Tuesday 25 June 2019

Adab Bergaul Antara Laki-laki dan Perempuan yang Mulai Terkikis



Islam mengatur pergaulan antara laki-laki dan perempuan, khususnya yang disebut ikhwan dan akhawat. Dulu kita tahu aturan-aturan itu, tapi seiring perkembangan zaman semua mulai lupa. Mungkin dulu kita mengamalkan aturan-aturan tersebut, tapi sekarang mulai terkikis. Dulu kita perhatian dengan aturan-aturan tersebut, tapi dengan perubahan zaman yang semakin modern kita mulai abai. 


Beberapa hal yang saya tahu sejak dulu mengenai adab bergaul ikhwan dan akhwat, sebagai berikut:

1. Ikhwan dan akhawat yang bukan mahram tidak boleh bersentuhan, misalnya berjabat tangan atau salaman apalagi lebih dari itu. Cukup merapatkan kedua telapak tangan di depan dada untuk menggantikan berjabat tangan. Tapi sayangnya, zaman telah berubah, tidak sedikit ikhwan dan akhwat yang masih bersentuhan saat bersalaman padahal mereka bukan mahram. Tidak hanya bersalaman, kadang ada juga akhwat yang terlalu lincah sehingga tidak segan-segan menepuk bahu si ikhwan tanpa malu-malu saat berinteraksi. Ah, jangan-jangan saya juga masih seperti itu? Mungkin juga saya pernah tanpa sadar bersentuhan dengan laki-laki. Astagfirullah. Meskipun belum sempurna, saya selalu berusaha mengingat aturan Allah yang satu ini untuk saya terapkan dalam aktivitas interaksi dengan lawan jenis.


    2. Tundukan pandangan. Untuk yang satu ini mungkin agak susah ya. Mungkin kalau bertemu di jalan dengan orang yang tidak dikenal, kita bisa saja dengan mudah menundukkan pandangan. Tapi lain halnya jika kita mengenal orang tersebut, bahkan satu komunitas mungkin atau tetangga di rumah. Sepertinya agak sulit untuk tidak berpandangan saat bertemu atau saat sedang berbincang. Biasanya saya berusaha untuk tidak memandang ke arah mata lawan bicara, saya akan menatap ke kening, hidung atau dagu orang itu. Sesekali melihat ke arah mata tapi hanya hitungan detik saja agar tidak ada rasa terabaikan saat berbicara dengan lawan jenis. Semoga Allah ampuni kekhilafan kita.
 
    3. Berdua-duaan. Ikhwan dan akhawat yang bukan mahram dilarang berduaan di suatu tempat, meskipun dalam keramaian hendaknya hindari untuk berduaan. Sekali lagi sayangnya, zaman yang telah berubah ini membuat mereka tidak malu-malu untuk berduaan. Ada yang jalan bareng, nonton bareng, makan bareng bahkan foto bareng, padahal mereka bukan mahram. Apapun dalihnya, misalnya teman dekat, kerabat, sahabat, apapun itu selama bukan mahram hindarilah berdua-duaan.

Mungkin masih ada beberapa poin adab bergaul antara lawan jenis lainnya, tapi yang saya tulis di sini hanya garis besarnya saja. Saya merasa miris ketika melihat beberapa teman akhawat yang masih terbuai oleh interaksi dengan lawan jenis hingga melupakan adab-adabnya. Saya tidak mengatakan saya sudah sempurna menjalani aturan-aturan tersebut. Mungkin saja tanpa saya sadari, saya masih melakukan hal-hal yang dilarang di atas. Semoga Allah jaga kita semua dan mengampuni kekhilafan ini.

Yang pasti kita sebagai perempuan harus selalu waspada dan berusaha untuk selalu mengamalkan aturan yang Allah buat itu dengan sebaik-baiknya. Karena perempuan itu banyak fitnahnya, apapun yang dilakukan oleh perempuan terutama yang berkaitan dengan interaksi lawan jenis pasti akan menimbulkan fitnah, bahkan fitnah perempuan itu lebih berbahaya daripada fitnah dunia lainnya. Maka, sangat penting menjaga adab-adab bergaul jangan sampai menimbulkan fitnah dari orang lain.

Sesungguhyna tulisan ini tiada lain merupakan pengingat untuk diri saya sendiri, agar lebih memperhatikan adab bergaul dengan lawan jenis yang sesuai dengan perintah Allah subhanahu wata'ala. Semoga saya dan teman-teman akhawat semua bisa menjaga adab bergaul dengan lawan jenis dengan sebaik-baiknya, serta saling mengingatkan di antara kita jika ada kekhilafan yang terjadi. Aamiin.
    

No comments:

Post a Comment

Kumpulan Cerita Menghibur dan Sarat Makna dari Penulis Cilik

  Judul: Papa Idamanku Penulis: Farah Hasanah K. Dinda Rahmadhani, dkk. Penerbit: Indiva Media Kreasi Tebal: 143 halaman Harga: Rp...