Setiap orang pasti pernah, bahkan mungkin sering mengalami kebosanan dalam hidupnya. Lalu apa yang kamu lakukan dalam menghadapi kebosanan itu?
Sering saya temukan orang yang memutuskan untuk resign dari pekerjaannya karna alasan bosan. Itu juga pernah saya alami beberapa tahun lalu. Namun, bosan bukan satu-satunya alasan yang membuat saya resign.
Setelah bertahun berlalu dan mengalami beberapa kali pengunduran diri dari pekerjaan, saya pun menyadari satu hal yang berkaitan dengan kebosanan.
Sejatinya bosan tidak untuk dihindari tapi dihadapi. Mengapa harus dihadapi? Karna mungkin suatu saat nanti bosan itu akan datang padamu lagi. Ia akan hadir mengisi harimu lagi. Jadi kamu tak akan bisa menghindar darinya.
Lalu bagaimana cara menghadapinya?
Bosan melanda di saat kita lelah menghadapi aktifitas yang itu itu saja. Rutinitas yang monoton, bertemu dengan dia lagi, kamu lagi, kamu terus.
Bosan melanda mungkin saat hati dan pikiran kita kosong. Terjebak dengan rutinitas yang monoton membuat kamu tak punya kesempatan mengembangkan diri, menikmati gaji, mengisi hati dan menata diri menggali potensi.
Hadapi kebosanan itu dengan berani, ambil posisi dan atur strategi. Kamu bisa berlibur misalnya. Berhenti sejenak dari kegiatan yang kamu anggap membosankan itu. Pergilah ke mana kamu suka. Nikmati setiap jam, menit dan detiknya.
Pergilah silaturrahim ke kerabat yang telah lama tak kau kunjungi. Seberapa pun jauh jaraknya, niatkan untuk menguatkan ikatan persaudaraan karna Allah. Ziarah ke teman dan sahabat yang tlah lama tak kau sapa. Yang paling utama datangilah orangtua yang semakin jauh jaraknya darimu.
Singgahlah, hadirilah tempat di mana malaikat-malaikat berkumpul. Taman surga namanya, tempat di mana orang-orang salih berkumpul mengajak kepada amar ma'ruf, mengkaji Al qur'an, saling nasihat menasihati, mengajak untuk mengingat Allah. Kekosongan hati akan terisi, pikiran akan penuh dengan amunisi, galau tak ada lagi, bosan pun sirna tak kembali.
Lalu kembalilah pada rutinitasmu. Kembalilah dengan senyum, semangat dan percaya diri.
Dan di sinilah saya kembali pada rutinitas yang dulu membosankan. Namun, akan saya hadapi semuanya dengan ikhlas dan sunggu-sungguh seolah memulai semuanya dari nol.
Selamat tinggal bosan!
Bersyukurlah, maka kau akan bahagia! Mengungkapkan rasa syukur lewat menulis dan membaca ^0^
Wednesday, 12 October 2016
Berdamai Dengan Bosan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Cara Memupuk Kegemaran Membaca Sejak Kecil Hingga Dewasa
Sebelum kita membahas cara memupuk kegemaran membaca, mari kita flashback sedikit ke masa di mana kita berada di fase belajar membaca d...
-
Beberapa waktu yang lalu saya berkesempatan menghadiri sebuah seminar dengan tema “Sosialisasi Pembudayaan Kegemaran Membaca”. Sa...
-
Potlock (tulisannya bener gak ya? :D) . Saya baru tahu istilah ini sejak ikutan meet up Blogger Muslimah yang pertama dulu. Jadi, dalam ...
-
google Raib. Yang aku tahu makna dari kata itu adalah hilang. Lalu mengapa pula nama tokoh dalam novel fantasi karya Tere Liye ini...
No comments:
Post a Comment