Monday 1 September 2014

Curi Dengar Alias "Nguping"






Kalau naik kendaraan umum suka curi-curi dengar pembicaraan orang lain. kadang ada orang yang cerita seru banget sampai tertawa cekikikan, sehingga agak menggangu penumpang lainnya. Berbagai macam topic yang aku dengar dari pembicaraan mereka, mulai dari masalah pribadi, keluarga, teman, sahabat, pacar, sampai masalah pekerjaan yang tak kunjung selesai. Kadang suka senyum-senyum sendiri kalau mendengar cerita-cerita para panumpang di angkot. Kalau mereka sedang bercerita sesuatu yang lucu, biasanya aku jadi ikut ketawa juga, tapi ketawanya ngumpet-ngumpet atau senyum-senyum aja sendiri, agak ga enak juga kalau mereka tau aku ikut tertawa karena mendengar obrolan mereka. Tapi kalaupun mereka tau aku ikut tersenyum, mereka hanya akan membalas dengan senyuman juga, atau ada juga yang berkata “Eh, mba nya ikut ketawa.” 


Biasanya kalau aku naik kendaraan umum bersama dengan teman-teman atau siapa pun itu, jadi ada teman yang diajak ngobrol untuk mengisi waktu selama dalam perjalanan, apalagi di kota Jakarta yang sangat macet ini, dengan mengobrol jadi tidak begitu terasa lamanya kemacetan. Tapi kalau aku cuma sendirian, ya sudah akhirnya hanya bisa diam dan mendengarkan orang lain saja yang asik ngobrol. Tapi aku lebih sering mengisi waktu selama dalam perjalanan dengan membaca buku atau majalah yang aku bawa.


Ada kejadian lucu di bus TransJakarta yang aku naiki beberapa hari lalu. Jadi waktu itu aku naik TJ kearah PGC, dan pada saat aku naik, bus itu dalam keadaan penuh penumpangnya. Tidak ada kursi kosong, dan akhirnya aku pun berdiri. Nah, dibelakangku kudengar ada orang yang sedang asik berbicara. Karen aku menghadap ke jendela, dan dibelakangku juga banyak orang-orang yang berdiri, jadi aku tidak bisa melihat orang yang sedang asik berbicara itu. Pada awalnya aku tidak terlalu menyimak apa yang sedang dibicarakan wanita itu, aku cuek saja. Aku berfikir pasti dia sedang ngobrol dengan teman seperjalanannya. tapi lama kelamaan setelah aku benar-benar menyimak apa yang sedang dibicarakannya, aku sadar kalau pambicaraannya itu ngaco, ga nyambung dan tidak ada lawan bicaranya, alias dia bicara sendiri. Karena suara wanita itu besar, aku yakin semua penumpang mendengar apa yang dia bicarakan.


Wanita itu bicara sendiri tanpa ada yang merespon. Topik yang dia bicarakan bermacam-macam, dan bahasa yang digunakan adalah bahasa anak-anak. yang sempat aku dengar saat itu dia sedang membicarakan nilai di sekolah disaat ujian. Dia membicarakannya seolah-olah dia memang anak SD yang sedang ulangan di sekolahnya, mulai dari nilainya yang bagus dan nilai teman-temannya yang tidak seberuntung dia. Dia bicara tiada henti, terus dan terus bicara walaupun tidak ada yang merespon. Kadang dia berhenti sejenak, aku pikir dia akan berhenti bicara seterusnya, ternyata dia masih melanjutkan ceritanya itu. Selain membahas tentang nilainya di sekolah dia membicarakan masalah agama. Aku lupa materi agama yang dia bicarakan. Dalam hati aku tertawa dan heran, kenapa orang itu bicara sendiri. Aku sempatkan untuk menengok kebelakang untuk melihat wajah wanita itu, dia adalah wanita dewasa berambut sebahu yang berusia sekitar duapuluhan. Dan aku lihat dia memang bicara sendiri, karena orang yang duduk disebelahnya sedang tertidur, entahlah dia tertidur sungguhan atau hanya pura-pura tidur saja untuk menghindari wanita disebelahnya mengajak dia mengobrol.


Aku agak penasaran juga dengan apa yang terjadi dengan wanita itu karena aku tidak naik bus dari awal. Akhirnya aku mencoba bertanya pada dua orang wanita yang duduk di kursi dihadapanku yang sudah menaiki bus lebih dulu. Aku bertanya “mba, orang itu kenapa? Koq ngomong sendiri?”, salah satu dari mereka menjawab “dari tadi mba itu ngomong sendiri, tadi ada orang yang duduk disebelahnya sampe pindah ga tahan.” Akupun tetawa mendengar jawaban mba itu. Dalam hati aku berpikir mungkin dia sedang stress, hehe.
Dan wanita itu pun masih terus berbicara sampai dia turun dari bus. Agak lega juga setelah dia turun, karena tidak ada lagi suara nyaring tidak jelas seperti tadi. Ada-ada saja ya orang yang seperti itu. Kasihan, apa yang terjadi dengan dia ya? Apa dia punya masalah berat sampai-sampai membuatnya stress atau ada kelainan dengan dirinya, entah penyakit misalnya? Yah sudahlah tak usah dipusingkan. Dan akhirnya akupun duduk dengan tenang sampai tujuan. 


Kehidupan di kota-kota besar seperti Jakarta ini yang serba susah, kemiskinan dimana-mana, pengangguran merajalela, harga bahan-bahan pokok yang melambung tinggi, keluarga yang tidak harmonis, pekerjaan yang cukup melelahkan, dll, menjadi pemicu banyaknya orang-orang yang stress. Hal itu bisa terjadi dengan siapa saja, jika kita tidak cukup kuat menghadapinya dan lemah iman. Jangankan orang miskin yang seba kekurangan, orang kaya yang berlimpah harta pun bisa mengalaminya. 


Oleh karena itu sangatlah penting untuk selalu mengingat Allah dalam kehidupan kita dimanapun, kapanpun. Sesulit apapun hidup yang sedang kita alami, hendaknya selalu dekat dan berkomunkasi dengan Sang Pencipta yang menggenggam kehidupan kita. Bagaimana cara kita berdekatan denganNya? Yaitu dengan cara meningkatkan ibadah kita. Sholat tepat waktu, baca al-qur’an, dzikir setiap saat, sedekah, biasakan sholat dhuha dan tahajud, dll. Insya Allah dengan selalu berdekatan denganNya, kita akan terjaga dari hal-hal buruk. Allah akan selalu melindungi kita dimanapun kita berada dan kita pun akan terhindar dari masalah yang berat yang dapat membuat kita stress. Kita dapat lebih bijak dalam menghadapi masalah yang datang jika selalu mengedepankan Allah swt.


“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS; Ar-Ra’d: 28).


“Maka ingatlah kepadaKu, akupun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepadaKu, dan janganlah kamu ingkar kepadaKu.” (QS: Al-Baqoroh: 152).

No comments:

Post a Comment

Kumpulan Cerita Menghibur dan Sarat Makna dari Penulis Cilik

  Judul: Papa Idamanku Penulis: Farah Hasanah K. Dinda Rahmadhani, dkk. Penerbit: Indiva Media Kreasi Tebal: 143 halaman Harga: Rp...