Wednesday 13 July 2016

Apa Kabar Sampah Pelastik?



Pertama kali mendengar ada program pelastik berbayar beberapa bulan lalu, aku begitu semangat dan sangat mendukung. Tapi terbesit juga rasa kecewa, mengapa harga pelastik belanja di supermarket hanya dikenakan harga 200 rupiah. Itu harga yang menurutku tidak ada pengaruhnya sama sekali bagi masyarakat. Harga segitu terlalu murah sehingga masyarakat tidak keberatan kehilangan uang seharga dua buah permen. Mengapa harga tidak diaptok sedikit lebih tinggi? 500 atau 1000 rupiah misalnya. Dengan harga sebesar itu, masyarakat akan pikir panjang untuk membayar sebuah pelastik ketika berbelanja. Jadi, tujuan pemerintah dalam mengurangi sampah pelastik pun ada sedikit titik cerah.


For your info, sampah pelastik membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai dalam tanah. Bahaya sampah pelastik juga dapat mengganggu habitat laut. Laut akan tercemar dan binatang yang hidup di dalamnya pun akan terkena dampak negatifnya. Sedih sekali rasanya mengetahui hal itu dan kita tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengatasi hal tersebut. Nah, begitu pemerintah mencanangkan program pelastik berbayar, setidaknya ada sedikit titik terang dalam menanggulangi sampah pelastik, walau memang belum sempurna. Sebagai warga negara yang baik sudah seharusnya kita ikut menyukseskan program tersebut.

Seolah menerima hantaman yang begitu keras dan bertubi-tubi, jatuh ke dalam jurang yang sangat dalam, semua yang aku tulis di atas menguap, hilang, sirna di telan bumi dan tak akan pernah kembali. Apa pasal?

Belum lama aku menerima kabar bahwa program pelastik berbayar kini sudah dihapus alias kembali digratiskan. Adanya pelastik berbayar saja masyarakat tidak teralu aware dengan isu sampah pelastik, apalagi tidak ada? Aku mengambil kesimpulan pemerintah tidak serius, tidak konsisten dalam mengurangi dampak negatif sampah pelastik (maaf jika kesimpulan ini tidak tepat).

Baiklah. Suka tidak suka, terima tidak terima, semuanya telah terjadi, keputusan telah ditetapkan. Meski begitu bukan berarti kita melupakan atau tidak lagi peduli dengan kerusakan lingkungan yang semakin hari semakin meningkat. Ada atau tidak ada program pelastik berbayar, sebagai manusia yang menghuni bumi ini, menikmati hasilnya, hidup tenang di atasnya, sudah seharusnya kita lebih peduli, menjaga, memelihara dan merawat bumi yang sudah semakin tua ini. Ya, salah satu caranya dengan mengurangi sampah pelastik. Gunakan tas kain sendiri setiap berbelanja ke supermarket atau ke pasar tradisional. Jangan menerima tawaran pelastik dari kasir atau pedagang lain.

Kesadaran itu datang dari diri sendiri. Bila kita peduli kelestarian lingkungan, berpikir panjang ke depan demi mewariskan bumi yang indah untuk generasi mendatang, insyaa Allah kita tetap akan melakukan aksi-aksi penyelamatan lingkungan meski tanpa program pemerintah.   

Mari gaungkan aksi penyelamatan lingkungan pada semua orang di Indonesia, hingga ke seluruh dunia!

2 comments:

  1. Lho dihapuskan ya? Aku kira si indom*ret nggak ngikutin peraturan. Soalnya aku sering sih beli di sana tanpa ditanyain "pakai plastik?" lagi. Waktu minta pun nggak dikenai charge tambahan. Tapi, sebelum lebaran sih belanja baju di toko2 besar masih dikenakan charge sih. Kalau mau benar2 ngaruh sih harusnya Rp 5 ribu aja mba hehe. Pasti mikir banget. Tapi, alhamdulillah mamaku jadi terbiasa bawa tas sendiri tiap belanja kemana-mana (kecuali baju ya). Semoga meski chargenya kecil tetap berpengaruh ke banyak orang :'

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya sudah dihapus. Klo gak salah sejak 1 Juni 2016. Memang ada bbrp minimarket yg sudah menggratiskan, ada jg yg "nakal" tetap menarik harga.

      Wow! 5000? Itu mah gak usah pake mikir lagi. Langsung aja say NO :D

      Wah, keren mamanya. Semoga tetap konsisten dalam mengurangi sampah pelastik :)

      Delete

Kumpulan Cerita Menghibur dan Sarat Makna dari Penulis Cilik

  Judul: Papa Idamanku Penulis: Farah Hasanah K. Dinda Rahmadhani, dkk. Penerbit: Indiva Media Kreasi Tebal: 143 halaman Harga: Rp...