pixabay.com |
Hai, teman-teman, kalian pernah beli buku bajakan? Atau malah sering dan menjadi kebiasaan?
Nah,
aku mau cerita nih, Tentang temanku yang bangga dengan buku bajakan yang
dia beli. Jadi, aku punya teman yang ngekos di Jakarta Timur. Suatu hari aku berkunjung
ke kosan temanku itu. Nah, aku lihat banyak buku yang tersusun di sudut kamarnya,
lalu aku tertarik untuk melihat koleksinya.
“Wah,
ada buku apa aja, nih?” tanyaku antusias.
“Lihat
aja. Ada macem-macem, kok,” balasnya.
Langsung
saja aku beralih ke tumpukan buku itu. Heem… koleksinya lumayan bagus-bagus.
Aku ambil satu kemudian kulihat isi bukunya. Tiba-tiba temanku itu berkata,
“Itu murah, lho, harganya. Aku beli di Senen, banyak buku bagus dan murah-murah
di sana. Itu aja aku beli cuma 20 ribu. Kalau beli buku di sana aja. Aku aja
pengen beli lagi. Nanti deh, kalau sempat aku ajak kamu ke sana.”
Mendengar
harga murah itu, aku otomatis tergiur, siapa yang tidak tertarik dengan buku
murah. Akan tetapi, begitu aku mengamati buku itu lebih dalam, aku sadar itu
adalah buku bajakan. No, thanks!
Semurah apa pun harganya kalau itu buku bajakan, tidak akan pernah aku beli.
Seketika
itu aku jadi ilfil sama temanku itu. Dalam hati, aku berkata, “Duh, ini mah
buku bajakan. Kok, mau sih, beli buku bajakan? Dia gak tau apa, kalau ini buku
bajakan? Kok, bangga sih beli buku bajakan?” Aku hanya menahan sedih dan rasa
miris itu dalam hati. Itulah kelemahanku, tidak bisa mengungkapkan isi hati
secara gamblang, bahkan menegur pun aku tak kuasa. Maafkan aku 😒
Sebagai
pecinta buku, aku sangat tergiur dengan harga buku yang murah, tapi tentu saja
tidak dengan membeli buku bajakan. Kuakui memang harga buku sekarang mahal. Aku
pun hanya bisa gigit jari kalau mampir ke toko buku, karena isi dompet tidak
memadai untuk membawa buku-buku keren itu pulang. Akan tetapi, bukan berarti
kita tidak bisa mendapatkan buku bagus dengan harga murah. Saat ini banyak
penerbit atau toko buku yang sering mengadakan bazar buku murah dengan diskon
besar-besaran. Salah satu penerbit yang sering mengadakan bazar buku adalah
Mizan.
Mizan dengan OOTB-nya alias Out Of The Boox
hadir setiap tahun di berbagai daerah. Kita bisa mendapatkan buku asli dengan harga terjangkau tanpa menguras isi dompet. Bahkan jika beruntung
kita akan mendapatkan buku incaran yang harganya masih mahal. Let’s say harga aslinya mencapai ratusan
ribu, seperti buku “Dunia Sophie”, di OOTB akan ada kejutan-kejutan rahasia
yang bisa membuat kamu mendapatkan buku itu dengan harga di bawah 50 ribu.
Percaya, nggak? Percaya dong, hehe. Kenapa harus percaya? Ya, karena aku
mengalaminya sendiri. Aku bisa membeli buku “Dunia Sophie” hanya dengan
mengeluarkan uang 30 ribu saja. How
amazing! Buku dijamin asli, kualitas bagus plus harga murah pula, siapa
yang nolak, ya, kan? 😀
OOTB Desember 2018 |
hasil berburu di OOTB |
Selain
OOTB, sering banget ada event bazar buku dari berbagai penerbit dan toko buku
lainnya. hampir setiap bulan selalu ada. Pokoknya kita akan dimanjakan dengan
buku-buku bagus berkualitas dan murah. Sering-sering saja pantengin medsosnya
Mizan dan kawan-kawan.
Pengalaman
lain terkait buku bajakan tidak hanya kisah di atas. Jadi, waktu itu aku sedang
menghadiri peluncuran buku baru seorang penulis terkenal, dia adalah Asma
Nadia. Begitu sampai di sesi book signing
semua peserta yang ingin bukunya ditandatangani segera antri membentuk barisan
panjang. Banyak penggemar Asma Nadia yang membawa koleksi buku karangan beliau ke
acara tersebut untuk ditandatangani. Begitu sampai pada seseorang yang berada
di dekatku, aku mendengar Bunda Asma – begitu beliau sering disapa – berkata,
“Wah,
ini buku bajakan, nih.”
“Maaf,
bun, saya tidak tahu. Saya belinya di toko online. Saya tidak tahu kalau itu
bajakan,” ujar si empunya buku dengan raut kecewa.
“Iya,
gak masalah. Gak apa-apa kalau kamu gak tahu. Tapi saya tidak mau menandatangani
buku bajakan, ya. Lain kali hati-hati kalau beli buku di online,” ungkap bunda
Asma.
Mendengar
itu aku cukup terkejut, ternyata seorang penulis tahu bahwa itu buku bajakan,
padahal ia menandatangani begitu banyak buku. Ya, itu bukanlah hal yang aneh.
Seorang penulis pastilah dapat membedakan mana buku asli atau palsu, apalagi
penulis besar sekaliber Asma Nadia.
Jauh-jauh
deh dari membeli buku bajakan. Apa bagusnya buku bajakan? Walaupun harga murah,
tapi kita membeli sesuatu yang murahan, karena buku bajakan kualitasnya sudah
pasti jelek. Selain kualitas yang jauh di bawah standar, membeli buku bajakan
sama saja kita tidak menghargai hasil karya literasi, kita tidak menghargai
hasil pemikiran para penulis yang sesungguhnya amat berharga. Bagi pembajak
buku sendiri, sama sekali tidak bisa dibenarkan apa pun alasannya. Pembajakan
buku merupakan perbuatan yang tidak terpuji dan sudah semestinya mendapat
hukuman agar jera.
Membeli
atau memproduksi buku bajakan tidak hanya merugikan penulis, tapi lebih dari
itu. Ada banyak pihak yang dirugikan, karena sebuah buku merupakan hasil kerja
sama antara penulis, penerbit, editor, illustrator, penerjemah, distributor dan
pihak lain yang berkaitan dengan alur pemrosesan buku. Jadi, apakah kita tega
merugikan banyak orang hanya demi sebuah buku murah?
Tahukah
kalian proses sebuah buku itu tercipta? Kita sebagai penikmat buku begitu dimanjakan
dengan cerita-cerita menarik serta ilmu-ilmu yang disajikan oleh sebuah buku,
tapi kita tidak tahu betapa penulis itu butuh pengorbanan yang tidak mudah
untuk menuliskan sebuah karya.
Seorang
Tere Liye harus menghabiskan waktu satu tahun untuk riset salah satu novelnya.
Sedangkan Gol A Gong, penulis dengan satu tangan yang berasal dari Serang,
Banten, harus melakukan perjalanan ke Bandung juga dalam rangka riset untuk
novelnya. Semua itu dilakukan demi menghasilkan sebuah karya yang tidak
sembarangan. Dan untuk menghasilkan sebuah buku yang bagus, penulis harus rela
mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan tentu saja uang.
Belum
lagi proses di penerbit, distributor hingga sampai di tangan kita, itu semua
merupakan proses panjang dan kerja sama dari banyak pihak yang menggantungkan
hidupnya di dunia perbukuan. Semua itu mereka lakukan demi negeri kita
tercinta, demi anak bangsa yang haus akan buku berkualitas dengan isi yang
membawa manfaat dan tentunya demi tercapainya peningkatan literasi bagi seluruh
rakyat Indonesia. Dan jika ada yang membajak buku-buku itu, bahkan kita membali
buku bajakan tersebut, maka yang dikhawatirkan adalah kita telah memutus
rangkaian dunia perbukuan yang pada akhirnya tidak ada lagi buku-buku bagus,
penulis pun punah dan kecerdasan literasi melalui baca tulis tidak lagi eksis
di negeri ini.
Sebelum
itu semua terjadi, marilah kita sudahi kebiasaan membeli buku bajakan. marilah
kita lawan para pembajak dengan tidak membeli buku-buku mereka. Pembajakan buku
akan selalu ada selama masih ada yang mencarinya, masih ada yang membelinya.
Maka, tanamkan dalam hati dan pikiran untuk menjauhi buku bajakan. Jangan
bangga dengan buku bajakan yang kita beli. Jangan bangga dengan banyaknya buku
di rak buku kita jika masih membeli buku bajakan. Satu saja buku bajakan yang
bertengger di rak buku, sama saja dengan nila setitik rusak susu sebelanga,
dalam artian jangan sampai orang jadi ilfil sama kita karena kedapatan membeli
buku bajakan.
Rak
buku kita akan terlihat keren tanpa buku bajakan di dalamnya. Kita juga akan
lebih keren jika membaca dan membawa buku asli, bukan bajakan. Kekerenan kita
otomatis anjlok jika menenteng buku bajakan. Yuk, hentikan berbangga dengan
buku bajakan!
No comments:
Post a Comment