membuatmu nyaman, maafkan kata-kata yang selama ini menyakiti hati. Aku tak ada niat sama sekali untuk melakukan hal yang menyakitkan. Janganlah berprasangka buruk kepadaku ini. Jagalah hati, jagalah pikiran agar selalu positif dalam menghadapi apapun.
Taukah kau saudariku mengapa selama ini sikapku sangat tidak  nyaman bagimu? Jawabannya adalah karena aku tidak bisa mengungkapkan apa yang ada dalam pikiranku tentang dirimu, tentang sikapmu, tentang cara berpakaianmu, tentang hubunganmu dengan seorang laki-laki yang bukan muhrim.
Aku tau sebagai keluarga kandung seharusnya kita saling berbagi dan saling menasihati. Entahlah, sulit sekali rasanya berbicara denganmu. Tidak ada yang salah denganmu, karena mungkin kamu belum memahaminya. Namun aku lah yang bersalah karena tidak bisa berterus terang.
Mungkin karena kita tidak pernah tinggal berdekatan sebagai satu kelurga. Karena selama ini kita tinggal dikota yang berbeda sejak kau masih kecil kau sudah diambil oleh paman untuk tinggal bersamanya. Sedangkan aku tinggal bersama Ibu. Namun setelah aku pikir-pikir sepertinya jarak bukanlah masalah yang sesungguhnya. Sebab walaupun aku tinggal bersama Ibu dan saudara-saudara yang lain dsini, aku tetap tidak banyak bercerita maupun ngobrol dengan mereka. Jadi masalah ada pada diriku.
Setelah kebersamaan kita selama beberapa bulan ini, banyak hal-hal yang aku tidak suka darimu. Ada peraturan Allah yang kau langgar. Sebut saja masalah pacaran, aku pikir sebenarnya kau tau hal itu dilarang dalam Islam tapi mungkin pergaulan yang kau jalani disana membawamu kearah pacaran. aku sedih mendengar dirimu mempunyai pacar, tapi aku tak kuasa mengungkapkannya padamu. aku hanya bisa menulis perasaanku dalam tulisan, berharap sekali kau membacanya.
Kau tau saudariku, jangankan untuk bersentuhan, berdua-duaan saja dengan laki-laki yang bukan mahrom kita itu dilarang. Allah sangat mewanti-wanti kita dalam hal itu. Itu semua karena Allah sayang sama kita, Allah sangat menjaga kita, melindungi kita. Kita hanya boleh disentuh oleh laki-laki yang sudah halal menjadi suami kita nanti.
Kau tau saudariku, pacaran itu sama dengan maksiat. Karena orang yang pacaran tidak mungkin tidak berdua-duaan, tidak mungkin tidak bersentuhan. Dan itu semua masuk dalam kategori zina kecil. Dari zina kecil itu besar sekali kemungkinan untuk melakukan zina yang lebih besar. Naudzubillah. Tapi aku tau kau tidak mungkin seperti itu. Aku sangat percaya itu.
Jika kau ingin sekali memiliki pasangan sekarang juga, maka segeralah menikah. Namun jika kau belum sanggup untuk itu, maka jauhilah pacaran. Tidak usahlah kita mengikuti arus perkembangan zaman yang menyesatkan seperti pacaran. Karena itu sama sekali bukanlah suatu kebaikan yang harus ditiru.
Itulah masalah pertama yang aku temui dari dirimu. Masalah kedua adalah jilbab. Aku sedikit risih melihatmu memakai jilbab tipis yang sedang tren saat ini tanpa lapisan/dobelan lagi didalamnya, sehingga auratmu tidak sempurna tertutupi, rambutmu masih terlihat, bahkan sebagian lehermu pun terlihat. Masya Allah.
Duhai saudariku, taukah kau syarat-syarat pakaian muslimah seperti apa? Jilbab yang kita pakai haruslah panjang menutupi dada, tidak transparan dan longgar. Allah yang menyuruh kita untuk menutup aurat, dan Dia sudah menjelaskan syarat-syarat jilbab yang harus kita kenakan. Janganlah kau ikuti mode jika tidak sesuai dengan syariat. Kalaupun kau ingin sekali memakai jilbab tipi situ, maka alangkah baiknya kau pakai dua lapis dengan dobelan agar tidak transparan dan menutupi auratmu dengan baik.
Wahai saudariku, janganlah kau menganggap aku ini orang yang sempurna. Tidak, aku sama sekali belum sempurna dalam menjalankan ajaran agama. Tapi aku selalu berusaha untuk menjalankan agama ini dengan sebaik-baiknya, aku berusaha mengikuti aturan-aturan yang Allah tetapkan untuk kita umatnya. Sesungguhnya masih banyak sekali hal-hal yang belum aku ketahui, belum aku pahami, tapi kita sebagai umat Islam hendaknya terus dan terus belajar untuk meraih ridho-Nya.
Mungkin hanya sedikit yang aku ketahui, dan alangkah bahagianya jika kau pun mengetahui dan menaatinya juga. Marilah kita sama-sama belajar menaati aturan-aturanNya.
Saudariku, aku bukanlah orang pintar, bukan ustadz, apalagi ulama. Namun dalam menyampaikan kebaikan siapaun boleh melakukannya, bahkan jika kebaikan itu datang dari seorang anak kecil pun kita harus tetap mendengarkannya.
Saudariku janganlah marah padaku, jangan menjauhiku, jangan memusuhiku hanya karena aku menyampaikan ini padamu. Bukan, bukan aku yang membuat peraturan ini, tapi Allah yang menciptakan kita yang membuatnya. Allah yang membuat peraturan ini, apakah kita berani melanggarNya? Dia yang telah memberikan kita kehidupan, Dia yang telah memberikan kita rejeki. Apa pantas kita membangkang padaNya? Tidak mematuhi perintahNya? Sama sekali tidak saudariku. Semua peraturan yang datang dariNya adalah baik.
Marilah kita sama-sama merenung, memperbaiki diri, memperbaiki ibadah kita dalam rangka meningkatkan keimanan kita, meningkatkan ketaatan kita pada Tuhan kita Allah SWT. Semoga Allah meridhoi apa yang kita lakukan. Aamiin.
I really really love you sister...
Terima kasih karena kau sudah mau membacanya.

    
     

No comments:

Post a Comment

Cara Memupuk Kegemaran Membaca Sejak Kecil Hingga Dewasa

  Sebelum kita membahas cara memupuk kegemaran membaca, mari kita flashback sedikit ke masa di mana kita berada di fase belajar membaca d...