Friday 17 October 2014

When In Jogja (2): Enjoy Jogja

Yang belum baca "When In Jogja (part 1)" baca disini ya http://nulisajayuk.blogspot.com/2014/10/when-in-jogja.html

Day 1 in Jogja

Kereta sampai di stasiun Yogyakarta pukul 5 pagi. Aku langsung menuju masjid untuk menunaikan sholat subuh terlebih dahulu. Sedangkan kakakku yang menggunakan bus belum tiba di Jogja. Akhirnya aku menunggu sebentar di stasiun. Tiba-tiba kakakku telpon, dan dia mengatakan bahwa ada temannya yang menjemputku di stasiun. Aku mencari-cari orang yang dimaksud keliling stasiun tapi tak kunjung menemukannya. Akhirnya aku berhenti mencari dan duduk saja di dekat pintu keluar sambil melihat-lihat interior stasiun Jogjakarta yang bagus dan sangat menarik. Pengunjung stasiun masih sepi pagi itu, tidak banyak orang yang lalu lalang. Dan sepertinya aku melihat orang yang kelihatannya sedang mencari-cari seseorang. Aku ragu apakah orang itu yang diutus untuk menjemputku atau bukan, hehe. Dari cirri-ciri yang disebutkan kakakku, sepertinya dia adalah orangnya. AKu beranikan diri untuk bertanya, dan Alhamdulillah ternyata benar dia adalah teman kakakku namanya Pak Idris yang tinggal di Jogja dan akan menemani kami selama berlibur di Kota ini.


Tujuan kami pagi itu adalah mencari sarapan, Pak Idris tau saja kalau aku memang sudah lapar sekali, hehe. Akhirnya kami tiba disalah satu rumah makan, dan Pak Idris memesankan semangkuk soto dan sepiring nasi. Tanpa menunggu lagi langsung saja aku santap  sarapan pertamaku di kota Jogja. Eehm…sotonya enak sekali, aku menyantapnya dengan lahap.

Sepertinya kakakku masih lama diperjalanan. Dan Pak Idris membawaku menuju rumahnya untuk beristirahat sejenak. Aku disambut oleh istrinya yang ramah. Bersantai sejenak dirumah Pak Idris sambil membayangkan pertemuan dengan kakakku dan keluarganya nanti. Sudah tidak sabar rasanya untuk bertemu mereka, tapi juga aku cemas memikirkan apa yang akan aku katakana, bagaimana pertemuan kami nanti.

Tak lama kemudian Pak Idris memberitahuku bahwa kakakku akan segera tiba di terminal dan kami akan menjemputnya kesana. Perasaanku tidak menentu saat itu, senang, deg-degan, bingung semua jadi satu.dan kami berangkat menuju terminal. Sampai di terminal ternyata kakakku sudah tiba lebih dulu dan menunggu kami disebuah warung makan. Begitu ku baru saja turun dari mobil, hampir saja aku terjatuh, karena tiba-tiba ada seseorang yang menabrak dan langsung memelukku, syukurlah ternyata itu adalah kakakku, hehe. Kami berpelukan lama sekali, padahal aku belum sempat melihat wajah kakakku itu. Tanpa terasa akupun meneskan air mata, sedih, haru dan bahagia rasanya bisa bertemu dengan seorang kakak yang selama ini saya rindukan. Allah telah menakdirkan kami untuk hidup berpisah dan jauh sekali. Dan hari ini Allah juga telah mempertemukan kami disini, di kota Jogja. Hari itupun menjadi hari bersejarah untuk kami dan kota Jogja adalah saksi sejarah pertemuan seorang adik dan kakak yang sudah terpisah belasan tahun lamanya.

Setelah ngobrol-ngobrol sebentar dengan kakak, kakak ipar dan dua orang ponakan yang cantik dan lucu, kami segera menuju penginapan yang telah dipesan sebelumnya oleh kakakku. Kami menginap disebuah penginapan yang cukup luas dan asri, ada taman dan banyak tumbuh-tumbuhan disana membuat suasana semakin nyaman dan sejuk.

Kami menuju kamar masing-masing untuk mandi dan beristirahat sebentar setelah menempuh perjalanan yang sangat melelahkan. Sore hari setelah istirahat kami memulai perjalanan liburan kami ke alun-alun kota Jogja yang terkenal dengan dua pohon besar ditengah-tengah alun-alun. Konon dari cerita yang tersebar di masyarakat, bagi siapa saja yang bisa melewati jalan diantara dua pohon besar itu dengan lurus dan mata tertutup, berarti dia memiliki hati yang lurus. Benar saja banyak sekali orang-orang disekitar pohon itu untuk membuktikan hati mereka lurus atau tidak. Itu hanyalah mitos yang berkembang dimasyarakat. Ada yang mempercayainya ada juga yang tidak memedulikannya. Aku sendiri memang tidak mencobanya karena memang tidak tertarik.

Menikmati malam lesehan di alun-alun

Sore itu di alun-alun indah sekali, cuaca cerah, angin berhembus sejuk. Disekeliling alun-alun banyak penjual makanan dan minuman lesehan. Pengunjung dapat menikmati sore dengan duduk-duduk dibawah sambil minum wedang dan menikmati jagung bakar. Disana juga banyak terdapat sepeda hias yang disewakan untuk para pengunjung keliling alun-alun. Sepeda ini bukan sepeda biasa, sepeda yang sudah dimodifikasi menjadi sebuah kereta mini yang dapat memuat empat sampai lima orang, dan dilengkapi hiasan lampu-lampu warna-warni yang akan semakin indah dilihat pada malam hari. Tentu saja kami semua mencoba dan menaiki sepeda hias itu dan pastinya tidak lupa untuk mengabadikannya. Sore yang begitu menyenangkan seolah tidak ingin semuanya berlalu. Hari yang rileks, refreshing, dan melupakan sejenak hiruk pikuk kota Jakarta. Sayang sekali kami tidak bisa menikmatinya bersama adik kami yang gagal ikut liburan ke Jogja.

Sepeda hias semakin cantik dimalam hari
 
Dari Candi Ke Candi

Esoknya kami sudah merencanakan untuk mengunjungi candi Borobudur di Magelang bersama Pak Idris yang selalu siap mengantar kami kemanapun selama berlibur dikotanya. Dalam perjalanan menuju candi Borobudur, kami melihat sisa-sisa erupsi gunung Merapi yang terjadi beberapa waktu lalu. Semua terlihat jelas, sisa-sisa bangunan yang runtuh, bebatuan yang berserakan disepanjang jalan. Kami sempat berhenti dan turun dari mobil untuk mengabadikan gambar sisa-sisa erupsi Gunung Merapi tersebut.

Tiba di candi Borobudur kami segera menuju ke loket pembelian tiket dan langsung masuk menuju candi. Setiap pengunjung diwajibkan menggunakan kain khusus yang telah disiapkan oleh pengelola candi Borobudur. Ramai sekali hari itu begitu banyak pengunjung baik wisatawan domestic maupun wisatawan internasional. Cuaca pada hari itu sangat panas, sehingga banyak ibu-ibu yang menjajakan payung untuk disewakan kepada para pengunjug yang tidak ingin kepanasan diatas candi nanti.


Pertama kali melihat candi Borobudur aku sangat terkesan sekali. Begitu megah, gagah dan indahnya. Menaiki tangga menuju puncak candi sangat melelahkan dicuaca yang terik seperti ini, tapi kami tetap semangat untuk mencapai puncak bersama para wisatawan lain. Begitu sampai dipuncak terbayar semua kelelahan kami. Dari puncak semuanya terlihat indah sekali, kota Magelang yang indah disekeliling candi Borobudur. Dari sana juga terlihat gunung Merapi yang berdiri gagah diujung sana. Kami banyak mengabadikan gambar disini tidak ada sudut yang luput dari kamera kami (narsis banget ya…hehe).

Dari candi Borobudur kami menuju lokasi berikutnya yaitu gunung Merapi yang tadi kami lihat dari puncak candi. Perjalanan menuju gunung Merapi memerlukan waktu kurang lebih sekitar satu jam. Rupanya disekitar gunung Merapi sedang dilakukan pembangunan kembali akibat dari erupsi gunung Merapi. Pembangunan masih belum rampung, masih banyak yang membutuhkan sentuhan pemerintah untuk menyelesaikan semuanya kembali seperti semula.


Sampai ke lokasi Gunung Merapi, kami menikmati keindahan sore walaupun masih banyak renovasi disekitar Merapi. Namun tidak mengurangi keindahan Gunung Merapi yang memesona setiap mata siapa saja yang memandang. Hari mulai gelap, kamipun segera begegas pulang menuju penginapan. Betapa hari ini sangat indah, menyenangkan dan melelahkan. Saatnya instirahat dan menyiapkan energy untuk hari esok yang akan kami lalui di lokasi wisata lainnya.

----
Pagi menjelang menyambut hari berikutnya di Kota Jogja. Destinasi kami hari ini adalah candi Prambanan. Candi Prambanan tidak kalah indah dengan Candi Borobudur. Namun sebelum kami menuju Candi Prambanan, paket wisata disana membawa kami berkunjung ke Candi Ratu Boko terlebih dahulu. Perjalanan menuju Candi ini kami lakukan dengan dengan mengunakan mobil yang sudah disediakan oleh pihak pengelola candi Prambanan. Selama perjalanan, kami disuguhi pemandangan sawah yang luas, pepohonan yang berjajar disepanjang jalan, semua begitu indah membuat mata tak mau berkedip sedetikpun. Tidak pula luput dari mulut ini memuji ciptaan-Nya yang begitu tak tertandingi.

Prambanan dari kejauhan

Candi Ratu Boko
Satu lagi tempat yang membuat aku begitu tersihir oleh keindahannya, Candi Ratu Boko. Candi ini memiliki lahan yang sangat luas yang harus kami lalui dengan berjalan kaki sebelum sampai di Candi utama. Dari jauh keindahan Candi Ratu Boko sudah menyambut kami untuk segera mendekat padanya. Konon candi ini adalah tempat para permaisuri pada zaman kerajaan dulu untuk mandi. Begitulah informasi yang aku dapatkan sedikit tentang candi ini. Pengunjung candi tidak banyak, kami pikir kamilah pengunjung pertama sebab tidak ada seorangpun selain rombongan kami yang tiba disini seolah candi milik pribadi, hehe.. Kami jadi leluasa untuk berfoto-foto. Selesai di Candi Ratu Boko yang memesona, kami segera menuju candi Prambanan tujuan utama kami. Kembali kami disuguhi pemandangan yang menyejukkan mata menuju candi Prambanan. Berbeda dengan Candi Ratu Boko, Candi Prambanan ini sangat ramai oleh pedagang maupun wisatawan. 

Ini bukan akhir cerita perjalananku ke Jogja. Masih bersambung ya, hehe...

No comments:

Post a Comment

Kumpulan Cerita Menghibur dan Sarat Makna dari Penulis Cilik

  Judul: Papa Idamanku Penulis: Farah Hasanah K. Dinda Rahmadhani, dkk. Penerbit: Indiva Media Kreasi Tebal: 143 halaman Harga: Rp...