Friday 3 April 2015

Carut Marutnya Negeriku



Sebagai warga negara boleh kan kita berpendapat, mengungkapkan pikiran, ide, gagasan atau komentar? Maka izinkan saya untuk sedikit menuangkan pikiran yang mengganggu di kepala ini.

Saya cukup tergelitik untuk mengomentari kebijakan-kebijakan negeri ini yang saya rasa semakin carut-marut saja. Mulai dari harga BBM yang turun naik layaknya sebuah lift di mal, dunia pendidikan yang buku-buku pelajarannya sangat tidak mendidik, sampai yang baru-baru ini heboh yaitu pemblokiran situs-situs Islam, dan masih banyak kebijakan lain yang tidak kurangnya merugikan bangsa dan agama Islam.

Dalam tulisan ini saya hanya akan mengomentari poin ketiga saja yaitu pemblokiran situs Islam yang dilakukann oleh Kominfo atas perintah BNPT.


Mendengar berita itu saya sedih dan bertanya-tanya apa sebenarnya yang terjadi. Situs-situs Islam yang selama ini menginformasikan seputar ajaran Islam, kajian, ceramah dan ilmu-ilmu Islam lainnya yang berpengaruh sangat penting untuk masyarakat dalam menambah ilmu atau informasi seputar Islam, kok malah diblokir? Sedangkan situs-situs yang sudah sangat jelas merusak aqidah umat Islam seperti JIL dan Syi’ah tidak ada pemblokiran.

Setan apa yang merasuk ke dalam diri bapak-bapak yang terhormat itu sehingga melakukan hal yang ekstrim semacam ini?

Dari video wawancara di salah satu stasiun TV yang saya lihat, BNPT beralasan bahwa situs-situs Islam tersebut meresahkan masyarakat, sehingga masyarakat mengadu dan akhirnya dilakukan pemblokiran.

Saya jadi bertanya-tanya, siapa sih sebenarnya yang resah? Menurut saya, merekalah yang resah (orang-orang yang merasa terancam dengan Islam) karena mereka takut Islam berkembang dan bangkit di negeri ini. Parahnya ada salah satu pejabat partai yang berkuasa di negeri ini yang mengatakan bahwa situs Islam lebih berbahaya dari pada situs porno. Astaghfirullah, apa sih yang ada di pikirannya? Kok bisa-bisanya dia mengeluarkan statement yang parah macam itu? sadarkah dia ketika mengucapkannya? Atau dia sedang mengigau waktu itu?

Situs Islam justru menjadi rujukan yang cukup membantu masyarakat untuk memahami Islam lebih jauh. Minat baca buku masyarakat Indonesia cenderung lemah, mereka lebih memilih membaca berita atau info apapun melalui gadget. Oleh karena itu situs-situs Islam ini membantu mereka yang ingin tau perkembangan dunia Islam melalui gadget masing-masing. 

Jika situs-situ ini diblokir, lalu mereka akan mencari info seputar Islam dari mana? Yang terjadi malah mereka mencari situs alternatif lain yang sangat jauh dari nilai Islam. Dan itu hanya akan menambah kerusakan moral masyarakat kita saja. Apa ini yang diharapkan oleh pemerintah? 

Dari peristiwa ini saya tangkap bahwasannya ada oknum-oknum yang sedang berusaha menjauhkan pengaruh Islam dari negeri ini. saya jadi teringat kisah ulama besar asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi. Di zaman pemerintahan Mustafa Kemal, Turki dibentuk menjadi Republik Sekuler, yang kebijakannya berupa pelarangan segala sesuatu yang berbau Arab dan Islam. Bahasa Arab dilarang, azan tidak boleh dikumandangkan dalam Bahasa Arab, tulisan Arab diganti dengan tulisan latin, pakaian muslim dilarang. Mustafa Kemal berkiblat ke Eropa, segala gaya hidup masyarakat Turki yang telah ratusan tahun begitu sarat dengan Islam, diubahnya menjadi budaya Eropa.

Said Nursi kala itu mengatakan bahwa Islam adalah satu-satunya cara agar negara menjadi lebih maju dan sejahtera.  Dengan Islam negara akan menjadi lebh baik dalam segala hal, bukannya malah menjauhkan Islam yang akhirnya malah membuat Allah tidak ridho. Mustafa Kemal beranggapan bahwa Turki akan maju dengan ilmu pengetahuan dari barat sana. Padahal Islam dan ilmu pengetahuan itu dapat menyatu, kita dapat mempelajari Islam sekaligus mendalami ilmu pengetahuan modern.

Saya sempat membaca sebuah twit dari seorang yang cukup concern di dunia Islam dan politik. Dalam twit tersebut beliau mengibaratkan Islam sebagai obat sebuah penyakit. Ya, Indonesia ini sedang sakit maka Islam adalah obat yang mujarab untuk menyembuhkannya. Kalau obatnya saja disingkirkan, bagaimana bisa sembuh?


Ayolah bapak-bapak yang terhormat, bapak lebih pintar dari kami masyarakat awam yang bodoh. Bukalah pikiran bapak agar lebih peduli lagi terahadap nasib bangsa ini. Bangsa kita ini sudah semakin anjlok moralnya. Lihatlah generasi muda sekarang yang lebih senang dunia hiburan dan hura-hura. Akan jadi apa bangsa kita ke depan jika generasi mudanya dijauhkan dari Islam.

Terakhir saya sangat berharap pada pemuda-pemudi Indonesia untuk lebih aware sama dunia politik. Jangan cuek aja! Mengamati dunia politik bukan supaya kita menjadi politisi yang handal. Tapi setidaknya sedikit banyak generasi muda harus tau apa yang sedang terjadi di negerinya. Jangan cuma jadi follower. Jangan cuma jadi pendengar. Iya kalau yang difollow itu baik, kalau yang difollow malah menyesatkan dan menyengsarakan, gimana? Kita harus melawan, harus bergerak. Bukan dengan kekerasan atau semacamnya. Tapi dengan cara-cara yang baik dan bermoral. Kita bisa melawan ketidakadilan dengan tulisan misalnya, berkarya dan berprestasi di bidang masing-masing dan jangan terlena oleh kehidupan yang serba nyaman. 

Akhirnya saya menyadari apapun yang terjadi di negeri ini adalah kehendak-Nya. Dengan kondisi yang carut marut ini, Allah memberi kesempatan pada kita untuk menambah amal dengan terus mendakwahkan Islam yang damai, aman dan indah. Juga kesempatan kita untuk lebih memperkuat doa-doa untuk negeri ini agar diberikan keberkahan dan kemudahan dalam memperjuangkan agama-Nya. 

Mari sematkanlah Indonesia dalam setiap doa-doa kita. Karena doa adalah senjata terbaik yang dimiliki umat Islam.
   



2 comments:

  1. Nia.... Mantap euy! keren...!
    haruskah kita mendirikan negara baru? hewhew..:)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe,,negara baru ya? eehm...kira2 nama yg cocok untuk negara kita nanti apa ya? :D

      Happy writing ^^

      Delete

Kumpulan Cerita Menghibur dan Sarat Makna dari Penulis Cilik

  Judul: Papa Idamanku Penulis: Farah Hasanah K. Dinda Rahmadhani, dkk. Penerbit: Indiva Media Kreasi Tebal: 143 halaman Harga: Rp...