Thursday, 17 October 2019

Bangga Bajakan



pixabay.com

Hai, teman-teman, kalian pernah beli buku bajakan? Atau malah sering dan menjadi kebiasaan?

Nah, aku mau cerita nih, Tentang temanku yang bangga dengan buku bajakan yang dia beli. Jadi, aku punya teman yang ngekos di Jakarta Timur. Suatu hari aku berkunjung ke kosan temanku itu. Nah, aku lihat banyak buku yang tersusun di sudut kamarnya, lalu aku tertarik untuk melihat koleksinya. 

“Wah, ada buku apa aja, nih?” tanyaku antusias.
“Lihat aja. Ada macem-macem, kok,” balasnya.


Langsung saja aku beralih ke tumpukan buku itu. Heem… koleksinya lumayan bagus-bagus. Aku ambil satu kemudian kulihat isi bukunya. Tiba-tiba temanku itu berkata, “Itu murah, lho, harganya. Aku beli di Senen, banyak buku bagus dan murah-murah di sana. Itu aja aku beli cuma 20 ribu. Kalau beli buku di sana aja. Aku aja pengen beli lagi. Nanti deh, kalau sempat aku ajak kamu ke sana.”

Mendengar harga murah itu, aku otomatis tergiur, siapa yang tidak tertarik dengan buku murah. Akan tetapi, begitu aku mengamati buku itu lebih dalam, aku sadar itu adalah buku bajakan. No, thanks! Semurah apa pun harganya kalau itu buku bajakan, tidak akan pernah aku beli.

Seketika itu aku jadi ilfil sama temanku itu. Dalam hati, aku berkata, “Duh, ini mah buku bajakan. Kok, mau sih, beli buku bajakan? Dia gak tau apa, kalau ini buku bajakan? Kok, bangga sih beli buku bajakan?” Aku hanya menahan sedih dan rasa miris itu dalam hati. Itulah kelemahanku, tidak bisa mengungkapkan isi hati secara gamblang, bahkan menegur pun aku tak kuasa. Maafkan aku 😒

Sebagai pecinta buku, aku sangat tergiur dengan harga buku yang murah, tapi tentu saja tidak dengan membeli buku bajakan. Kuakui memang harga buku sekarang mahal. Aku pun hanya bisa gigit jari kalau mampir ke toko buku, karena isi dompet tidak memadai untuk membawa buku-buku keren itu pulang. Akan tetapi, bukan berarti kita tidak bisa mendapatkan buku bagus dengan harga murah. Saat ini banyak penerbit atau toko buku yang sering mengadakan bazar buku murah dengan diskon besar-besaran. Salah satu penerbit yang sering mengadakan bazar buku adalah Mizan.

Mizan dengan OOTB-nya alias Out Of The Boox hadir setiap tahun di berbagai daerah. Kita bisa mendapatkan buku asli dengan harga terjangkau tanpa menguras isi dompet. Bahkan jika beruntung kita akan mendapatkan buku incaran yang harganya masih mahal. Let’s say harga aslinya mencapai ratusan ribu, seperti buku “Dunia Sophie”, di OOTB akan ada kejutan-kejutan rahasia yang bisa membuat kamu mendapatkan buku itu dengan harga di bawah 50 ribu. Percaya, nggak? Percaya dong, hehe. Kenapa harus percaya? Ya, karena aku mengalaminya sendiri. Aku bisa membeli buku “Dunia Sophie” hanya dengan mengeluarkan uang 30 ribu saja. How amazing! Buku dijamin asli, kualitas bagus plus harga murah pula, siapa yang nolak, ya, kan? 😀

OOTB Desember 2018

hasil berburu di OOTB
Selain OOTB, sering banget ada event bazar buku dari berbagai penerbit dan toko buku lainnya. hampir setiap bulan selalu ada. Pokoknya kita akan dimanjakan dengan buku-buku bagus berkualitas dan murah. Sering-sering saja pantengin medsosnya Mizan dan kawan-kawan.

Pengalaman lain terkait buku bajakan tidak hanya kisah di atas. Jadi, waktu itu aku sedang menghadiri peluncuran buku baru seorang penulis terkenal, dia adalah Asma Nadia. Begitu sampai di sesi book signing semua peserta yang ingin bukunya ditandatangani segera antri membentuk barisan panjang. Banyak penggemar Asma Nadia yang membawa koleksi buku karangan beliau ke acara tersebut untuk ditandatangani. Begitu sampai pada seseorang yang berada di dekatku, aku mendengar Bunda Asma – begitu beliau sering disapa – berkata, 

“Wah, ini buku bajakan, nih.”
“Maaf, bun, saya tidak tahu. Saya belinya di toko online. Saya tidak tahu kalau itu bajakan,” ujar si empunya buku dengan raut kecewa.
“Iya, gak masalah. Gak apa-apa kalau kamu gak tahu. Tapi saya tidak mau menandatangani buku bajakan, ya. Lain kali hati-hati kalau beli buku di online,” ungkap bunda Asma.

Mendengar itu aku cukup terkejut, ternyata seorang penulis tahu bahwa itu buku bajakan, padahal ia menandatangani begitu banyak buku. Ya, itu bukanlah hal yang aneh. Seorang penulis pastilah dapat membedakan mana buku asli atau palsu, apalagi penulis besar sekaliber Asma Nadia.

Jauh-jauh deh dari membeli buku bajakan. Apa bagusnya buku bajakan? Walaupun harga murah, tapi kita membeli sesuatu yang murahan, karena buku bajakan kualitasnya sudah pasti jelek. Selain kualitas yang jauh di bawah standar, membeli buku bajakan sama saja kita tidak menghargai hasil karya literasi, kita tidak menghargai hasil pemikiran para penulis yang sesungguhnya amat berharga. Bagi pembajak buku sendiri, sama sekali tidak bisa dibenarkan apa pun alasannya. Pembajakan buku merupakan perbuatan yang tidak terpuji dan sudah semestinya mendapat hukuman agar jera. 

Membeli atau memproduksi buku bajakan tidak hanya merugikan penulis, tapi lebih dari itu. Ada banyak pihak yang dirugikan, karena sebuah buku merupakan hasil kerja sama antara penulis, penerbit, editor, illustrator, penerjemah, distributor dan pihak lain yang berkaitan dengan alur pemrosesan buku. Jadi, apakah kita tega merugikan banyak orang hanya demi sebuah buku murah?

Tahukah kalian proses sebuah buku itu tercipta? Kita sebagai penikmat buku begitu dimanjakan dengan cerita-cerita menarik serta ilmu-ilmu yang disajikan oleh sebuah buku, tapi kita tidak tahu betapa penulis itu butuh pengorbanan yang tidak mudah untuk menuliskan sebuah karya.

Seorang Tere Liye harus menghabiskan waktu satu tahun untuk riset salah satu novelnya. Sedangkan Gol A Gong, penulis dengan satu tangan yang berasal dari Serang, Banten, harus melakukan perjalanan ke Bandung juga dalam rangka riset untuk novelnya. Semua itu dilakukan demi menghasilkan sebuah karya yang tidak sembarangan. Dan untuk menghasilkan sebuah buku yang bagus, penulis harus rela mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan tentu saja uang.

Belum lagi proses di penerbit, distributor hingga sampai di tangan kita, itu semua merupakan proses panjang dan kerja sama dari banyak pihak yang menggantungkan hidupnya di dunia perbukuan. Semua itu mereka lakukan demi negeri kita tercinta, demi anak bangsa yang haus akan buku berkualitas dengan isi yang membawa manfaat dan tentunya demi tercapainya peningkatan literasi bagi seluruh rakyat Indonesia. Dan jika ada yang membajak buku-buku itu, bahkan kita membali buku bajakan tersebut, maka yang dikhawatirkan adalah kita telah memutus rangkaian dunia perbukuan yang pada akhirnya tidak ada lagi buku-buku bagus, penulis pun punah dan kecerdasan literasi melalui baca tulis tidak lagi eksis di negeri ini.

Sebelum itu semua terjadi, marilah kita sudahi kebiasaan membeli buku bajakan. marilah kita lawan para pembajak dengan tidak membeli buku-buku mereka. Pembajakan buku akan selalu ada selama masih ada yang mencarinya, masih ada yang membelinya. Maka, tanamkan dalam hati dan pikiran untuk menjauhi buku bajakan. Jangan bangga dengan buku bajakan yang kita beli. Jangan bangga dengan banyaknya buku di rak buku kita jika masih membeli buku bajakan. Satu saja buku bajakan yang bertengger di rak buku, sama saja dengan nila setitik rusak susu sebelanga, dalam artian jangan sampai orang jadi ilfil sama kita karena kedapatan membeli buku bajakan.

Rak buku kita akan terlihat keren tanpa buku bajakan di dalamnya. Kita juga akan lebih keren jika membaca dan membawa buku asli, bukan bajakan. Kekerenan kita otomatis anjlok jika menenteng buku bajakan. Yuk, hentikan berbangga dengan buku bajakan!




No comments:

Post a Comment

Cara Memupuk Kegemaran Membaca Sejak Kecil Hingga Dewasa

  Sebelum kita membahas cara memupuk kegemaran membaca, mari kita flashback sedikit ke masa di mana kita berada di fase belajar membaca d...