There
is always something makes me smile every day.
Selalu
ada saja yang membuatku tersenyum setiap harinya. Hal-hal sederhana yang
terjadi di sekeliling kita dapat menjadi alasan untuk tersenyum. Dan tersenyum
itu membuat kita bahagia. Trust me! It works. :D
Seperti
hari ini, orang-orang di luar sana berhasil membuatku tersenyum dengan tingkah
maupun ucapan-ucapan mereka.
Here
are some cases I mean:
Case
one
Saat
berkunjung ke rumah teman untuk meminjam buku terkait writing contest yang
sedang aku ikuti, temanku mempersilakan untuk mencari sendiri buku yang
kumaksud. Melihat buku yang banyak dan bagus-bagus, aku jadi merasa ingin
meminjam semuanya, haha. Tapi tenang saja, aku sudah berjanji padanya untuk
meminjam buku yang lain segera setelah aku menyelesaikan buku sebelumnya.
*serasa perpus ya, pinjam meminjam buku gratis* :D
Setelah
selesai memilah buku yang kuinginkan, tanpa sengaja kutemukan beberapa kertas
berwarna pink yang menempel di atas lemari buku. Rupanya kertas-kertas itu adalah
tulisan dari anak-anak temanku. Temanku memiliki 4 orang anak yang jarak
usianya berdekatan, 2 laki-laki 2 perempuan.
Tulisan
yang ada di dalamnya adalah catatan cita-cita ke-4 anak-anak itu yang ditulis
dengan tangan mereka sendiri plus tanggal ketika tulisan itu dibuat.
Anak
pertama menulis, "Cita-citaku ingin menjadi pilot di usia 34 tahun", anak kedua "Cita-citaku ingin
menjadi polisi", anak ketiga "Cita-citaku menjadi guru". Tidak ada yang aneh
dengan cita-cita mereka. Cita-cita yang mulia yang banyak orang memimpikannya.
Eits, tapi tunggu dulu. Sepertinya aku melewatkan satu hal. Ah, ya. cita-cita
anak yang terakhir. Tidak seperti kakaknya yang memiliki cita-cita yang umum
kita dengar. Cita-cita anak yang satu ini sukses membuat bahuku terguncang
karena tawa.
Apakah
kiranya cita-cita yang mengguncang bahuku itu? baiklah kalau kalian tidak sabar
ingin mengetahuinya. Baca baik-baik ya.
Anak terakhir menulis, "Cita-citaku adalah menjadi “Tukang Kue”. Ketika membaca itu. aku merasa ingin *rolling guling-guling di lantai* melepaskan tawa.
Ketika
Haura –anak terakhir- muncul, aku pura-pura betanya padanya, “Siapa ya yang mau
jadi tukang kue?”. Dia segera mengelak dan berkata, “Ngga, ngga mau.” Dengan
tampangnya yang lucu. Entah apa yang dipikirkannya tentang “Tukang Kue” pada
saat dia menuliskan itu.
Kalau
aku sebagai orang dewasa, menerjemahkannya menjadi “Seorang pengusaha kue yang
berhasil dan sukses dengan kuenya yang sudah terkenal di seluruh
Indonesia bahkan sampai ke luar negeri.” Aku salut sekali dengan anak ini. Masih kecil sudah punya jiwa pebisnis, hehe.
Anak-anak
itu memang lucu. Celetukkan mereka, tingkah pola mereka, selalu berhasil membuat kita
orang dewasa cukup terhibur dan menyegarkan pikiran yang kusut akibat beban
hidup yang semakin berat.
Semoga
tercapai ya cita-cita kalian semua. Jadilah pilot, polisi, guru dan tukang kue yang
soleh dan solehah. Aamin.
Case
two
Yang
ini kejadiannya di angkot yang membawaku menuju rumah seorang siswa privatku. Pada
saat itu angkot sudah penuh oleh penumpang, kebanyakan penumpangnya adalah
ibu-ibu. Ketika angkot melewati sebuah rumah yang sedang ada hajatan
pernikahan, rupanya salah satu penumpang ada yang kenal dengan orang yang
sedang mengadakan hajatan tersebut. Lalu mulailah si ibu bercerita, kira-kira
begini, dialognya.
“Itu
yang lagi hajatan tuh kakek udah tua. Dapet janda cakep. Udah berapa kali tuh
kawin mulu. Ampuunn daah.”
Beberapa
penumpang tertawa. Aku sih senyum-senyum saja. Ada juga yang menimpali.
“Ceweknya koq mau ya? udah tua gitu.”
“Ya
maulah. Orang kaya gitu. Tuh kakek kan juragan. Uangnya banyak.”
Sebenarnya
aku ingin sekali tertawa, tapi agak tidak enak hati. Wal hasil aku hanya bisa
menarik bibir ke kiri dan ke kanan. :)
Case
three (the last one)
Masih
setia di angkot.
Jadi
ada dua orang ibu dengan membawa anak masing-masing. Dari ucapan si anak, aku
tau mereka akan pergi menuju Careffour.
Lagi-lagi ucapan seorang anak kecil ini yang membuatku tersenyum. Sambil
menaiki angkot si anak bilang ke umminya, “Emang kalo ke careffour harus naik
angkot ya mi?”. Aku mengalihkan
pandangan ke arah kaca jendela untuk menyembunyikan tawaku.
Mungkin anak itu berpikir kalau careffour itu sama seperti indomart atau alfamart yang selangkah saja sudah sampai. Secara indomart dan alfamart bagaikan sepasang pengantin baru yang tak terpisahkan. Dimana kau melihat indomart, alfamart tak akan jauh darinya. :D
Bahagia
itu simple. Dan ia ada di sekitarmu.
Bersyukurlah,
maka kau akan bahagia.
Case closed. Happy
smiling :D
No comments:
Post a Comment